Sabtu, 4 Oktober 2025

Lika-liku Perjalanan Wanda Hamidah Menuju Gaza Palestina

Wanda Hamidah sudah 25 hari meninggalkan Jakarta, Indonesia, menuju Gaza, Palestina. Banyak kendala yang dihadapinya bersama relawan lain.

Editor: Willem Jonata
instagram
WANDA HAMIDAH KE GAZA - Bintang film dan sinetron Wanda Hamidah jadi salah satu artis Indonesia yang berlayar ke Gaza, Palestina untuk jadi relawan kemanusiaan. 

TRIBUNNEWS.COM - Perjalanan menuju Gaza, Palestina, dalam rangka misi kemanusiaan, ternyata tidak mudah.

Itulah yang dialami Wanda Hamidah, wakil relawan dari Indonesia, bersama para relawan lain dari berbagai negara.

Wanda Hamidah sudah 25 hari meninggalkan Jakarta, Indonesia, menuju Gaza.

Saat ini ia berada di Portopalo, Sisilia, Italia. Sudah delapan hari dia habiskan waktu di tempat tersebut.

Baca juga: Kapal Perang Israel Siap Cegat Armada Flotilla yang Sedang Menuju Gaza

Sebelumnya ia berada di Kebili, Tunisia. Kemudian berminggu-minggu di Sidi Bou Said, tepi laut Mediterania di Tunisia, menunggu kapal.

Perjalanannya dalam misi bersama Global Sumud Flotilla, kembali tertahan di Portopalo, Sisilia, Italia, karena Kaiser, kapal yang ditumpanginya bersama relawan lain, mengalami kerusakan.

Informasi tersebut disampaikan Wanda melalui akun Instagramnya.

Sekira 50 aktivis kemanusiaan yang ikut dalam misi tersebut harus tereliminasi. Satu di antaranya Haji Ridho.

Diceritakan Wanda, bahwa Haji Ridho menangis karena tidak bisa ikut dalam kapal tambahan yang telah disiapkan.  

Sebagian para aktivis kemanusiaan tersebut mengurus visa sementara untuk dapat kembali pulang melalui maupun ke Tunisia. 

Wanda tak bisa menyembunyikan kesedihannya melepas aktivis kemanusiaan yang terpaksa kembali dan tidak bisa melanjutkan misi. 

Mereka pulang karena jenuh menanti sesuatu yang tak pasti. Keluarga mereka masih menunggu di rumah.  

"Bayangkan delapan hari di Portopalo hanya bisa menanti sesuatu yang tak pasti, ditambah berminggu-minggu di Sidi Bou Said, tidur di pelabuhan dengan selembar sleeping bag," papar Wanda. 

Wanda meyakini mereka sudah mengusahakan yang terbaik agar bisa menjalankan misi kemanusiaan di Gaza.

"Perjalanan ini mengajari saya banyak hal, empati, simpati. dan solidaritas. Kami berbagi makanan, minuman, kesedihan, kebahagiaan, susah senang bersama , bersatu untuk Palestina," ujarnya.

Wanda bersama relawan yang bertahan memulai perjalannya menuju Yunani sebelum bertolak ke Gaza.

Berikut lika-liku tantangan Wanda dan relawan lain menuju Gaza:

Kapal rusak

Kapal Kaiser adalah kapal ditumpangi Wanda Hamidah dan relawan lainnya, untuk menuju Gaza, Palestina.

Kapal tersebut mengalami kerusakan. Air masuk ke dalam kapal, sehingga awak dan penumpang kapal harus singgah di pelabuhan Italia untuk perbaikan.

Kapal kehabisan bahan bakar

Wanda juga mengabarkan Kapal Kaiser yang ditumpanginya untuk menuju Gaza, kehabisan bahan bakar.

Akhirnya kapal terpaksa berlabuh dahulu di Kiblia, Tunisia, untuk kemudian para awak kapal membeli bahan bakar agar bisa kembali berlayar.

Diakui Wanda sempat lama tertahan di Tunisia, karena betapa sulitnya pengadaan armada kapal yang layak untuk melanjutkan perjalanan.

Menurut Wanda, alasan pemilik kapal enggan menyewakan atau menjual armadanya untuk misi ke Gaza karena khawatir

menjadi target serangan militer.

Cuaca buruk

Wanda juga pernah mengumumkan pelayarannya ke Gaza tertunda karena cuaca buruk.

"Allah belum mengizinkan kami berlayar hari ini. Alasan cuaca," ucap Wanda dalam postingan Instagramnya.

"Amat sangat dapat dimengerti, ditundanya pelayaran ini. Manusia dapat berencana namun Allah juga yang menentukan."

"Saya meyakini keputusan kapan Allah mengizinkan kami berlayar, yang terbaik. Allah is the best planner. His time is always the right time," tulisnya lagi.

Intimidasi

Selain kesiapan kapal dan cuaca, Wanda Hamidah dan relawan lain, menghadapi beberapa tantangan yang tak mudah.

Tantangan itu antara lain verifikasi para aktivis kemanusiaan, tekanan, teror dan intimidasi.

"It is not easy to manage the largest humanitarian aid in history, from 47 countries, for over 70 ships sailing to Gaza to end the siege, but we are Sumud ain't ?!," tulis Wanda.

Dan kendala terbesar dari misi kemanusiaan tersebut adalah menembus blokade Gaza sekaligus intimidasi.

Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya pada Kamis (11/9/2025), Wanda mengungkapkan keberangkatan kapal yang ditumpanginya terhambat setelah dua hari berturut-turut pelabuhan tempat kapal mereka bersandar diserang drone.

“Ada beberapa kendala yang tidak bisa dirincikan Global Sumud. Kami memahami sekali perkembangan yang terjadi, pasti banyak tekanan yang berusaha menghambat keberangkatan kami,” kata Wanda, dalam postingan lainnya di akun Instagramnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved