Selasa, 7 Oktober 2025

Triple Crown: Mahkota Tertinggi dalam Dunia Pacuan Kuda, Indonesia di Ambang Sejarah Baru

Gelar ini hanya bisa diraih oleh kuda terbaik yang pernah menginjak lintasan, dipandu joki berinsting tajam, dan ditangani tim eliter

HandOut/IST
ADU CEPAT - Kuda balap yang ditunggangi joki, beradu cepat dalam lintasan. Dalam dunia pacuan kuda, Triple Crown adalah gelar prestisius yang menjadi gelar tertinggi. 

Namun dalam 150 tahun, hanya 15 kuda yang pernah menyapunya. Yang terakhir: Nijinsky pada 1970.

Sejak itu, banyak yang hampir sukses—termasuk Camelot (2012)—namun gagal di langkah terakhir.

Jepang

Dikenal sebagai Sambakan, mahkota ini terdiri dari Satsuki Shō (2.000 m), Tokyo Yūshun / Japanese Derby (2.400 m), dan Kikuka Shō (3.000 m).

Dilangsungkan antara April–Oktober, hanya 8 kuda jantan yang berhasil meraihnya hingga 2023.

Contrail (2020) menjadi nama terbaru setelah legenda seperti Deep Impact dan Symboli Rudolf.

Jepang juga punya Triple Tiara untuk kuda betina, dengan Liberty Island (2023) sebagai peraih terkini.

Australia

Memiliki dua versi Triple Crown:

Untuk kuda jantan usia tiga tahun: Randwick Guineas, Rosehill Guineas, dan Australian Derby.

Untuk sprinter: Lightning Stakes, Newmarket Handicap, dan TJ Smith Stakes.

Gelar ini sangat sulit dicapai. Beberapa nama besar yang sukses adalah Octagonal (1996) dan It’s A Dundeel (2013). Untuk sprinter, nama Black Caviar tak tertandingi: menang 25 kali berturut-turut tanpa kekalahan.

Hong Kong

Di sini, Triple Crown terbuka untuk kuda dewasa, bukan hanya tiga tahun.

Tiga balapannya adalah: Stewards’ Cup (1.600 m), Citi Hong Kong Gold Cup (2.000 m), dan Champions & Chater Cup (2.400 m).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved