Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata Jateng

Menengok Kecantikan Batik Lasem, Perpaduan Persia dan Tiongkok

Beberapa motif batik yang dipengaruhi budaya Tiongkok mayoritas berbentuk binatang.

Editor: Mohamad Yoenus
Tribun Jateng/M Syofri Kurniawan
Ngeblok atau menutup bagian kain menggunakan malam. 

Namun, banyak dari pekerja itu yang meninggal lantaran wabah malaria.

Sementara Sekarjagad, merupakan motif berbagai bentuk bunga yang berserakan tidak beraturan.

Sigit yang merupakan generasi kedua pembuat batik dari keluarga Njo melakukan terobosan sebagai ciri khas.

Dia memadukan motif batik yang ada dengan aksara Tiongkok.

"Kami ingin membuktikan, batik Lasem memang memadukan budaya Jawa dan Tionghoa seperti sejarahnya. Tapi, tidak sembarang aksara Tionghoa yang kami tempelkan. Harus memiliki makna," imbuhnya.

Dia mencontohkan kalimat "He Cia Phing An" yang tersemat di kain batik buatannya.

Kalimat tersebut merupakan doa yang mengandung harapan agar seisi rumah selamat.

"Biasanya, batik yang bertuliskan kalimat ini menjadi hadiah seorang anak kepada orangtua," ujar Sigit.

Membatik
Membatik. (Tribun Jateng/M Syofri Kurniawan)

Menurut Sigit, batik kombinasi aksara Tionghoa ini disukai semua kalangan.

Bahkan, dia pernah mendapat pesanan dari pondok pesantren.

Tak sedikit pula batik buatan Sigit dipasok ke pembeli di Malaysia Singapura, Hongkong, juga Suriname.

Tak puas melihat proses membatik di Babagan, kami melanjutkan perjalanan ke sentra batik di Jalan Gedungmulyo.

Lokasi ini berseberangan dengan Sentra Batik Babagan atau di sisi utara jalur Pantura.

Satu yang menjadi jujugan pembeli adalah Purnomo Batik Art and Handicraf.

Di tempat ini, kami melihat proses pembuatan batik dan memilih-milih batik yang bisa dijadikan oleh-oleh.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved