Tribunners / Citizen Journalism
Kopi Indonesia Digemari di Festival Kopi Terbesar Kanada
Antrian pengunjung terlihat di paviliun Indonesia pada pameran kopi dan teh terbesar di Kanada, the Canadian Coffee and Tea Show 2018 di kota Toronto.
Lebih lanjut, Konjen Leonard juga meyakini bahwa Indonesia mampu bersaing merebut minat konsumen kopi di Kanada yang saat ini didominasi oleh generasi milenial yang juga semakin selektif dalam memilih jenis kopi.
"Kuncinya adalah bagaimana pengusaha mengemas produknya dengan aspek moral dan filosofis, atau cerita yang otentik mengenai asal-usul biji kopi yang ditawarkan, disamping label organik dan fair trade”, jelasnya.
Pada tahun 2017, nilai ekspor kopi Indonesia ke Kanada mencapai US$ 34,5 juta atau mengalami peningkatan sebesar 6,2% jika dibandingkan tahun 2016 sebesar US$ 32,5 juta.
Sementara itu, nilai impor kopi Kanada di tahun 2017 mencapai US$ 1,29 miliar atau naik 8,10% dibanding tahun 2016 sebesar US$ 1,19 miliar. Sebagian besar impor kopi Kanada dipasok dari Amerika Serikat sebesar US$ 429 juta; Kolombia US$ 232 juta; Brasil US$
145 juta; dan Guatemala US$ 96,70 juta.
Selain kopi, Paviliun Indonesia juga turut menawarkan produk paper cup hasil inovasi anak negeri. Bapak Jonathan Tunggal dari JS Tunggal Group, Inc. sebagai distributor menuturkan bahwa inovasi insulated paper cup yang menjadikan gelas kertas lebih tahan panas ini telah mengantongi hak paten dan saat ini cukup banyak diminati oleh café-café kecil di Kanada yang ingin tampil beda.
Kehadiran paviliun Indonesia di Canadian Coffee and Tea Show 2018 berkat kerja sama antara Konsulat Jenderal RI di Toronto dengan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Vancouver. Pameran kopi tersebut sendiri diikuti oleh lebih dari 200 exhibitors.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.