Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Perumahaan Rendah Emisi: Motor Ekonomi Sirkular

Yogyakarta jadi laboratorium hunian rendah emisi, ubah plastik jadi rumah ramah lingkungan dan dorong ekonomi sirkular lokal.

Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
Wilson Arafat (Enterprise ESG Risk Management Division Head, Bank BTN) 

Mengapa tidak diadopsi lebih luas di Yogya, kota yang dikenal dengan jejaring UMKM dan wirausaha mudanya?

Kampus-kampus unggulan seperti UGM dan UII memiliki potensi besar menjadi katalis riset dan inovasi material daur ulang berbasis limbah lokal, memadukan kekuatan sains, teknologi, dan kearifan lokal.

Kolaborasi lintas disiplin ini bisa melahirkan terobosan dalam pengelolaan sampah dan konstruksi berkelanjutan.

Inilah momentum bagi Yogyakarta untuk memimpin gerakan hijau akar rumput, mengubah plastik menjadi kemajuan: from plastic to progress.

Dari Rumah Menjadi Ekosistem

PRE bukan hanya soal rumah yang hemat energi. PRE adalah jantung dari ekonomi sirkular yang hidup dan berkelanjutan.

Setiap rumah yang dibangun dengan material daur ulang berarti menyerap tenaga kerja lokal, menghidupkan UMKM pengolah limbah, dan menciptakan nilai dari hal yang dulu dianggap tak berguna.

Bahkan, sektor properti secara nasional telah terbukti berdampak pada lebih dari 170 sektor ekonomi lain.

Satu rumah bisa melibatkan lima tenaga kerja langsung, dan 90% materialnya bisa bersumber dari masyarakat sekitar.

Bayangkan jika setiap rumah di Yogya yang dibangun pascapandemi menggunakan bahan daur ulang lokal, bukan hanya menciptakan hunian, tetapi juga ekosistem baru yang mandiri dan ramah lingkungan. 

Tantangan dan Solusi

Adopsi PRE memang belum meluas. Tantangannya bersifat klasik: biaya awal yang tinggi, pasokan material sirkular masih terbatas, serta belum adanya insentif yang mendorong pasar.

Namun, hambatan ini bukan alasan untuk berhenti bergerak. Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah memiliki peran strategis dalam menciptakan kebijakan insentif fiskal, seperti pengurangan pajak, subsidi bahan ramah lingkungan, atau pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bunga rendah bagi hunian berkelanjutan.

Sementara itu, kemitraan dengan lembaga keuangan lokal sangat penting untuk memperluas akses pembiayaan mikro bagi pelaku UMKM yang bergerak di bidang daur ulang dan produksi material ramah lingkungan.

Lebih dari itu, edukasi publik menjadi fondasi utama. Ketika konsumen memahami nilai dari rumah yang ramah lingkungan, maka permintaan terhadap hunian berkelanjutan akan tumbuh secara alami.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved