Tribunners / Citizen Journalism
Resensi Buku 'Menjaga Jokowi, Menjaga Nusantara', saat Jaguar Mengawal Arjuna
Buku setebal 300 halaman ini berisi catatan-catatan tugas saat Hasan menjabat Komandan Grup A, Pasukan Pengamanan Presiden.
Karena dibagi berdasar wilayah, maka tentu saja story yang tertuang dalam buku ini tidak mencerminkan urutan waktu kejadian.
Seperti misalnya kisah menarik bagaimana hari pertama ia bertugas mengawal Jokowi, ada di halaman 147 dalam judul Tugas Pertama, Mandalika.
Hasan menulis: “Lazimnya tugas pertama sebagai Komandan Grup A Paspampres saya pun merasa gugup dan takut salah. Walaupun sebelum dilepas sendiri memimpin pengawalan fisik Presiden Jokowi, saya sudah mengikuti beberapa kegiatan Presiden. Waktu itu, saya di bawah pimpinan pendahulu saya, Kolonel Inf Maruli Simanjuntak. Meski demikian, rasa gugup dan canggung tetap datang….:
Tak urung, tugas pertama ia langsung mendapat “isyarat” khusus dari Jokowi.
Itu terjadi saat tugas mengawal Jokowi menghadiri peringatan Hari Pers Nasional 9 Februari 2016 di Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah, NTB.
Melihat tingginya antusiasme tamu undangan menyalami Presiden Jokowi, membuat Hasan khawatir, dan terlalu agresif dalam mengawal Jokowi.
Agresivitas seorang pengawal Presiden tentu bisa Anda bayangkan. Tidak saja melindungi Presiden, tetapi ada kalanya harus menghalau massa yang mendekat dengan sikutnya.
Yang terjadi kemudian, Jokowi melihat Hasan dan memberinya isyarat. Sebuah sinyal agar ia menurunkan tensi pengamanan.
Sejak itu, ia mulai menyadari sosok presiden yang dikawalnya adalah sosok yang terbilang unik.
Alhasil, pengamanan pun diusahakan lebih humanis dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat saat mendekati objek yang dilindunginya.
Belak-belok Arah
Semakin hari, semakin banyak pengalaman Hasan yang sama sekali berbeda dari stigma pengawalan VVIP.
Jadwal kunjungan kerja ke tiga titik, mendadak menjadi tujuh titik.
Atau suara di perangkat radio dari ajudan yang mengatakan, “Bapak Turun… Bapak Turun….”. Itu artinya, Presiden turun dari mobil kepresidenan dan berjalan kaki ke satu titik.
Kali lain, bahkan berbelok arah dari yang direncanakan.
Satu contoh terjadi di Desember 2017, saat Jokowi menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Tiga Pilar Demokrasi di ICE Bumi Serpong Damai.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Seperti Jokowi, Prabowo Sering Lakukan Reshuffle pada Hari Rabu, Murid Tiru Guru? |
![]() |
---|
Sertijab di Kemenpora RI, Momen Dito Ariotedjo Candai Roy Suryo soal Ijazah Erick Thohir: Aman, Pak? |
![]() |
---|
Setelah Reshuffle, Angga Raka Prabowo Rangkap 3 Jabatan padahal Dilarang MK, Istana Akan Evaluasi |
![]() |
---|
M Qodari Naik Pangkat Jadi Kepala KSP, Rocky Gerung: Kesannya Prabowo Tak Mengerti Demokrasi |
![]() |
---|
Gugat Gibran Soal Ijazah, Subhan Palal Dipuji Pakar: Teliti, Tapi Harus Belajar dari Kasus Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.