Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pemilu 2024

Pilpres 2024 dalam Perspektif Kisah Aji Saka

Menurut Saussure, semiotika adalah kajian yang membahas tentang tanda dalam kehidupan sosial dan hukum yang mengaturnya.

Editor: Hasanudin Aco
Kolase Tribun Gorontalo
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Capres dari Partai NasDem Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR Puan Maharani 

“Hanacaraka” dapat diartikan sebagai “hana” (ana/ada), “caraka” (cipta, rasa, karsa/niat, perasaan dan kemauan), atau ada cipta rasa dan karsa.

“Datasawala” dapat diartikan sebagai “da” (dzat) “tan sawala” (tak bisa mengelak) atau dzat yang tak bisa mengelak (dari amanah).

“Padhajayanya” dapat diartikan sebagai “padha” (sama) “jayanya” (kuatnya) atau sama-sama kuat.

“Magabathanga” dapat diartikan sebagai “mangga” (silakan) menjadi “bathanga” (bangkai). Atau sama-sama menjadi mayat.

Pipres 2024 diprediksi hanya akan diikuti oleh dua pasang calon presiden-wakil presiden dari dua poros yang berbeda, yakni poros koalisi pendukung pemerintah dan poros oposisi.

Poros oposisi capresnya adalah mantan Gubernur DKI Jakarta, meski partai politik yang mendeklarasikannya saat ini masih berada di poros koalisi, yakni Partai Nasdem.

Adapun poros koalisi pengendalinya adalah PDI Perjuangan yang menurut Pasal 222 Undang-Undang (UU) No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu berhak mengusung pasangan capres-cawapres sendiri karena jumlah kursinya di DPR RI ada 20 persen (128 kursi) atau memenuhi “presidential threshold” (ambang batas pemilihan presiden).

Sedangkan Nasdem yang kursinya di DPR RI hanya 9,05% (59 kursi) harus berkoalisi dengan parpol lain supaya bisa meloloskan Anies.

Di PDIP hingga kini masih terjadi pertarungan internal yang cukup sengit, antara Puan Maharani atau Ganjar Pranowo yang akan diajukan sebagai capres.

Sedangkan Nasdem masih alot tarik-ulur dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membentuk koalisi yang akan mereka namai sebagai “Koalisi Perubahan”.

Musababnya adalah Demokrat ngotot mengajukan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres, sedangkan PKS ngotot mengajukan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebagai cawapres.

Sebaliknya, Anies yang diberi keleluasaan Nasdem untuk menentukan cawapresnya “ogah” terhadap kedua nama itu, karena kurang “menjual”.

Pertarungan internal di PDIP pun sedemikian kuatnya.

Musababnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri cenderung mendukung Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai capres. Hal ini wajar, mengingat Puan bukan hanya anak ideologis Megawati, melainkan juga anak biologis Presiden ke-5 RI itu.

Sayangnya, elektabilitas Puan tak kunjung terangkat meski sosialisasi dan promosi sudah masif dilakukan.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved