Tribunners / Citizen Journalism
Kenapa Anak Muda Hobi Minum Manis? Ini Jawabannya
Minuman berpemanis gula merupakan sebuah minuman yang mengandung tambahan gula sederhana selama proses produksinya tanpa banyak kandungan gizi
Editor:
Erik S
Struktur sosial seperti kebijakan dan kapitalisme mempengaruhi siklus konsumsi SSB anak muda. Beberapa di antaranya adalah pemerintah yang belum membuat kebijakan pengenaan pajak untuk SSB.
Padahal, hal tersebut terhitung efektif di negara maju sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, struktur kapitalisme yang kental juga mendukung.
Kapitalisme menimbulkan peningkatan dalam produksi minuman-minuman manis terlepas dari kondisi data obesitas di Indonesia bisa melewati perusahaan produksi dan penampilan iklan yang mengecoh.
Meski dianggap mandiri, faktor agen sosial seperti keluarga dan teman juga memengaruhi. Keluarga, sebagai agen terdekat membentuk kebiasaan konsumsi sejak dini.
Aturan meja makan, seperti minuman yang disediakan saat makan dan kebiasaan orang tua menjadi penentu. Jika keluarga jarang menyediakan SSB atau menerapkan aturan ketat tentang SSB, anak akan cenderung tumbuh dengan kebiasaan lebih sehat.
Selain itu, anak akan meniru pola orang tua yang sering menikmati SSB. Selain keluarga, teman sebaya juga memainkan peran penting. SSB sering dianggap lebih menarik secara sosial dibanding air mineral ketika bersosialisasi dengan teman.
Anak muda juga cenderung mengonsumsi SSB lebih banyak ketika teman mereka juga melakukannya, begitu juga sebaliknya, konsumsi SSB berkurang SSB berkurang jika teman sebaya jarang mengonsumsinya.
Baca juga: Cara Diet Sehat dan Teratur: Hindari Minuman Manis, Jangan Lupa Sarapan, hingga Olahraga Rutin
Selain faktor-faktor tersebut, lingkungan tempat tinggal atau kemudahan akses serta bentuk self reward dan obat ketika stress juga menjadi faktor pendukung anak muda mengonsumsi SSB.
Kita hidup di lingkungan dengan akses mudah terhadap minuman manis, seperti sering ditemui di pusat perbelanjaan, warung, dan toko.
Maka, ketika anak muda ingin mengonsumsi, minim hambatannya dan ini mendorong mereka untuk terus mengonsumsi SSB. Anak muda juga cenderung mencari makanan atau minuman manis sebagai bentuk apresiasi untuk diri sendiri atas kerja keras dan cara untuk mengalihkan stres.
Dengan demikian, keseimbangan antara kenikmatan dan kesehatan adalah kunci. Jadi, jangan biarkan manisnya hari ini menjadi pahit di kemudian hari. Yuk, mulai perubahan dini dari diri sendiri dan jadikan pilihan sehat sebagai bagian dari kebiasaan kita!
Tim penulis: Bintan Anfa Nazila, Maria Jovita Stella G, Prajna Priyanka, Sesy Priliandra Shaqina, Yosia Tannanda
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ancam Kesehatan Generasi Muda, Pemerintah Berencana Terapkan Cukai untuk Minuman Berpemanis |
![]() |
---|
WHO Minta Seluruh Negara Naikkan Pajak Rokok dan Minuman Manis 50 Persen, Biang Epidemi PTM |
![]() |
---|
Lindungi Anak dari Konsumsi Gula Berlebih MBDK, Orang Tua Harus Jadi Garda Terdepan |
![]() |
---|
Semangat Juang Kendalikan Konsumsi GGL di Indonesia: Generasi Emas Jangan Sampai Jadi Generasi Lemas |
![]() |
---|
Kemenperin Minta Pemberlakuan Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan Ditunda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.