Senin, 29 September 2025

“Terapi Hati”: Musik Jadi Ruang Aman untuk Luka yang Tak Terucap

Bukan sekadar lagu, Terapi Hati hadir sebagai ruang aman bagi mereka yang tengah bergulat dengan luka batin.

Tribunnews.com/Handout
TERAPI HATI - Produser musik sekaligus penulis lagu Aan Story bersama penyanyi Vionita Sihombing berpose usai peluncuran album Terapi Hati, di Jakarta, belum lama ini. Album ini dihadirkan sebagai ruang aman bagi pendengar yang bergumul dengan emosi dan luka batin yang sulit terucap. 

Ringkasan Utama

Aan Story merilis album bertajuk Terapi Hati sebagai ruang refleksi emosional, menghadirkan musik yang dirancang untuk menemani proses pemulihan batin tanpa glorifikasi komersial.

  
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musik kerap menjadi pelarian bagi mereka yang tengah bergulat dengan emosi. Hal inilah yang coba diangkat oleh musisi Aan Story lewat album bertajuk "Terapi Hati", yang dirilis secara digital pada 17 September 2025. Album ini hadir sebagai ruang aman bagi pendengar yang tengah berjuang dengan luka batin, keresahan, dan proses pemulihan diri.

Aan Story menyusun sepuluh lagu dalam album ini, terdiri dari sembilan lagu lama yang diaransemen ulang dan satu lagu baru yang dirilis khusus untuk proyek tersebut.

Semua lagu dibawakan oleh Vionita Sihombing, penyanyi muda jebolan ajang The Voice Indonesia musim keempat. Karakter vokalnya yang kuat namun lembut memberi dimensi emosional yang mendalam pada setiap lagu.

“Dalam setiap lagu, aku ingin pendengar merasa dipeluk. Musik punya kekuatan menyembuhkan, dan aku ingin jadi bagian dari proses itu,” ujar Aan Story saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Lagu-lagu seperti Aku Pergi, Malaikat Baik, Trauma, dan Kupendam Sendiri dirancang untuk menggambarkan perjalanan emosional seseorang—dari kehilangan, penolakan, hingga proses bangkit kembali. Album ini tidak menawarkan solusi instan, melainkan ruang refleksi yang jujur dan terbuka.

Lebih dari sekadar karya musik, Terapi Hati dihadirkan sebagai medium untuk berdamai dengan diri sendiri. Aan menyebut album ini sebagai bentuk ekspresi yang tidak menggurui, melainkan menemani.

“Kamu enggak sendirian. Ada lagu, ada cerita, ada aku yang merasakannya juga,” tuturnya.

Baca juga: Isu Suami Selingkuh Diduga Pemicu Cerai, Tasya Farasya Pernah Ungkap Mau Dipoligami: Gue Lihat Seru

Dalam konteks sosial yang semakin kompleks, terutama pasca pandemi dan meningkatnya kesadaran akan isu kesehatan mental, kehadiran karya seperti Terapi Hati menjadi relevan. Ia tidak menjual harapan palsu, melainkan menghadirkan ruang untuk merasakan dan menerima.

Aan Story menambahkan, proyek ini bukan sekadar peluncuran musik, melainkan ajakan untuk membuka ruang dialog tentang luka dan penyembuhan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan