Senin, 29 September 2025

Lindungi Anak dari Konsumsi Gula Berlebih MBDK, Orang Tua Harus Jadi Garda Terdepan

Orang tua dinilai menjadi garda terdepan lindungi anak dari konsumsi gula berlebih yang berasal dari Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).

|
Tribunnews/Ist
SOSIALISASI MBDK - Peserta sosialisasi Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) yang dilaksanakan Yayasan Kepedulian untuk Anak (Kakak) dan Forum Warga Kota (Fakta) Indonesia di Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (17/6/2025). Pemerintah diminta untuk mengendalikan konsumsi gula berlebih melalui cukai MBDK dan label peringatan pada produk.  

TRIBUNNEWS.COM - Orang tua dinilai menjadi garda terdepan untuk melindungi anak dari konsumsi gula berlebih, terutama yang berasal dari Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK).

Hal itu ditekankan Ketua Yayasan Kepedulian untuk Anak Surakarta (Kakak), Shoim Sahriyati dalam sosialisasi mengenai MBDK yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (17/6/2025).

Kegiatan ini dilaksanakan Yayasan Kakak bekerja sama dengan Forum Warga Kota (Fakta) Indonesia.

Berdasarkan data yang diperoleh Yayasan Kakak, sebanyak 55 persen anak di Kota Solo mengaku menyukai produk MBDK.

Kemudian 36 persen mengaku lebih menyukai air putih, dan sembilan persen menyukai keduanya.

"Berdasarkan pada jenis MBDK di sekitar lingkungan tergambarkan ada 42 jenis MBDK, yang mana 40 jenis sudah dikonsumsi oleh anak-anak," ungkap Shoim.

Dari puluhan MBDK yang beredar, terdapat enam produk yang paling banyak dikonsumsi anak-anak.

Enam produk itu antara lain teh kemasan botol, kopi dengan rasa, susu, dan minuman bersoda.

Temuan di lapangan menunjukkan vitalnya peran orang tua dalam konsumsi MBDK pada anak.

"Sebanyak 46 persen anak mengonsumsi MBDK setiap hari. Salah satu anak menyatakan aku bisa minum susu lima kali sehari, biar pintar dan cerdas. Hal itu juga didukung oleh persepsi orang tua yang menganggap susu kemasan bisa membuat pintar, cerdas, bahkan menjadikan susu kemasan sebagai hadiah untuk anak," ujar Shoim.

Shoim menegaskan, MBDK perlu menjadi perhatian para orang tua dan sekolah.

Baca juga: Semangat Juang Kendalikan Konsumsi GGL di Indonesia: Generasi Emas Jangan Sampai Jadi Generasi Lemas

Data di lapangan menunjukkan produk MBDK dengan kandungan gula berlebih dijual dengan murah, mulai Rp 2.000.

“Mereka di sekolah, sekolah menyediakan MBDK, padahal uang saku mereka antara Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu, artinya sangat mudah membeli produk MBDK yang harganya kisaran Rp 2 ribu," ungkapnya.

Shoim menekankan masalah MBDK tidak boleh dianggap enteng. Apalagi, saat ini sudah banyak dijumpai anak-anak yang mengalami gagal ginjal akibat kurang minum air putih dan lebih cenderung mengonsumsi MBDK.

"Anak-anak perlu diberi tahu dampak terlalu banyak konsumsi gula sehari-hari." 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan