Senin, 6 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Genting Peradaban Manusia Terancam Punah

Pada awal dua dasawarsa terakhir abad kedua puluh, manusia menemukan dirinya berada dalam suatu krisis global yang serius, yaitu suatu krisis komplek

NHK
Foto udara lokasi Reaktor Pertama Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima di utara Jepang. 

Tak hanya itu, hampir empat puluh persen dari penduduk dunia bahkan tidak mempunyai peluang untuk mendapatkan peluang kesehatan yang baik.

Namun, dibalik nestapa itu negara-negara berkembang justru mengeluarkan biaya tiga kali lipat lebih besar untuk persenjataan nuklir dari pada untuk kesehatan.

Tiga puluh lima persen dari seluruh umat manusia kekurangan air minum yang bersih sementara separuh dari keseluruhan ilmuwan yang ada terlibat dalam teknologi pembuatan persenjataan.

Memang disatu sisi sejarah mencatat bahwa dahulu tokoh-tokoh dunia berhasil menjadikan nuklir sebagai alat perdamaian untuk menghentikan perang dan mengajukan atom sebagai sumber energi yang murah, bersih dan terpercaya bagi masa depan.

Namun kini kita menyadari bahwa kekuatan nuklir itu tidak aman, tidak bersih dan tidak pula murah.

Seorang ilmuan bernama Fritjof Capra mengatakan bahwa saat ini, lebih dari tiga ratus enam puluh reaktor nuklir telah beroperasi secara luas disekeliling manusia.

Elemen-elemen radioaktif yang dilepaskan oleh reaktor nuklir sama dengan elemen yang membentuk suatu ledakan bom.

Bahan-bahan beracun ini telah dilepaskan ke lingkungan oleh letusan-letusan nuklir dan tumpahan-tumpahan reaktor.

Bahan-bahan beracun itu terus menumpuk dalam udara yang kita hirup, air yang kita minum, dan makanan yang masuk keperut kita.

Maka kesimpulannya, nuklir merupakan ancaman nyata ekosistem manusia. Baik diledakan secara langsung maupun hanya digunakan sebagai sumber energi.

Dengan demikian manusia dimuka bumi khususnya masyarakat Indonesia harus dapat melihat ancaman yang sudah menyebarluas ini.

Tidak ada hal positif dari senjata pemusnah. Akan jauh lebih baik apabila sekiranya negara-negara berfokus pada kesehatan, kemiskinan dan hal-hal lain yang dapat menjaga kelangsungan hidup manusia.

Setidaknya, semoga fenomena ISIS dengan persenjataannya dapat dijadikan bahan penyadaran dan intropeksi bagi negara-negara khususnya Indonesia mengenai bahaya penggunaan senjata pemusnah.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved