Tribunners / Citizen Journalism
Dampak Psikologis Human Trafficking: Dari Korban hingga Masyarakat
Perdagangan manusia, yang dikenal sebagai human trafficking, adalah jenis kriminalitas kemanusiaan yang memiliki konsekuensi yang luas.
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
Mereka yang mengalami eksploitasi seksual atau kerja paksa sering kali kehilangan identitas diri mereka. Mereka merasa tidak berharga, tidak memiliki kontrol terhadap hidup mereka, dan mengalami rasa malu yang mendalam terkait pengalaman yang telah mereka lalui.
5. Ketergantungan pada Pelaku
Dalam beberapa situasi, korban mungkin mengalami kondisi yang dikenal dengan istilah Stockholm Syndrome, di mana mereka merasa memiliki ikatan emosional dengan pelaku. Hal ini menyulitkan mereka untuk meninggalkan situasi eksploitasi karena merasa terikat atau takut kehilangan satu-satunya sumber perlindungan yang mereka kenal.
Dampak Psikologis bagi Keluarga dan Komunitas
Efek dari human trafficking tidak hanya dirasakan oleh individu yang terjebak, tetapi juga mempengaruhi keluarga dan komunitas mereka:
1. Trauma dan Rasa Bersalah dalam Keluarga
Keluarga dari para korban sering kali mengalami beban rasa bersalah karena tidak mampu melindungi anggota keluarga mereka dari tindakan kejahatan ini.
Mereka juga merasakan trauma emosional akibat kehilangan orang yang mereka cintai atau mendengar penderitaan yang dialami oleh para korban.
2. Ketidakpercayaan dalam Masyarakat
Meningkatnya jumlah kasus perdagangan manusia dapat merusak rasa aman di dalam masyarakat, yang selanjutnya menciptakan kecurigaan di antara warganya.
Ketika fenomena ini terjadi di sekeliling mereka, komunitas dapat menjadi lebih tertutup dan sulit untuk mempercayai orang asing, yang berdampak negatif pada hubungan sosial antarwarga.
3. Stigma terhadap Korban
Selain efek psikologis, individu yang menjadi korban sering kali harus menghadapi pandangan negatif dari masyarakat.
Citra buruk ini tidak hanya memperburuk keadaan mental mereka, tetapi juga menyulitkan mereka untuk kembali berintegrasi ke dalam komunitas.
Dengan mengenali dan menangani berbagai efek psikologis yang muncul akibat perdagangan manusia, kita semua berpotensi berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih aman dan inklusif untuk setiap orang.
Beberapa individu yang terdampak oleh perdagangan manusia, terutama yang mengalami eksploitasi seksual, sering kali mengalami stigma buruk dari sekitarnya. Mereka mungkin diabaikan, disalahkan, atau tidak diterima kembali oleh komunitas, yang semakin memperburuk kondisi mental mereka.
Sumber: TribunSolo.com
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Polisi Temukan 2 Ibu yang Tega Jual Anaknya ke Sindikat Perdagangan Bayi ke Singapura |
![]() |
---|
Modus Wisata ke Luar Negeri, 7 WNI Calon PMI Non-Prosedural Diamankan di Bandara Soetta |
![]() |
---|
Komnas Perempuan Catat Sejak 2020 Ada 267 Kasus TPPO yang Korbannya Perempuan |
![]() |
---|
Keponakan Prabowo Dorong Revisi UU TPPO: Harus Menitikberatkan Rasa Keadilan pada Korban |
![]() |
---|
Banyak Pelaku TPPO Enggan Bayar Restitusi kepada Korban, LPSK Ungkap Penyebabnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.