Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Mahasiswa Pertanian: Intelektual Penggerak Perubahan Bangsa

Ketersediaan pangan yang sehat, aman, dan berkelanjutan merupakan syarat utama bagi keberlangsungan hidup manusia.

Editor: Hasanudin Aco
ist
DEKAN UKRI - Arief Bisma, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI). 

Mahasiswa juga harus dibekali kemampuan berpikir kritis agar mampu mempertanyakan cara-cara lama yang tidak lagi relevan, serta melahirkan pendekatan baru yang kontekstual dan solutif.

Dari Idealism eke Aksi Transformatif

Sejarah pergerakan mahasiswa selalu ditopang oleh idealisme yang kuat. Namun dalam realitas hari ini, idealisme hanya bermakna jika diwujudkan dalam aksi nyata.

Mahasiswa pertanian harus mampu mengintegrasikan pengetahuan akademik dengan praktik lapangan, menjembatani teori dengan pengabdian. 

Mereka perlu melakukan penelitian yang melahirkan inovasi, menerapkannya di lapangan, memanfaatkan teknologi pertanian modern, serta mendukung praktik pertanian ramah lingkungan sebagai kontribusi konkret bagi masyarakat.

Penguasaan akademik harus diiringi kepekaan sosial. Mahasiswa pertanian perlu hadir di tengah komunitas, membangun sinergi erat dengan petani, pelaku usaha, pemerintah, media, dan elemen masyarakat lainnya.

Kepemimpinan sosial mereka harus tercermin dalam kolaborasi lintas sektor yang berdampak positif. Mahasiswa tidak hanya menjadi suara perubahan, tetapi juga pelaku utama yang mengubah ide dan gagasan menjadi gerakan hidup yang bermakna.

Kritisisme sebagai Modal Kepemimpinan Intelektual

Sikap kritis bukan sekadar membantah. Dalam tradisi akademik, kritisisme adalah fondasi berpikir jernih dan mendalam. Ia menjadi alat untuk menguji ulang asumsi, membongkar paradigma lama, serta merumuskan gagasan baru yang lebih relevan.

Mahasiswa pertanian yang kritis akan bertanya: Mengapa sistem pangan kita masih bergantung pada impor? Mengapa regenerasi petani berjalan lambat?

Bagaimana membangun sistem pertanian yang adil bagi manusia dan selaras dengan alam? Pertanyaan-pertanyaan ini bukan hanya kritik, tetapi juga bentuk kepemimpinan intelektual.

Mereka memulai perubahan dengan gagasan yang kuat, lalu menggerakkannya melalui aksi yang terencana dan terukur.

Inilah yang membedakan mahasiswa biasa dengan pemimpin perubahan: kemampuan mengartikulasikan ide secara jelas dan mewujudkannya menjadi kerja nyata yang berdampak di masyarakat.

Menabur Arah, Menuai Perubahan

Di tengah dinamika zaman yang bergerak cepat dan penuh ketidakpastian, mahasiswa pertanian bukan hanya pemilik gelar akademik.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved