Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Catatan Politik Senayan: Potensi Energi Terbarukan Menuju Target Kemandirian

Presiden Prabowo menargetkan terwujudnya kemandirian energi dalam lima tahun ke depan. Pasti banyak tantangan.

Istimewa
ENERGI TERBARUKAN - Bambang Soesatyo, Anggota DPR RI, sekaligus Dosen Tetap Pascasarjana (S3) Ilmu Hukum Universitas Borobudur/Universitas Jayabaya dan Universitas Pertahanan (Unhan). 

Peresmian proyek ketenagalistrikan yang tersebar di 18 provinsi itu menjadi wujud nyata dari upaya transisi energi yang berkelanjutan menuju kemandirian energi.

Catatan para ahli menyebutkan bahwa dari potensi sebesar 19.385 MW, total kapasitas terpasang PLTA sudah mencapai 6.699 MW pada 2022. Sejak 2021, ada 162 unit PLTA di Indonesia.

Maksimalisasi pemanfaatan semua sumber energi terbarukan patut dibahas lagi untuk menindaklanjuti laporan terbaru tentang lonjakan investasi hijau (green investment) di kawasan Asia Tenggara.

Laporan itu menyebutkan bahwa lonjakan investasi hijau di Asia Tenggara mencapai 43 persen. Sektor yang paling diminati mencakup pengolahan limbah dan pemanfaatan tenaga surya.

Bertajuk ‘Southeast Asia’s Green Economy’ edisi 6, laporan itu dirilis oleh Bain &  Company, GenZero, Google, Standard Chartered dan Temasek.

Berpijak pada hasil kajian yang komprehensif, dilaporkan bahwa jika terus fokus pada investasi hijau, Asia Tenggara berpotensi mencetak pertumbuhan PDB tambahan hingga 120 miliar dolar AS dan menciptakan 900.000 lapangan kerja baru.

Selain itu, realisasi investasi hijau di Asia Tenggara dapat memangkas hingga 50 persen kesenjangan emisi pada tahun 2030.

Investasi hijau dipahami sebagai model investasi yang mengintegrasi faktor lingkungan, faktor sosial dan tata kelola saat memfinalkan sebuah keputusan investasi. Tujuannya, investasi tetap prospektif mendatangkan keuntungan dengan tetap merawat keberlanjutan lingkungan hidup yang baik.

Dengan kecenderungan seperti itu, Indonesia tentu saja sangat berkepentingan.

Tidak hanya berkait dengan urgensi pemanfaatan energi hijau, melainkan juga ada tiga konteks yang relevan dengan kecenderungan. 

Pertama, Presiden Prabowo sudah menargetkan terwujudnya kemandirian energi dalam lima tahun ke depan.

Kedua, melimpahnya keberagaman sumber energi terbarukan yang meliputi sinar matahari, angin, air dan panas bumi. Konteks ketiga adalah peluang menciptakan banyak lapangan kerja baru.

Untuk tujuan pemanfaatan energi hijau, beberapa proyek skala besar mulai masuk tahap realisasi. Sebutlah proyek dalam skema ‘Indonesia Grand Package’  bernilai 9,8 miliar dolar AS, yang cakupannya meliputi pengembangan rantai pasok baterai kendaraan listrik secara terintegrasi, dari penambangan hingga produksi baterai.

Mega proyek ini juga menggambarkan begitu besarnya minat investor asing untuk berpartisipasi dalam hilirisasi ragam potensi sumber daya alam (SDA) di Indonesia. Proyek ini digarap oleh konsorsium yang beranggotakan beberapa badan usaha milik negara (BUMN) plus sejumlah perusahaan asing.  

Selain itu,  mobil listrik pun segera diproduksi di dalam negeri. Dengan investasi  sampai satu (1) miliar dolar AS, produsen mobil listrik asal Tiongkok, BYD (Build Your Dreams), sedang membangun pabriknya di Subang, Jawa Barat.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved