Tribunners / Citizen Journalism
Konsekuensi Jika Ukraina Boleh Serang Target Jauh di Wilayah Rusia
Ukraina hanya bisa menggunakan rudal jarak jauh dengan bantuan satelit pemandu yang dioperasikan negara NATO.
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengusulkan agar Ukraina diizinkan menyerang target-target jauh di dalam wilayah Rusia.
Serangan itu bisa dilakukan menggunakan peluru kendali jarak jauh yang akan dipasok negara-negara besar anggota NATO.
Selama ini, NATO membatasi penggunaan peluru kendali berjangkauan di atas 500 kilometer oleh Ukraina, dan tidak mengirimkannya ke Ukraina.
Gagasan Stoltenberg ini didukung Emannuel Macron, Presiden Prancis. Macron meyakinkan kelonggaran itu tidak akan meningkatkan eskalasi konflik.
Macron menyebutkan, Ukraina bisa menyerang target-target militer di titik mana serangan Rusia ke Ukraina berasal.
Kanselir Jerman Olaf Scholz merespon negatif gagasan dua tokoh ini. Jerman tidak akan memberi Ukraina rudal jarak jauh Taurus, yang selama ini diminta Kiev.
Baca juga: Kirim Pasukan ke Ukraina dan Serang Rusia Pakai Senjata NATO, Menlu Hongaria: Ide UE Semakin Gila
Baca juga: Viktor Orban Duri dalam Daging Rencana Perang NATO Melawan Rusia
Baca juga: NATO Tegaskan Dukung Ukraina, Tapi Tak Ingin Jadi Bagian Dari Konflik dengan Rusia
Sementara yang paling berpotensial mengirimkan rudal jarak jauh adalah AS, Inggris, dan Prancis, pihak paling agresif mendukung Ukraina.
Konsekuensi ide ini sejak awal telah diperingatkan para pemimpin Rusia. Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin mengulang kembali peringatannya.
Hal paling krusial jika Ukraina diberi kelonggaran dan dikirim senjata jarak jauh untuk menyerang Rusia, perang berpotensi meluas ke Eropa.
Sebab, peningkatan kapasitas serang jarak jauh ini menunjukkan NATO dan negara-negara sponsor Ukraina sudah terlibat langsung dalam pertempuran.
Penembakan rudal jarak jauh tidak mungkin tidak menggunakan peranti penginderaan satelit dan penjejakan jarak jauh.
Ini peranti yang tidak dimiliki Ukraina, dan Kiev sudah pasti memerlukan keterlibatan langsung operator NATO.
Putin memperingatkan negara-negara barat mengenai konsekuensi serangan jangka panjang terhadap Rusia
Ukraina tidak akan mampu melakukan serangan seperti itu tanpa bantuan langsung dari luar, presiden telah memperingatkan
“Para pendukung Kiev di barat perlu memahami serangan jarak jauh di wilayah Rusia dengan menggunakan persenjataan yang mereka pasok akan menunjukkan peningkatan konflik dan menyebabkan konsekuensi serius,” kata Putin di Tashkent, Uzbekistan.
“Sejujurnya, saya tidak tahu apa yang dikatakan Sekjen NATO,” kata Putin, seraya menambahkan Stoltenberg kini sangat berbeda, dibandingkan ketika ia bekerja secara konstruktif dengan Rusia saat memimpin Norwegia (2005- 2013).
Peningkatan (kapasitas Ukraina) yang terus-menerus ini menurut Putin dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.
Ia mempertanyakan, jika konsekuensi serius ini terjadi di Eropa, bagaimana sikap AS, mengingat kesetaraan AS-Rusia dalam bidang senjata strategis (nuklir)?
“Sulit untuk dikatakan. Apakah mereka menginginkan konflik global?” tanya Vladimir Putin. Konflik global bisa berarti perluasan perang ke daratan Eropa, dan potensi perang nuklir.
Opsi terakhir ini mulai mengemuka ketika Rusia dan Belarusia mempelajari skenario peluncuran senjata nuklir lewat latihan bersama.
Sementara pasukan NATO saat ini tengah menggelar latihan gabungan dekat perbatasan Rusia, juga melibatkan skenario antisipasi perang nuklir.

Vladimir Putin yang tengah menyiapkan kunjungan resmi ke Pyongyang, Korea Utara, menekankan serangan presisi jarak jauh memerlukan aset pengintaian ruang angkasa, yang tidak dimiliki Kiev.
“Jadi, perwakilan negara-negara NATO ini, khususnya di Eropa, terutama di negara-negara kecil, harus menyadari apa yang sedang mereka mainkan,” kata Presiden Rusia mengingatkan risikonya.
Ukraina bukannya belum pernah melancarkan serangan ke wilayah Rusia. Berkali-kali pasukan Rusia menggempur Belgorod, kota di dekat perbatasan Ukraina-Rusia.
Namun Moskow melihat, serangan ini masih dilakukan sepenuhnya oleh tangan-tangan Ukraina. Lain masalahnya jika Ukraina melakukan serangan presisi jarak jauh.
“Mereka akan menuai apa yang mereka tabur,” ancam Putin sembari mengingatkan jalan diplomasi masih terbuka dan Rusia siap melakukannya di meja perundingan.
“Saya sudah mengatakannya ribuan kali, sepertinya mereka (Ukraina dan NATO) tidak punya telinga!” jawab Putin.
Wakil Rusia dan Ukraina beberapa kali duduk di meja perundingan segera sesudah operasi militer khusus Rusia digelar 22 Februari 2022.
Namun negosiasi di putaran Istanbul, Turki, wakil Ukraina menarik diri sepenuhnya setelah PM Inggris Boris Johnson mendesak Kiev agar menghentikan perundingan dengan Moskow.
Sejak itu penyelesaian diplomatik tidak berlanjut. Presiden Ukraina Volodymir Zelensky menolak semua opsi perundingan dengan Rusia.
Rusia di putaran negosiasi siap menghentikan perang jika Ukraina menyetujui sejumlah syarat yang diminta Moskow.
Antara lain, Ukraina harus jadi negara netral di Uni Eropa dan NATO. Kedua, Kiev harus mengakui hasil referendum Donbas yang bergabung ke Federasi Rusia.
Syarat ini ditolak Ukraina. Kiev mengajukan penghentian konflik tanpa syarat oleh Rusia. Pasukan Rusia harus keluar dari wilayah seperti sebelum 22 Februari 2022.
Terhentinya negosiasi ini menjadikan perang di Ukraina berlanjut sangat sengit. Pasukan Rusia terus maju jauh, memakan wilayah demi wilayah Ukraina, tak hanya meliputi Donbas.
Wilayah Donbas terdiri Republik Luhanks dan Donetsk, yang mayoritas penduduknya berbahasa Rusia dan lebih dekat ke kultur Rusia.
Kedua wilayah ini sejak 2014, ketika terjadi Revolusi Maidan, menolak bersepakat dengan agenda Kiev yang didukung Uni Eropa dan NATO.
Pasukan Ukraina yang didukung elemen-elemen paramiliter neo-Nazi sejak itu membombardir wilayah Luhanks dan Donetsk di bagian timur Ukraina.
Berlanjutnya peperangan di Ukraina realitasnya memang menunjukkan agenda barat, untuk terus menekan Rusia.
Fakta-fakta ini sulit dibantah, mengingat betapa agresifnya kekuatan NATO yang dipimpin AS, untuk mengontrol sepenuhnya pemerintah di Kiev.
Sejak runtuhnya Uni Soviet dan bubarnya Pakta Warsawa, NATO menjadi kekuatan tunggal aliansi militer AS dan Eropa yang dipisahkan samudera Atlantik.
Satu hal yang jadi komitmen sesudah glasnot dan perestroika membubarkan Uni Soviet, NATO tidak punya agenda memperluas wilayahnya ke Eropa Timur.
Namun agenda itu berubah, setelah Vladimir Putin berhasil memulihkan kemampuan dan kekuatan Rusia, dan jadi kekuatan besar ketiga di dunia setelah AS dan China.
NATO agresif membangun militer semakin ke timur, dan mengontrol Ukraina adalah jalur tol NATO menempatkan pasukannya tepat di halaman depan Rusia.
Penempatan pasukan NATO di Ukraina, artinya mendekatkan jarak jangkau pasukan dan senjata strategis NATO ke wilayah Rusia. Inilah harga mati Rusia.
Karena itulah Presiden Vladimir Putin pada 22 Februari 2022 memerintahkan pengiriman pasukan Rusia ke Ukraina, untuk mencegah terwujudnya agenda NATO.
Hingga hari ini, taktik dan strategis Rusia relatif berhasil. Ukraina semakin lemah secara militer, namun belum goyah karena masih menerima sokongan AS dan sekutu baratnya.
Moskow terus berusaha menekan Ukraina secara politik, dengan memaksimalkan isu berakhirnya masa jabatan Volodymir Zelensky sebagai Presiden Ukraina berdasar konstitusi.

Zelensky berakhir masa jabatannya sebagai presiden pada 20 Mei 2024, tapi Kiev berdalih menggunakan UU Darurat Militer sebagai legitimasinya.
Pemilu Ukraina belum bisa digelar karena sedang dalam situasi perang, dan Zelensky masih dianggap sah memimpin negara oleh Verkhovna Rada (parlemen) Ukraina.
Kembali soal gagasan izin dan pengiriman senjata jarak jauh ke Ukraina dan keterlibatan NATO dalam perang, sesungguhnya bukan hal baru.
Rusia berulang-ulang menyatakan, tentara NATO sudah terlibat langsung dalam peperangan di Ukraina.
Prancis mengirimkan instruktur militer dan unit pasukan khusus guna membantu pasukan Ukraina di garis depan.
Sebagian misi dibungkus lewat aksi Legiun Internasional Prancis dan tentara bayaran yang benar-benar beroperasi secara partikelir.
Pentagon, Inggris, Belanda, Finlandia, Swedia, dan Polandia juga disebut mengirimkan operator militer untuk membantu pengoperasian sistem senjata yang dipasok negara itu ke Ukraina.
AS mengirimkan sederet persenjataan modern, seperti tank M11 Abrams, rudal HIMARS, lapis baja Bradley, rudal Patriot, rudal taktis darat ke darat ATACSM, dan lain-lain.
Persenjataan itu memerlukan dukungan Kemahiran personel saat pengoperasian. Ukraina sebelumnya tidak pernah menggunakan persenjataan seperti ini.
Prancis mengirimkan sistem rudal SCALP, berjangkauan 250 kilometer. Ukraina juga belum pernah menggunakan persenjataan ini.
Sedangkan Inggris telah memasok peluru kendali Storm Shadow, rudal jarak jauh berjangkauan 250 kilometer, yang juga belum pernah dimiliki Ukraina.
Ini fakta-fakta yang memperlihatkan, sesungguhnya NATO secara langsung telah terlibat pertempuran melawan Rusia di Ukraina.
Jika gagasan Presiden Macron yang ingin mengirimkan tentara Uni Eropa bertempur ke Ukraina, maka selangkah lagi perang akbar Eropa akan pecah.
Perang yang berpotensi menimbulkan kerusakan katastrofik di benua Eropa, bisa jauh melampaui kehancuran semasa Perang Dunia II.
Rusia telah berulang-ulang memperingatkan kemungkinan ini. Semoga para pemimpin NATO dan Uni Eropa tidak kehilangan akal sehatnya.(Setya Krisna Sumarga/Editor Senior Tribun Network)
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rudal Storm Shadow
Rudal Taurus
pengiriman tentara negara-negara NATO
Sekjen NATO
Presiden Ukraina Volodymir Zelensky
Ukraina
Jens Stoltenberg
PM Prancis Emmanuel Macron
Emanuel Macron
Langgar Langit NATO: Jet Rusia Masuki Estonia, Pasal 5 di Ujung Tanduk? |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.305: NATO Cegat Jet Rusia Langgar Wilayah Udara Estonia |
![]() |
---|
3 Jet Tempur Rusia Nyelonong Masuki Wilayah Estonia, NATO Siaga Penuh |
![]() |
---|
Daftar Tim Lolos 16 Besar Kejuaraan Dunia Voli 2025 Putra, Ini Bagan dan Jadwalnya |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.304: Trump Kritik Putin dan Sebut Rusia Alami Kerugian Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.