Senin, 6 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Kontribusi KH. Imam Jazuli, Menyatukan Tradisi Pesantren, Seni dan Film

Saya mengenal Kyai Imam sebagai pengusaha bidang penerbitan, travel dan konsultan pendidikan yang sukses

Editor: Husein Sanusi
Istimewa
KH. Imam Jazuli, Lc. MA, alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015. 

Pesantren dalam pandangan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) selain sebagai sebuah tempat berkembangnya tradisi keilmuan Islam juga membentuk sebuah budaya sendiri. Peran kyai, santri, dan kitab kuning menjadi bagian budaya keislaman sendiri di dalam pesantren yang terbangun melalui interaksi keilmuan serta tingkah laku penghuninya. Senada dengan pandangan Gus Dur, interaksi tradisi pesantren yang dimaknai Kyai Imam bukan saja dari pemahaman teks semata, tetapi interaksi keilmuan, tingkah laku penghuninya diwujudkan dari sikap menerima yang lain, dalam ungkapan Milad Hanna qabbul akhar menerima yang lain sehingga akan menciptakan hubbul akhar mencintai yang lain.

Maka tidak heran sikap qabbul akhar menerima yang lain, dan hubbul akhar mencintai yang lain yang ditunjukkan Kyai Imam dengan memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seni dan perfileman ini membuat pesantren Bina Insan Mulia justru digandrungi kalangan milenial, buktinya hanya dalam hitungan 7 tahun, pada tahun 2020 sekarang ini santri pesantren ini telah mencapai jumlah 2.000 santri, maka tidak berlebihan jika banyak kalangan yang menyebut pesantren Bina Insan Mulia ini sebagai pesantren milenial, berkembang mengikuti kemajuan era globalisasi sekarang ini.

Terakhir, sepak terjang Kyai Imam ini mengingatkan saya kepada salah satu ungkapan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yaitu “tidak penting apapun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya apa agamamu.” Semoga Kyai Imam selalu istiqamah dalam menyatukan tradisi pesantren, seni dan film.

*Penulis Novel Best Seller Mecca I’m Coming, difilmkan MD Pictures dan Dapur Film.

                         

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved