Tribunners / Citizen Journalism
Merdeka dengan Kaki Terbelenggu
Kebebasan bicara seakan dibungkam dengan menghilangnya para aktivis yang vokal menyuarakan ketidakadilan yang terjadi sekitarnya.
Editor:
Suut Amdani
Oleh Xavier Quentin Pranata, kolumnis dan penulis buku. Lahir di Blitar, Jawa Timur, pada 4 Juli 1960, dan telah menulis lebih dari 60 buku. Pendidikan terakhir S3 di Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia, Yogyakarta.
SESEORANG melihat seekor gajah sirkus raksasa di kandangnya di sebuah sirkus.
Dia melihat gajah jumbo itu terikat di sebuah tiang. Menariknya, rantai yang mengikat talinya kecil sekali.
Dia percaya dengan sekali sentak, rantai itu akan putus dan dia bisa melarikan diri dengan bebas.
Mengapa gajah perkasa itu tidak melarikan diri?
Jika saja dia bisa menoleh ke belakang, atau memiliki kemampuan menerawang masa lalu seperti Wednesday, dia akan melihat betapa mirisnya perilaku manusia terhadap gajah kecil.
Gajah yang diambil paksa dari induknya itu ditempatkan di sebuah kandang dengan rantai yang kuat di kakinya.
Baca juga: Bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80 Jadi Sorotan Internasional, Amnesty Sentil Pemerintah
Setiap kali dia ingin meloloskan diri, rasa sakit yang menyengat dirasakan kakinya.
Kakinya yang masih kecil dan lemah tidak bisa memutuskan rantai yang besar dan kuat.
Karena bertahun-tahun dia gagal memutuskan rantai itu, bahkan malah membuat kakinya terluka dan bengkak, tidak tidak lagi mencoba melepaskan diri.
Kapok adalah kata dalam bahasa Jawa yang cocok untuk mengambarkan dirinya. Bahasa kerennya, trauma.
Setelah bertahun-tahun, meskipun rantai—bahkan tali kecil—yang diikatkan di kakinya gampang sekali diputuskan dengan sekali sentak, tetapi pengalaman traumatis di masa lalu itu terus membelenggu.
Persis seperti percobaan di akuarium. Akuarium yang cukup besar dibagi dua dengan dipisahkan selembar kaca tembus pandang.
Di satu sisi diletakkan ikan barakuda, sedangkan di sisi lain ditaruh ikan sarden.
Setiap kali hendak mengejar dan menerkam ikan saraden itu, mulutnya terbentur kaca transparan itu.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ramaikan HUT RI, Warga Mener Karanganyar Gotong Royong Lukis Jalan Dusun |
![]() |
---|
Pendaki Bentangkan Bendera Merah Putih Raksasa di Puncak Gunung Andong |
![]() |
---|
VIRAL Bocah SD di Gowa Ketahuan Pungut Kue Sisa Pejabat, Endingnya Bikin Nangis Haru |
![]() |
---|
Besok Hari Terakhir Diskon Tambah Daya Listrik 50 Persen dari PLN |
![]() |
---|
Cerita Wanita di Pasuruan Pakai Gaun Sayuran saat Lomba HUT RI, Buat 1 Malam, Beli Sayur Rp150 Ribu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.