Rabu, 1 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Tawaran Duet Cak Imin – Airlangga

Baik Cak Imin maupun Airlangga sama sama berasal dari dua partai yang cenderung moderat dalam spektrum ideologinya masing masing.

Editor: Husein Sanusi
Dokumen Pribadi KH. Anis Maftuhin
KH. Anis Maftuhin, Pengasuh Pondok Pesantren Wali Salatiga, Koordinator Nasional Gerakan Kebangkitan Nahdhiyyin Muda (Gerbang Nada), Presiden Santri Enterpreuneur Club Indonesia dan aktif dalam kegiatan kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis pesantren di Indonesia. 

Tawaran Duet Cak Imin – Airlangga

Oleh : KH. Anis Maftuhin

TRIBUNNEWS.COM - Bicara politik adalah bicara soal kemungkinan-kemungkinan. Setiap saat, bahkan setiap detik bisa terjadi perubahan-perubahan yang tak diperkirakan dan mengejutkan. Demikian halnya dengan situasi dan kondisi perpolitikan sebuah negara besar seperti Indonesia dengan aneka rupa kepentingan dan golongan yang memainkannya.

Dalam sepekan ini, politik Indonesia riuh rendah merespon munculnya nama Ganjar Pranowo sebagai calon presiden resmi dari PDIP. Fakta ini pun tampak seperti sebuah kejutan. Pasalnya tak sedikit pihak yang pesimis bahwa Ketua Umum PDIP Megawati akan menjatuhkan pilihannya pada Ganjar.

Namun penasaran itu kini sudah terjawab: semua dinamika sebelumnya yang terlihat seolah olah Ganjar tak direstui partainya ini pun bisa disimpulkan  hanya sebagai “sandiwara” politik yang sengaja dipertontonkan untuk menaikkan daya tarik Ganjar saja.  

Gaya “kejut mengejutkan” ini sebelumnya juga dimainkan oleh Partai Nasdem yang waktu titu tiba tiba dengan penuh percaya diri mendeklrasikan Anis Baswedan sebagai calon presiden, meski belum punya koalisi. Pro konta tentang siapa yang menjadi wakil keduanya juga ramai dibicarakan. Nah, akankah ada kejutan lagi untuk Pilpres 2024 nanti? Tentu saja sangat mungkin, dan pasti ada.

Seperti diyakini banyak orang, bila calon presiden yang akan bertanding di laga Pilpres 2024 nanti hanya dua calon, yaitu Ganjar dan Anis, maka siapapun calon wakil mereka akan tetap menimbulkan polarisasi massa sebagaimana pada pilpres 2014 dan 2019. Akibatnya, demokrasi di Indonesia akan semakin terpuruk dan jatuh dalam kubangan konflik identitas yang tak berkesudahan.

Adu ide, gagasan, program atau kebijakan-kebijakan yang akan diimplementasikan sebagai pertanda majunya demokrasi sebuah bangsa tak akan terwujud. Artinya, di pilpres 2024 ini nanti perang identitas dan labelisasi berbau sara akan kembali menyeruak, bahkan lebih ekstrim dari dua pilpres sebelumnya.

Kondisi itulah yang mendorong perlunya muncul pasangan alternatif yang bisa menjawab semua kekhawatiran. Dari sekian banyak nama yang bererdar di permukaan, penulis meyakini bahwa Gus Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bisa menjadi kuda hitam dan akan sangat ideal bila disandingkan dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto. Yakni, Cak Imin calon presiden dan Airlangga wakilnya.

Pasangan Yang Mencairkan

Baik Cak Imin maupun Airlangga sama sama berasal dari dua partai yang cenderung moderat dalam spektrum ideologinya masing masing. Cak Imin dengan PKB nya adalah representasi Islam politik tradisionalis yang moderat, terbuka dan berbasis kaum nahdhiyyin. Sementara Airlangga dengan Golkarnya adalah representasi dari partai nasionalis moderat yang punya tingkat kematangan politik yang sudah teruji debut dan pengalamannya.

Duet Cak Imin dan Airlangga, atau Pasangan “Cair” (Cak Imin-Airlangga) ini pasti akan bisa mencairkan kebuntuan pilihan dan kerasnya benturan yang akan terjadi bila yang bertempur di Pilpres 2024 nanti hanya kubu Ganjar dan Anis Baswedan yang sama sama kita ketahui didukung oleh basis massa ekstrim kiri dan ekstrim kanan.

Soal kapabilitas, Cak Imin dan Airlangga juga bukan tokoh politik kaleng-kaleng. Keduanya adalah ketua umum partai politik papan atas di Indonesia. Eksistensi dan karir keduanya di partai masing masing membuktikan bahwa Cak Imin dan Airlangga memiliki kemampuan politik dan kepemimpinan yang tak terbantahkan.

