Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pencegahan Wabah bisa jadi Penggerak Ekonomi

⦁ Saat ini terdapat 29,3 juta keluarga atau 99,3 juta jiwa yang masuk dalam daftar Data Terpadu TNP2K. Data tersebut merupakan kelompok masyarakat

Editor: Rachmat Hidayat
www.covid19.go.id
Update penyebaran virus corona hari Selasa 24 Maret 2020 

⦁ Jika shock berasal dari sisi konsumsi (demand) maka praktik social distancing membuat keleluasaan untuk mengonsumsi barang akan menurun yang berimplikasi pada menurunnya permintaan barang tersebut. Akibatnya, perusahaan tidak mendapatkan pendapatan yang maksimal dan cenderung menurun. Akibatnya, perusahaan menurunkan biaya produksinya dan gelombang PHK terjadi.

4. Sektor jasa yang akan paling terdampak akibat pandemi ini, terutama jasa pariwisata dan maskapai
⦁ Sektor pariwisata memiliki rantai produksi yang panjang dan melibatkan manusia. Satu destinasi wisata mampu mengerakkan sektor lain seperti restoran, hotel, transportasi domestik, jasa pemandu wisata, hingga maskapai penerbangan. Jika destinasi wisata ditutup, maka sektor-sektor ini yang akan terkena dampak lanjutan.

⦁ Pemerintah perlu waspada untuk melihat daerah yang memiliki kontribusi pendapatan daerah yang berasal dari sektor jasa pariwisata seperti Bali dan destinasi wisata lainnya karena akan menjadi penyumbang terbesar angka kemiskinan dan pengangguran nasional.

5. Ekonomi China kembali bangkit setelah gelombang epidemi berlalu, namun hal ini masih belum menjadi angin segar bagi industri domestik
⦁ Perdagangan Indonesia (ekspor dan impor non-migas) memang bergantung pada China sehingga perlambatan ekonomi di China akan berdampak pada Indonesia. Namun demikian, akibat Covid-19 di Indonesia baru terdeteksi setelah gelombang pandemi ini berakhir di China, maka Indonesia tetap akan terdampak meski perekonomian China sudah stabil.

⦁ Setidaknya industri domestik yang akan masih bertahan adalah industri padat modal yang memang tidak bergantung pada tenaga kerja.

6. Selamatkan manusia dan korbankan ekonomi dalam jangka pendek agar dampak tidak terasa pada jangka panjang.
⦁ Upaya utama yang perlu dilakukan adalah menanggulangi pandemi. Maka demikian fasilitas dan alat kesehatan perlu menjadi prioritas utama dari stimulus industri yang diberikan. Industri penyedia di dalam negeri perlu didukung melalui instrumen stimulus bagi industri ini.

7. Satu-satunya stimulus yang utama diberikan bagi industri adalah menjaga agar gelombang PHK tidak besar.
⦁ Setidaknya ada empat biaya besar bagi dunia bisnis dan industri yang perlu diperhatikan agar industri tidak cepat kolaps: (1) tenaga kerja, (2) utilitas dan sewa, (3) pajak dan retribusi daerah, dan (4) utang dan bunga pinjaman.

⦁ Pemerintah perlu mengeluarkan stimulus bagi industri dengan tujuan agar likuiditas pekerja tetap terjaga, diantaranya:
⦁ Relaksasi PPh21, PPh22, PPh25 dan pembebasan PPN (dalam kurun 6 bulan). Instrumen diberikan terbatas, bergantung pada sektor yang paling terdampak dan sasaran pada sektor padat karya khususnya umkm manufaktur dan umkm pariwisata.

Baca: Ketua MPR: Perkuat Optimisme, Jangan Dramatisasi Melemahnya Ekonomi Negara 

⦁ Pembebasan iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan (dalam kurun 6 bulan);
⦁ Insentif bagi industri yang merubah lini produksinya menjadi pemenuhan kebutuhan medis. Insentif ini bisa diberikan terbatas seperti kepada industri perusahaan farmasi, elektronik dan tekstil;

⦁ Kelonggaran utang dan bunga kredit. Kelonggaran kredit konsumsi khususnya bagi driver transportasi online akan sangat membantu mengatasi penurunan permintaan di sektor ini.

8. Memastikan Kecukupan dan Keterjangkauan Pasokan Pangan
⦁ Merebaknya pandemi Covid-19 turut berimplikasi terhadap lonjakan permintaan akan bahan kebutuhan pokok. Anjuran pemerintah agar masyarakat melakukan kegiatan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian sembako secara masif guna memenuhi persediaan hingga beberapa waktu mendatang.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per 23 Maret 2020, beberapa komoditas bahan pokok mengalami kenaikan harga (rata-rata harga nasional) yang signifikan dalam sebulan terakhir dan kenaikan sejak awal tahun (year to date/ytd)

Antara lain gula pasir lokal 18,71% (ytd 31,2%), gula pasir kualitas premium 10,68% (ytd 15,54%), bawang putih naik 36% (ytd), bawang merah 5,56% (ytd 4,57%), cabai rawit merah 18,11% (ytd 2,74%). Sementara itu, harga kebutuhan pokok lainnya seperti beras, daging ayam, daging sapi, telur ayam, dan minyak goreng relatif stabil.

Baca: Ekonomi Melambat karena Corona, Pelaku Usaha Mikro Informal Perlu Diselamatkan

⦁ Guna meredam lonjakan harga pangan, langkah pertama yang harus ditempuh pemerintah adalah memetakan secara akurat stok pangan nasional secara real time. Pemetaan stok dan harga pangan harus lebih intensif lagi sehingga dapat mendeteksi dini wilayah di mana saja yang beresiko terjadi rawan/krisis pangan.

Selain itu, pemerintah juga harus lebih transparan dalam menginformasikan kepada publik terkait stok pangan dan strategi apa saja yang akan dilakukan guna menjaga stok pangan tetap terjaga dalam batas aman. Pemerintah juga harus mencermati pelemahan nilai tukar rupiah yang akan berimbas terhadap kenaikan harga pangan yang bersumber dari impor.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved