Tribunners / Citizen Journalism
Perilaku Kolektif dan Fenomena FOMO di Balik Antusiasme Timnas U-23
Kesuksesan Timnas Indonesia U-23 bukan hanya prestasi atletik; ini adalah fenomena sosial yang lebih dalam.
3. Viewing Parties
Untuk pertandingan semifinal berikutnya, banyak kafe dan restoran menyelenggarakan viewing parties.
Ini menjadi sangat populer karena orang-orang tidak ingin ketinggalan kesempatan untuk menyaksikan pertandingan dalam atmosfer yang meriah dan kolektif.
Orang-orang yang mungkin biasanya tidak menonton sepak bola menjadi tertarik untuk bergabung dengan keramaian dan menjadi bagian dari pengalaman bersama yang besar ini.
4. Diskusi di Tempat Kerja dan Sekolah
Di hari-hari berikutnya, kemenangan Timnas menjadi topik pembicaraan utama di banyak tempat kerja dan sekolah.
Karyawan dan siswa berbagi pendapat dan analisis mereka tentang permainan, mendiskusikan strategi dan pemain kunci.
FOMO mendorong mereka yang mungkin tidak menonton pertandingan secara langsung untuk cepat-cepat mencari tahu hasilnya dan detail pertandingan sehingga mereka bisa ikut serta dalam percakapan ini dan tidak merasa ditinggalkan.
Perilaku Kolektif dan FOMO: Peninjauan Ulang Motivasi
Setiap contoh ini menunjukkan bagaimana FOMO mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial, mendorong individu untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang merayakan dan mendukung Timnas Indonesia U-23, demi tidak ketinggalan dalam momen nasional penting ini.
Dalam konteks Timnas U-23, fenomena ini dapat dilihat dari bagaimana jadwal pertandingan menjadi topik utama di berbagai platform media sosial, mendorong tweet dan update status secara real-time.
Setiap aksi pemain, strategi pelatih, dan momen krusial pertandingan dikomentari, dianalisis, dan dibagikan, menjadikan mereka tidak hanya pemain di lapangan tetapi juga tokoh dalam narasi sosial yang lebih luas yang diikuti oleh jutaan penggemar.
Rasa urgensi untuk tidak ketinggalan momen penting ini meningkatkan ketegangan dan gairah dalam setiap pertandingan, tetapi juga menambah beban untuk selalu 'terhubung', yang bisa berdampak pada kesehatan mental dan kesejahteraan sosial penggemar.
Perilaku kolektif ini juga menggambarkan bagaimana identitas individu dan kolektif terjalin.
Dukungan terhadap timnas U-23 menjadi saluran ekspresi nasionalisme, di mana perasaan dan harapan kolektif negara diwakilkan melalui permainan tim.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Twente Punya Pelatih Baru, Apakah Mees Hilgers Bisa Mendapatkan Menit Bermain? |
![]() |
---|
Emil Audero Masuk Best XI Serie A Pekan 3, Statistiknya Ungguli David De Gea |
![]() |
---|
4 Sosok Potensial Calon Ketua PSSI Jika Erick Thohir Lepas Jabatan Usai Dilantik Jadi Menpora |
![]() |
---|
Jawaban Erick Thohir soal Jabatan Ketua Umum PSSI setelah Dilantik sebagai Menpora |
![]() |
---|
Start Buruk Kevin Diks di Bundesliga: Belum Pernah Menang, Pelatih Dipecat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.