Senin, 29 September 2025

Lokal Asri

Kuliner Unik dari Gunungkidul, Cara Seru Menikmati Alam Indonesia Lewat Rasa

Cicipi kuliner khas Gunungkidul yang sederhana tapi penuh cerita, mulai dari sego abang lombok ijo, tiwul gatot, hingga belalang goreng.

|
Tribun Jogja/ Hamim Thohari
JELAJAH RASA GUNUNGKIDUL - Ilustrasi kuliner khas Gunungkidul. Bukan cuma bikin kenyang, kuliner khas ini juga menyimpan cerita dan tradisi yang sudah diwariskan sejak zaman dahulu. Mulai dari sego abang yang dimasak dengan cara tradisional, hingga tiwul dan gatot yang menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat setempat. 

TRIBUNNEWS.COM - Alam Indonesia tak hanya menyuguhkan keindahan wisata goa dan karst, tetapi juga menghadirkan kekayaan kuliner yang khas. Di sekitar Goa Jomblang, Gunungkidul, kamu bisa menemukan beragam kuliner unik yang menjadi cara seru untuk mengenal budaya lokal. Dari makanan tradisional hingga camilan eksotis, semua muncul dari kearifan masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam.  

Cita Rasa dari Alam Gunungkidul 

Gunungkidul memang juaranya kalau berbicara soal wisata alam. Mulai dari pengalaman masuk ke perut bumi di Goa Jomblang, menyusuri sungai bawah tanah di Goa Pindul, serunya naik gondola tradisional di Pantai Timang, hingga segarnya air di Air Terjun Sri Gethuk—semuanya bisa jadi petualangan seru yang sayang untuk dilewatkan. 

Tapi, liburan di Gunungkidul enggak akan lengkap tanpa mencicipi makanan khas yang lahir dari keseharian masyarakatnya. Dari nasi merah hasil ladang tadah hujan, gatot dan tiwul dari singkong kering, sampai belalang goreng yang renyah dan gurih. Semuanya adalah cerminan cara hidup orang Gunungkidul yang menyatu dengan alam. 

Nah, setelah puas menjelajahi sisi alam Gunungkidul yang memukau, sekarang saatnya mencicipi kelezatan rasa yang juga tak kalah autentik. Di balik kesederhanaannya, kuliner khas Gunungkidul menyimpan cerita tentang alam, budaya, dan kebiasaan hidup masyarakat lokal yang patut diapresiasi. 

Kalau kamu sedang atau berencana liburan ke Gunungkidul, catat dulu empat kuliner unik ini yang bisa kamu temukan di sekitar Goa Jomblang dan sekitarnya. Bisa jadi oleh-oleh cerita yang tak cuma dikenang lewat foto, tetapi juga dari setiap suapan. 

3 Kuliner Khas Gunungkidul yang Wajib Dicoba 

1. Sego Abang Lombok Ijo 

Selain menyimpan keindahan alam yang memukau, Gunungkidul juga kaya akan ragam kuliner unik. Salah satu yang wajib dicicipi saat berkunjung ke daerah ini adalah nasi merah atau sego abang. 

Sego Abang khas Gunungkidul diolah dengan cara tradisional yang masih dipertahankan hingga kini, mulai dari proses panen hingga penyajiannya. Padi dipetik satu per satu menggunakan ani-ani, kemudian ditumbuk untuk memisahkan bulir dari sekam. 

Proses memasaknya pun unik—beras ditanak menggunakan kukusan bambu (soblok) di atas tungku tanah liat dan kayu bakar. Hasilnya, nasi merah terasa gurih, lembut, namun tetap berserat dan tidak lembek. 

Lebih dari sekadar makanan pokok, sego abang menyimpan nilai budaya yang dalam. Beras merah yang menjadi bahan utamanya sejak dulu ini dikenal tahan terhadap tanah kering dan minim air, sehingga menjadikannya sebagai simbol ketangguhan masyarakat Gunungkidul dalam menghadapi kondisi alam yang keras. Tradisi ini mencerminkan semangat kebersamaan, kerja keras, dan keseimbangan hidup yang diwariskan secara turun-temurun. 

Menu dan Harga Makanan Sego Abang 

Melansir visitingjogja.jogjaprov.go.id, salah satu tempat populer untuk menikmati sajian ini adalah Warung Sego Abang Gunungkidul, yang sudah berdiri sejak 2017. Lokasinya berada di Jalan KRT Judodiningrat, Siraman, Wonosari, Gunungkidul. Untuk menuju ke warung ini, kamu bisa mengambil jalur Wonosari-Piyungan, dengan waktu tempuh sekitar 1 hingga 1,5 jam dari arah Piyungan, tergantung kondisi lalu lintas. 

Harga sego abang di warung ini cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp25.000 per porsi, tergantung dengan pilihan lauk yang dipilih. 

Sego abang biasanya disajikan dengan sayur lombok ijo, gudeg daun pepaya, tempe bacem, atau wader goreng. Tak hanya digemari warga lokal, kuliner ini juga menjadi incaran para wisatawan sebagai salah satu menu wajib coba saat liburan ke Gunungkidul. 

2. Belalang Goreng, Camilan Gurih dari Alam Terbuka 

Jika kamu sedang liburan ke Gunungkidul, jangan kaget kalau tiba-tiba ditawari camilan berbahan dasar belalang. Meskipun terdengar ekstrem, belalang goreng atau dikenal juga sebagai walang goreng adalah kuliner khas yang sudah lama dikonsumsi masyarakat lokal dan kini makin populer di kalangan wisatawan. 

Camilan ini termasuk eksotis karena sulit ditemukan di daerah lain. Belalang yang digunakan biasanya jenis belalang kayu, yang hidup di pohon jati dan semak-semak di kawasan perbukitan Gunungkidul. Karena wilayah ini memiliki banyak hutan jati dan lahan pertanian terbuka, belalang jadi mudah dijumpai terutama saat musim kemarau. 

Kamu, bisa menemukan penjual belalang goreng di jalanan utama menuju Gunungkidul, terutama di sepanjang jalan Wonosari-Playen dan Pasar Semanu. Di pinggir jalan, belalang goreng sering dijajakan dengan cara unik, yakni digantung di stang motor atau dijual dalam kemasan oleh warga lokal. 

Menu dan Harga Makanan Belalang Goreng

Belalang biasanya digoreng renyah dengan bumbu sederhana seperti bawang putih, ketumbar, dan garam. Kini, tersedia juga varian rasa seperti original, pedas, hingga pedas manis. Untuk versi pedas manis, belalang dimasak bersama bumbu cabai setelah digoreng. 

Sebelum diolah, belalang terlebih dahulu dibersihkan, terutama bagian dalam tubuhnya. Setelah digoreng garing, camilan ini dikemas dalam toples plastik atau kantong plastik bening. Belalang goreng bisa bertahan hingga satu bulan, menjadikannya oleh-oleh khas Gunungkidul yang tahan lama. 

Soal harga, satu toples belalang goreng biasanya dijual seharga Rp30.000 saat musim kemarau, dan bisa turun menjadi sekitar Rp20.000 saat musim hujan, tergantung pasokan belalang di alam. 

Sensasi rasa belalang goreng sering disamakan dengan udang goreng, renyah, gurih, dan punya aroma khas. Selain dimakan langsung sebagai camilan, belalang goreng juga nikmat disantap bersama nasi hangat dan sambal. 

Meski lezat, kamu tetap perlu berhati-hati. Karena belalang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, sebaiknya dihindari oleh orang yang memiliki alergi terhadap makanan tinggi protein, seperti seafood atau serangga lain. 

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Alam Indonesia jadi Destinasi Liburan dengan Banyak Manfaat

3. Gatot dan Tiwul, Cita Rasa Tradisional dari Singkong

Kalau bicara soal kuliner khas Gunungkidul, rasanya belum lengkap tanpa menyebut gatot dan tiwul. Keduanya merupakan makanan tradisional yang berasal dari olahan singkong kering dan menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat di masa lalu. 

Karena jarang ditemukan di kota-kota besar, gatot dan tiwul kini justru diburu sebagai kuliner khas yang kaya rasa sekaligus nostalgia. 

Gatot dan tiwul dibuat dari singkong yang sudah dikupas, dicuci, lalu dikeringkan menjadi gaplek. Ada dua jenis gaplek, pertama gaplek putih yang ditumbuk menjadi tepung dan diolah menjadi tiwul. Kedua, ada gaplek hitam yang difermentasi dan dikukus menjadi gatot. 

Tiwul biasa disajikan sebagai pengganti nasi. Rasanya memang hambar, tetapi mengenyangkan. Tiwul bisa dinikmati dengan lauk gurih seperti sayur, tempe goreng, hingga ikan asin. Selain versi asin, ada juga tiwul manis yang disajikan dengan gula aren dan kelapa parut.

Sementara itu, gatot punya tekstur kenyal, lembut, dan legit. Biasanya dikukus bersama gula merah lalu disajikan dengan taburan kelapa parut. Gatot tergolong jajanan pasar, namun tetap jadi favorit karena cita rasanya yang khas dan mengenyangkan.

Baca juga: 3 Destinasi Wisata di Sekitar Goa Jomblang Beserta Harga Tiket Masuknya

Gatot Tiwul Yu Tum, Kuliner Legendaris Gunungkidul 

Kalau ingin mencoba gatot dan tiwul dengan rasa autentik, kamu bisa mampir ke warung legendaris Gatot Tiwul Yu Tum yang dikenal sebagai pelopor oleh-oleh khas Gunungkidul.

Yu Tum mulai menjajakan dagangannya sejak 1985 secara berkeliling di Wonosari, dan kini menempati bangunan permanen yang cukup besar. Lokasinya berada di Jalan Pramuka No. 36, Wonosari, Gunungkidul, mudah dijangkau dari pusat kota Wonosari dan hanya sekitar 5 menit berkendara dari Alun-alun Wonosari.

Di sini, kamu bisa menemukan berbagai varian unik, seperti Tiwul Srintil yang memiliki tekstur agak kasar, mirip nasi dengan rasa original; Tiwul Coblong yang memiliki tekstur lebih halus dan diberi isian gula merah; dan Tiwul Tumpeng, tiwul yang disajikan dalam bentuk tumpeng kecil dengan rasa manis yang ringan. 

Selain varian tradisional, Yu Tum juga menawarkan inovasi rasa modern seperti tiwul cokelat, pandan, nangka, dan keju, yang cocok dijadikan oleh-oleh kekinian.

Menu dan Harga Makanan Gatot Tiwul

Gatot dan tiwul bisa kamu temukan di pasar tradisional Gunungkidul, seperti Pasar Kuliner Wonosari, Pasar Sambeng, Pasar Gudang, hingga berbagai tempat jajan di pinggir jalan. Namun jika ingin pengalaman lengkap dengan pilihan rasa dan kemasan menarik, Gatot Tiwul Yu Tum adalah pilihan utamanya.

Harga yang ditawarkan pun terjangkau, mulai dari Rp6.000 hingga Rp16.000 untuk kemasan kecil (besek) dan Rp45.000 untuk tiwul tumpeng. 

Kuliner di Gunungkidul bukan hanya pengisi energi setelah menjelajahi keindahan alamnya. Lebih dari itu, setiap hidangan menyimpan cerita tentang cara hidup masyarakat yang selaras dengan alam Indonesia. 

Dari singkong yang diolah jadi tiwul dan gatot, nasi merah dari ladang tadah hujan, hingga belalang goreng hasil panen alam liar, semua adalah wujud nyata bagaimana tradisi dan alam berjalan beriringan. 

Kalau kamu ingin mengenal Gunungkidul lebih dekat, kamu bisa mulai dari makanannya. Lewat sajian khas yang sederhana tapi penuh cerita, kamu bisa merasakan langsung kehidupan dan budaya masyarakat setempat dengan cara yang paling mudah dan menyenangkan, yakni mencicipi kulinernya. 

Melalui inisiatif Lokal Asri, Tribunnews dan Tribun Network mengajak kamu mengenal lebih banyak tentang kekayaan alam Indonesia lewat pengalaman kuliner khas yang tumbuh dari budaya lokal dan alam sekitarnya. 

Yuk, rencanakan liburan berikutnya ke Gunungkidul bareng keluarga atau sahabat, dan temukan sensasi wisata alam sekaligus kuliner yang akan bikin kamu makin cinta alam Indonesia! 

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan