Selasa, 7 Oktober 2025

Lokal Asri

Danau Kaco, Permata Alam Indonesia yang Tersembunyi di Tengah Hutan Jambi

Tersembunyi di belantara Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Danau Kaco menyimpan keindahan alam Indonesia yang mampu memikat hati pengunjungnya.

Shutterstock
PESONA DANAU KACO - Tersembunyi di belantara Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Danau Kaco menyimpan keindahan alam Indonesia yang mampu memikat hati pengunjungnya. 

TRIBUNNEWS.COM -  Alam Indonesia menyimpan beragam keajaiban yang tersembunyi. Dari wisata gunung yang menakjubkan, pantai yang memukau, hingga danau tersembunyi di tengah hutan, setiap sudut Nusantara menawarkan pengalaman yang  begitu istimewa. 

Salah satunya adalah Danau Kaco yang terletak di Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Danau ini merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang diakui sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO.

Selain keindahannya, Danau Kaco juga menjadi bagian penting dari kehidupan budaya masyarakat adat Lekuk 50 Tumbi Lempur yang merupakan pihak pengelola sejak tahun 2021.

Trekking seru menuju Danau Kaco

Untuk bisa sampai di Danau Kaco, perjalanan akan dimulai dari Kota Jambi  menuju Sungai Penuh sejauh 500 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar 10 hingga 11 jam melalui jalur darat. 

Setibanya di Sungai Penuh, kamu masih harus melanjutkan perjalanan ke Desa Lempur yang terletak di Kecamatan Gunung Raya. Jika jalannya tak lagi beraspal mulus, penuh batu, dan tanjakan, itu artinya kamu sudah makin dekat ke pintu masuk Danau Kaco. 

Dari situ, kamu akan lanjut ke Desa Lempur, titik awal trekking menuju danau. Jalurnya enggak main-main, loh! 

Kamu bakal jalan kaki sejauh 8 kilometer dengan menyusuri jalur tanah yang licin, akar-akar pohon yang menjulur, serta tanjakan yang sedikit curam. Untuk itu, kamu disarankan memakai sepatu gunung, celana pendek, kaos kaki, dan jaket hangat agar nyaman selama perjalanan.

Tapi tenang, di sepanjang jalur terdapat dua shelter yang bisa kamu pakai untuk rehat sejenak. Biar perjalanan makin aman dan ada nilainya, kamu juga bisa menyewa jasa pemandu lokal dari masyarakat adat Lempur.

Selain membantu kamu memandu arah, mereka juga bisa menjadi teman bertukar informasi terkait budaya dan alam sekitar.

Keindahan dan Aktivitas Seru di Danau Kaco

Meski luasnya hanya 90 meter persegi, Danau Kaco menawarkan pemandangan alam Indonesia yang bisa menenangkan jiwa dan raga. Airnya yang jernih berwarna hijau kebiru-biruan berpadu dengan atmosfer yang alami, dijamin bikin momen healing kamu makin adem!

Di sini kamu bisa berenang, berpiknik ria, dan camping asyik bareng kerabat. Namun, penting untuk menjaga etika dan kebersihan lingkungan, ya. Tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak tumbuhan liar, dan menjaga kelestarian ikan semah yang hidup di danau menjadi bagian dari tanggung jawab setiap pengunjung.

Baca juga: 5 Etika Berwisata di Alam Indonesia yang Perlu Kamu Tahu

Sebagai destinasi yang masih terjaga kelestarian alamnya, fasilitas di Danau Kaco ini tergolong sangat terbatas. Tidak ada warung, toilet, atau tempat istirahat permanen. 

Oleh karena itu, pastikan kamu membawa perlengkapan pribadi seperti makanan, air minum, pakaian hangat, dan obat-obatan. Jika kamu berniat untuk menginap, jangan lupa persiapkan tenda, sleeping bag, dan peralatan masak.

Sebagai informasi, untuk menyusuri kawasan menuju Danau Kaco ini, wisatawan domestik akan dikenakan biaya Rp15.000. Sementara turis mancanegara perlu merogoh kocek sebesar Rp150.000.

Jika kamu membawa kendaraan, tak perlu khawatir, karena ada lahan parkir dengan tarif Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil.

Kawasan Adat dengan Lima Danau

Mengutip dari laman indonesia.go.id, Danau Kaco adalah satu dari lima danau yang masuk dalam wilayah adat Lekuk 50 Tumbi Lempur, kawasan adat dengan jumlah danau terbanyak di Jambi.

Empat danau lain di kawasan ini adalah Danau Lingkat, Danau Duo, Danau Nyalo, dan Danau Kecik. Meski menjadi yang terkecil, keunikan Danau Kaco tak tertandingi. 

Lekuk 50 Tumbi sendiri merupakan nama yang merujuk pada 50 kepala keluarga pertama yang mendiami lembah-lembah di sekitar TNKS. 

Kini, komunitas mereka tersebar di berbagai desa seperti Lempur Hilir, Lempur Mudik, Air Mumu, hingga Sungai Angat. Kearifan lokal dan kekayaan budaya tetap hidup dan dilestarikan.

Menjelang pergantian tahun, masyarakat adat ini biasanya menggelar tradisi beramei di daneaw—sebuah perayaan besar di lima danau yang diisi dengan kemah keluarga, seni tradisional, pencak silat, dan berbalas pantun. 

Sejak 2016, kawasan ini juga telah ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Provinsi Jambi, dan masuk dalam Jaringan Desa Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Harmoni antara Alam dan Budaya

Danau Kaco bukan hanya sekadar tempat indah di peta wisata alam Indonesia, tetapi juga titik temu antara keindahan lanskap dan kekayaan tradisi. 

Di tengah keterbatasan fasilitas dan jauhnya akses dari perkotaan, terdapat sejumlah pelajaran tentang bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan alam, menjaga warisan leluhur, dan tetap membuka diri pada mereka yang ingin datang untuk belajar dan menghargai.

Dalam menghadapi krisis iklim, over-tourism, dan eksploitasi sumber daya alam, sudah seharusnya kita bergerak untuk mengarahkan aksi menjaga kekayaan Alam Indonesia.

Melalui inisiatif Lokal Asri, Tribunnews dan Tribun Network mengajak kamu untuk mulai menjadikan eksplorasi alam Indonesia sebagai bentuk pelestarian alam menuju keberlanjutan.

Jika kamu sedang mencari tahu tentang keindahan alam Indonesia, destinasi wisata, budaya, dan keberlanjutan dari Lokal Asri, klik tautan ini, ya!

Baca juga: Liburan Sambil Asrikan Indonesia, Yuk! 5 Tempat Wisata Ini Bisa Jadi Opsi Destinasi Kamu

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Admin: Sponsored Content
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved