Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Jejak Prabowo Dalam Proposal Trump Demi Ukraina

Pidato Prabowo di forum IISS Shangri-La Dialogue ke-20 pada awal Juni 2023 memicu respons keras dari Ukraina, mayoritas merasa dirugikan

Editor: Dodi Esvandi
Dok. pribadi
Dr Algooth Putranto, Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara 

Rusia yang dipimpin Vladimir Putin jelas ogah, sementara Amerika masih dikuasai rezim Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat yang saya nilai enigma.

Kenapa Partai Demokrat saya sebut enigma?

Pasalnya di satu sisi berkoar membela Ukraina habis-habisan, tapi di sisi lain memperumit bantuan persenjataan yang vital nan mendesak bagi Ukraina dengan topeng akuntabilitas anggaran. Ironis!

Baca juga: Pertemuan Hangat Zelensky dan Starmer: Dukungan Inggris untuk Ukraina

Prabowo-Trump

Lha lalu apa hubungannya usulan Prabowo Subianto dengan pertunjukan saling berbantah antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pada 28 Februari 2025 secara langsung di televisi.

Saya harus mengakui menjadi bagian mayoritas: mengecam sangat keras tindakan Donald Trump.

Hal ini saya nilai normal karena akal sehat saya tertutupi oleh simpati berlebihan kepada rakyat Ukraina yang menderita jadi korban invasi sejak tahun 2014.

Sikap saya tak ubahnya Tan Malaka yang di tahun 1946 lantang menolak diplomasi dengan Belanda dan lebih memilih jalan perjuangan fisik untuk meraih kemerdekaan, berbeda dengan Soekarno-Hatta-Sjahrir yang lebih condong pada diplomasi dan kurang heroik.

Butuh waktu sehari untuk merenung dan kembali mengingat ucapan Pak Diplomat Ukraina penyuka batu akik bahwa diplomasi adalah seni dan praktik bernegosiasi dan berdialog. Langkah-langkah yang ditempuh panjang dan berliku.

Pertama, sudah jelas perdamaian Ukraina-Rusia adalah janji politik Trump.

Artinya segala cara akan dilakukan untuk itu Amerika Serikat harus memberikan sinyal sangat kuat bagi Rusia untuk memahami pesan tersebut sehingga mau duduk di meja diplomasi.

Satu hal yang pasti menyenangkan Rusia adalah ‘ditutupnya’ pintu masuk Ukraina ke organisasi pertahanan militer yang beranggotakan negara-negara di Eropa dan Amerika Utara (NATO).

Hal yang selalu jadi kampanye Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky

Trump bahkan perlu mengingatkan Zelensky, yang diberikan Presiden Barack Hussein Obama hanyalah kertas, sebaliknya dia memberikan rudal anti-tank portabel, Javelin.

Baca juga: Starmer: Inggris dan Prancis Akan Jadi Jembatan Perdamaian Ukraina, Siap Berdialog dengan Trump

Fakta juga mencatat, Trump adalah orang yang berbicara keras kepada anggota NATO agar bersiap-siap atas kemungkinan peningkatan eskalasi konflik pasca invasi Rusia ke Krimea.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved