Tribunners / Citizen Journalism
Pendidikan yang Memerdekakan Manusia
Pendidikan dalam banyak peristiwa dipandang sebagai alat pembebasan dalam meraih kemajuan keutuhan manusia tapi kenyataan menunjukkan sebaliknya
Pendidikan semacam itu, walau tampak modern dari luar, pada hakikatnya merupakan bentuk kolonialisasi baru terhadap pikiran para murid. Dalam sistem demikian, mereka tidak benar-benar tumbuh menjadi pribadi merdeka, melainkan menjadi pengikut patuh tanpa daya gugat.
Sudah saatnya para pendidik bertanya ulang, pendidikan macam apa yang sedang dibangun? Apakah sekolah-sekolah kita menjadi ruang di mana anak-anak belajar berpikir merdeka dan bertindak etis? Ataukah justru menjadi lumbung penghasil ijazah dan gelar, yang menghasilkan generasi terdidik tetapi tersesat dalam makna?
Jika para pendidik tidak segera menyadari ironi ini, mereka akan terus menyiapkan generasi masa depan hidup dalam kepatuhan, bukan kebebasan; dalam kompetisi semu, bukan kolaborasi sejati; dan dalam ketakutan, bukan keberanian bermakna.
Gerakan menuju pendidikan memerdekakan bukanlah sekadar reformasi kurikulum atau peningkatan kualitas guru, melainkan transformasi cara pandang terhadap hakekat manusia dan peran pendidikan dalam formasi hidup.
Para pendidik perlu mendekonstruksi sistem yang hanya menilai capaian dari angka-angka, dan mulai membangun pendekatan yang melihat murid sebagai makhluk utuh—yang berpikir, merasa, dan bermimpi. Hal demikian berarti membongkar dominasi narasi tunggal dan membuka ruang bagi dialog, ekspresi kreatif, dan keterlibatan aktif murid dalam proses belajar mandiri.
Jika pendidikan masih dimaknai sebagai proses pengalihan informasi dari atas ke bawah, maka selama itu pula pendidik akan gagal membangun masyarakat kritis dan berdaulat atas pikirannya sendiri. Pendidikan sejati justru tumbuh dari bawah, dari kesadaran, dari pengalaman, dan dari keberanian untuk bertanya. Maka, seperti disampaikan Freire (2000), pendidikan merupakan tindakan kultural dan politis. Dan dalam dunia yang terus diguncang oleh ketimpangan, manipulasi informasi, dan krisis identitas, hanya pendidikan memerdekakan yang mampu membentuk manusia sebagai subjek sejati dari sejarah dirinya sendiri.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Empat Klinik Sekolah, Langkah Nyata Pendidikan Sehat |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka Halaman 33: Membuat Jadwal Harian |
![]() |
---|
Diduga Tegur Anak Pejabat, Kepsek di Prabumulih Mendadak Dicopot, Disdik: Khawatir Bikin Malu |
![]() |
---|
Update Kondisi Bocah TK di Solo yang Alat Vitalnya Dilukai Teman, Akhirnya Disunat |
![]() |
---|
Kisah Inspiratif Aiptu Wahyudi: Polisi yang Jadi Kepala Sekolah TK Baitul Izza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.