Cak Imin misalnya, sosok politisi santri telah terbukti tidak hanya berhasil dalam meningkatkan dukungan pemilih PKB selama beberapa pemilu terakhir, namun juga sukses meluaskan sebaran pendukung PKB hingga menasional dan tidak hanya terkonsentrasi di Jawa Timur yang merupakan basis massa kaum nahdhiyyin.  Fakta mencatat, bahwa PKB dibawah kendali kepemimpinan Cak Imin berhasil melakukan penetrasi dan mendulang suara suara, bahkan basis basis baru di luar Jawa Timur. Artinya, Cak Imin telah menunjukkan kapasitasnya sebagai kader partai yang punya kapabilitas dan layak diperhitungkan.

Sementara Airlangga Hartanto, sebagai ketua umum Golkar saat ini juga memiliki segudang prestasi dalam mempertahankan eksistensi Partai Golkar sebagai partai papan atas dengan segala dinamika internal partai berlambang beringin ini. Ada beberapa prestasi Airlangga di Golkar yang menunjukkan kapasitas dan kapabilitas kepemimpinannya.

Pertama, Airlangga bisa membuktikan bila di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto Golkar mampu mempertahankan posisi sebagai parpol terbesar kedua di DPR pada Pemilu 2019. Kedua, beberapa Lembaga survei menilai kepemimpinan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menjadi salah satu faktor elektabilitas Partai Golkar mengalami kenaikan signifikan. Ketiga, keberhasilan Airlangga menempatkan posisi Partai Golkar dalam membangun Koalisi Indonesia Bersatu juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Itulah kekuatan personal pasangan “Cair” yang punya potensi membuat kejutan di panggung pilpres 2024 ini. Apalagi, keduanya merupakan tokoh sentral dari dua buah partai besar yang hari ini cukup diperhitungkan.

Beberapa hasil survei Lembaga survei menunjukkan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) punya potensi besar  menjadi partai berbasis massa Islam terbesar di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Tercatat, hasil pemilu 2019 menunjukkan PKB masih berada di papan atas dalam  perolehan suara, yakni dibawah PDI-P, Golkar dan Gerindra. Bahkan, menurut beberapa survei   tingkat elektabilitas PKB 2024 nanti akan melebihi capaian 2019.

Namun, ada yang lebih penting lagi dari posisi tawar PKB saat ini. Yakni, PKB punya potensi sebagai partai terbuka yang bisa menjadi tumpuan untuk menjadi solusi dari kebuntuan pilihan identitas dari kerasnya benturan politik identitas yang diakibatkan oleh munculnya Ganjar dan Anis sebagai capres. Sebab, keduanya ini menurut penulis tak lebih dari representasi golongan kiri dan golongan kanan yang ekstrim, sehingga mode pertempuran keduanya atak beda dengan pilpres 2019 lalu yang cukup menegangkan dan sekaligus mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.  

Dalam situasi inilah, PKB sebagai partai terbuka akan mampu memberi daya tarik bagi semua kalangan lintas agama untuk menjadi alternatif pilihannya. Apalagi, dalam beberapa survei juga terbukti bila  PKB merupakan satu-satunya partai berbasis massa Islam yang memiliki basis suara di kalangan Non-Muslim.

Demikian pula dengan posisi tawar Golkar sebagai pengusug Airlangga. Partai kawakan dengan  segudang kader di semua level birokrasi ini memiliki branding yang cukup kuat di masyarakat. Golkar yang dikenal sebagai partai nasionalis yang juga religius ini pun masih miliki basis loyalis yang cukup besar, terutama di pedesaan- pedesaan dan di luar Pulau Jawa.

Dari segi infrastruktur, Partai Golkar tercatat memiliki akar yang kuat mulai dari tingkatan bawah sampai tingkatan politik elite.  Bahkan, kader kader Golkar masih banyak yang menduduki posisi strategis di pemerintahan maupun legislative, baik di  pusat dan  daerah.

Dengan bermodal kekuatan kekuatan tadi, pasanga “Cair” (Cak Imin-Airlangga) dipastikan bakal menjadi duet maut yang mengejutkan dan berpeluang besar memenangkan pertandingan dengan penuh kedamaian.

*Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Wali Salatiga, Koordinator Nasional Gerakan Kebangkitan Nahdhiyyin Muda (Gerbang Nada), Presiden Santri Enterpreuneur Club Indonesia dan aktif dalam kegiatan kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis pesantren di Indonesia.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved