Inovasi Pembelajaran Digital Melesat Lewat AI, Data, dan Gamifikasi
Pemanfaatan AI dalam pendidikan memungkinkan guru memahami kebutuhan dan perilaku belajar siswa secara lebih spesifik.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Dunia pendidikan Indonesia tengah memasuki era transformasi menyeluruh. Tak sekadar digitalisasi, melainkan perubahan paradigma menuju sistem pembelajaran yang cerdas, adaptif, kolaboratif, dan berbasis teknologi terkini.
Semangat ini tergambar dalam penyelenggaraan MoodleMoot Indonesia 2025, yang digelar di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan, baru-baru ini.
Baca juga: Kapal Canggih Ini Bisa Deteksi Kebocoran Otomatis dan Jaga Stabilitas Laut
Forum tahunan ini mempertemukan lebih dari 200 pelaku pendidikan dari berbagai wilayah dan latar belakang—mulai dari akademisi, pengembang teknologi pendidikan, guru, praktisi edutech, hingga pemangku kepentingan industri.
Dengan mengusung tema Empowering Learning through Innovation with AI, Data & Gamification, ajang ini mendorong integrasi kecerdasan buatan (AI), analitik data, dan elemen gamifikasi dalam membentuk model pembelajaran yang lebih relevan, menyenangkan, dan tepat sasaran.
“Pendidikan tidak bisa lagi bergantung pada metode satu arah. Kita perlu sistem yang lentur, kolaboratif, dan berbasis data,” ujar Pony Halim, penanggung jawab MoodleMoot Indonesia 2025.
Menurut Pony, perubahan pola belajar di era pascapandemi telah membuka kesadaran baru bahwa pendidikan harus inklusif dan fleksibel.
Siswa kini tidak lagi terbatas oleh ruang kelas fisik. Mereka belajar dari mana saja, kapan saja, dan dengan pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar individual.
Dalam konteks ini, teknologi digital menjadi jembatan utama.
Platform seperti Moodle tidak hanya berfungsi sebagai Learning Management System (LMS), melainkan sebagai ekosistem yang mampu menghubungkan guru, siswa, dan konten secara dinamis.
Pemanfaatan AI dalam pendidikan memungkinkan guru memahami kebutuhan dan perilaku belajar siswa secara lebih spesifik.
Dengan bantuan data analitik, proses pembelajaran kini bisa dipersonalisasi—baik dari segi konten, metode penyampaian, hingga waktu penyampaian materi.
“Dengan dukungan data, keputusan pengajaran bisa dibuat berdasarkan evidensi nyata, bukan asumsi,” ungkap Pony.
Langkah ini juga membantu guru untuk memantau perkembangan siswa secara real-time, melakukan intervensi lebih cepat, dan memberikan umpan balik yang relevan.
Inovasi lain yang menjadi sorotan adalah gamifikasi dalam pembelajaran.
Elemen-elemen seperti sistem poin, lencana digital, leaderboard, dan tantangan interaktif semakin banyak digunakan oleh institusi pendidikan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa.
Kunci Jawaban Modul 3.3 Teknik Dasar Visualisasi Data, PINTAR Kemenag |
![]() |
---|
Anggota Komisi VI DPR Minta Pertamina Memperkuat Roadmap, dari Biosolar hingga Digitalisasi Layanan |
![]() |
---|
Multifinance Dituntut Beradaptasi dengan Regulasi Baru Serta Memperkuat Digitalisasi |
![]() |
---|
Kemenko PMK Dorong Digitalisasi Zakat dan Tegaskan Peran Strategis Baznas di Rakernas UPZ 2025 |
![]() |
---|
Bahas Perkembangan AI, Wamen Tiko: Bikin Perpres Bisa Pakai ChatGPT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.