Tribunners / Citizen Journalism
Jalur Gaza, Zona Pembunuhan Massal
Operasi Rafah oleh Israel ditentang Washington, karena diprediksi bakal menelan begitu banyak korban jiwa warga sipil Palestina.
Rekaman itu dipublikasikan situs berita Al Jazeera bulan lalu. Peristiwa ini mengingatkan aksi serupa oleh militer AS di Irak, yang dibocorkan Wikileaks pada 2010.
Konten berjudul “Collateral Murder” memperlihatkan selusin warga sipil Irak dibantai secara massal oleh pilot heli tempur Apache AH-64 milik AS di sebuah jalanan di Irak.
Penembakan dari udara itu dianggap seperti pertunjukan sirkus, atau permainan tempur ala game-game online.
Pembunuhan empat warga Palestina di Khan Younis yang terekam video drone Israel itu hanya sepotong drama mengerikan di Jalur Gaza yang jadi zona pembunuhan massal militer Israel.
Surat kabar Israel Haaretz menerbitkan artikel yang menyinggung soal “tidak ada perintah tertulis” yang menetapkan zona pembunuhan dalam buku militer Israel.
Namun menurut Haaretz, fakta berbicara, aksi-aksi kejam itu terus berlangsung tanpa pengawasan institusional.
“Pada akhirnya, batas-batas zona ini dan prosedur operasi yang tepat bergantung pada interpretasi komandan di wilayah tertentu,” tulis Haaretz.
Berbicara kepada Haaretz, seorang perwira cadangan Israel menggambarkan keadaan tersebut dalam perspektif mereka.
“Di setiap zona pertempuran, komandan menentukan zona pembunuhan tersebut. … Segera setelah orang memasuki (suatu zona), terutama laki-laki dewasa, perintahnya adalah tembak dan bunuh, meskipun orang tersebut tidak bersenjata,” katanya.
Singkatnya, warga Palestina bisa dibantai hanya karena berada di wilayah yang secara sewenang-wenang ditetapkan sebagai “zona pembunuhan” oleh beberapa komandan Israel atau lainnya.
Jika terbunuh di “zona kematian”, kemungkinan besar seseorang akan segera ditambahkan oleh Israel ke daftar “teroris”.
Menurut Haaretz, tak kurang 32.000 warga Palestina diperkirakan terbunuh di Jalur Gaza selama enam bulan terakhir.
Sebanyak 13.000 di antaranya anak-anak hingga remaja. Dari jumlah itu, Israel mengatakan sekitar 9.000 orang adalah “teroris”.
Sisanya tidak pernah dibahasakan secara faktual oleh pihak Israel. Penggunaan frasa itu secara sistematis bertujuan propagandis meletakkan kejahatan ada di pihak Palestina.
Kolumnis Al Jazeera, Belen Fernandez, menyatakan dalam konteks Israel inilah korban di “zona pembunuhan” bisa menjadi teroris juga.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Serangan Bom Israel di Jalur Gaza Tengah
Serangan Israel ke Jalur Gaza
Khan Younis
Pembunuhan Massal
Operasi Militer Israel
Genosida Israel
Al Qassam Serang Markas Komando IDF di Khan Younis, Israel Kaget Taktik Baru Perang Hamas |
![]() |
---|
Komandan Brigade Golani Kena Bom Sendiri, Tentara Israel Hujan Mortir, Sudah 887 Perwira IDF Tewas |
![]() |
---|
Kebengisan Israel Ancam Nyawa 100 Bayi Prematur di Gaza, Rumah Sakit Lumpuh Tanpa Bahan Bakar |
![]() |
---|
Serangan Siber ke Israel Meroket 700 Persen Sejak Agresi ke Iran, Sistem Peringatan Dini Rusak |
![]() |
---|
Kepolisian Vancouver Konfirmasi 9 Orang Tewas di Tabrakan Massal Festival Lapu-lapu di Kanada |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.