Senin, 29 September 2025

Difasilitasi ITB, 200 Peserta dari Berbagai Negara Ikuti Konferensi Internasional AI di Bandung

Pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem digital yang etis, adil, dan sesuai kebutuhan masyarakat

|
Penulis: Erik S
Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
SEMINAR AI- Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Research Group Teknologi Informasi menggelar The 12th International Conference on ICT for Smart Society (ICISS) 2025 yang berlangsung pada 3–4 September 2025 di Bandung, Jawa Barat. 

“Smart city harus mampu mengintegrasikan data, infrastruktur, dan layanan publik agar benar-benar  menghadirkan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat,” tegasnya. 

Konferensi ini juga menghadirkan sesi khusus terkait tata kelola data kesehatan global dan  inovasi AI yang berkeadilan, yang dibawakan oleh Prof. Dr. Rifat Atun dari Harvard University.

Dalam presentasinya, ia menekankan perlunya sistem kesehatan yang adaptif  terhadap perubahan demografi, pandemi, serta perkembangan teknologi.

“AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan. Namun, kita harus memastikan adanya tata kelola data yang kuat agar inovasi ini dapat diterapkan secara  adil,” ujarnya. 

Hal senada juga disampaikan oleh Prof. Mohammed Essaaidi, Chair of the IEEE Special Interest Group on Humanitarian Technologies (SIGHT). Ia menyoroti etika dalam pengembangan AI dan digital twin technologies.

“Teknologi ini harus berpusat pada manusia. Prinsip etika, transparansi, dan inklusivitas harus menjadi pijakan utama dalam setiap inovasi,” tegasnya.

Dari perspektif kebijakan ekonomi global, Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D., selaku Dean Asian Development Bank Institute (ADBI), menyampaikan pesan melalui rekaman video. Ia menekankan pentingnya kesiapan negara berkembang dalam menghadapi transformasi digital.

“Ada korelasi positif antara kesiapan suatu negara mengadopsi AI dengan daya saing ekonominya. Oleh karena itu, kita harus bergerak cepat, tapi tetap inklusif,” ungkapnya. 

Selain itu, Prof. Dr. Wai Kin (Victor) Chan dari Shenzhen International Graduate School, Tsinghua University, Tiongkok, mengulas tentang peran 5G dan Internet of Vehicles (IoV) dalam mendukung smart city. Menurutnya, integrasi komunikasi, sensor, dan komputasi menjadi kunci penting untuk mendorong mobilitas cerdas di perkotaan.

“Pasar IoV berkembang sangat pesat, dan kita perlu menyiapkan infrastruktur yang tepat untuk  mendukungnya,” jelasnya. 

ICISS 2025 juga menghadirkan forum industri yang mempertemukan pelaku usaha dengan peneliti untuk menjembatani kebutuhan pasar dan hasil riset. Diskusi interaktif dalam forum ini menghasilkan sejumlah rekomendasi, mulai dari penguatan regulasi etika AI, pembangunan infrastruktur data nasional, hingga peluang kolaborasi lintas negara dalam bidang riset. 

Dengan berbagai sesi plenary, parallel session, dan workshop, konferensi ini menjadi bukti nyata komitmen ITB dalam membangun ekosistem riset dan inovasi global. 

Penyelenggaraan ICISS 2025 diharapkan tidak hanya menghasilkan publikasi akademik, tetapi juga langkah nyata dalam penerapan teknologi digital yang inklusif dan berkeadilan. 

“ICISS 2025 adalah bukti bahwa kolaborasi lintas negara, lintas disiplin, dan lintas sektor adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan teknologi masa depan,” tutup Prof. Lafi Rizki Zuhal dalam pernyataannya. 

Konferensi ini masih akan berlanjut hingga 13 September 2025 dengan berbagai agenda penting, termasuk presentasi riset dari peneliti muda, forum kolaborasi internasional, dan workshop teknis yang diharapkan memperkuat kontribusi teknologi digital untuk smart society di Indonesia maupun dunia. 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan