Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Wanda Hamidah Kuliti Gaya Hedon Pejabat-Polisi saat Rakyat Kesusahan Didesak Pajak Tinggi: Ini Gila!
Wanda Hamidah kritik pejabat hingga lembaga hukum yang terus-terusan bergaya hedon, ditengah kondisi masyarakat kesusahan.
TRIBUNNEWS.COM - Artis sekaligus mantan politikus Wanda Hamidah lantang menguliti gaya hedon atau bermewah-mewah para pejabat hingga lembaga penegak hukum polisi.
Di tengah aksi demo sejak 28 Agustus 2025 hingga kini masih berlangsung, Wanda Hamidah merasa prihatin dengan kondisi Tanah Air.
Ungkapan sedih Wanda Hamidah melihat kekacauan demo di beberapa kota di Indonesia itu, diungkapkannya saat menjadi bintang tamu dalam program Rumpi Trans TV.
Mantan anggota DPRD DKI Jakarta ini, lantang memihak rakyat yang menyuarakan aspirasinya pada DPR RI.
Politikus yang sempat bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) pada 1998 ini, menyoroti sikap DPR yang tidak peka pada situasi yang tengah dihadapi rakyat.
Artis yang pernah menjabat sebagai bendahara PAN periode 2006–2010 itu, juga menilai kini rakyat banyak yang kesusahan dengan kesulitan mencari pekerjaan dan makan. Tapi masih dibebankan dengan pajak tinggi.
"Aku sedihnya gini, ini kan peringatan untuk DPR. Kenapa menunggu hal besar ini sampai terjadi, padahal rakyat sebelumnya sudah resah dengan pajak yang sangat tinggi, yang menjadi sasaran empuk adalah rakyat yang diperas, bukan pejabat-pejabat, bukan konglomerat," jelas Wanda, dikutip dari YouTube Trans TV Official, Selasa (2/9/2025).
Namun di sisi lain, wanita yang sudah mengundurkan diri sebagai anggota Partai Politik Golkar pada Agustus 2024 lalu ini, turut menyoroti gaya hidup hedon para pejabat publik hingga polisi.
Kehidupan mewah pejabat elit politik hingga lembaga penegak hukum lainnya malah seakan sengaja dipertontonkan pada rakyat.
Padahal, dikatakan Wanda, gaji dari pejabat dan polisi tersebut bersumber dari pajak yang dipungut dari para rakyat.
Hal itulah yang membuat wanita lulusan S2 Universitas Indonesia jurusan Kenotariatan Tahun 2006 ini, marah besar.
Baca juga: Wanda Hamidah Ungkap Alasan Keluar dari Golkar, Sebut Parpol Kini Jadi Corong Eksekutif
"Sementara ditengah rakyat yang sulit makan, sulit dapatkan pekerjaan kita disajikan dengan tontonan pejabat, baik itu DPR atau eksekutif ataupun polisi yang hidupnya bermewah-mewahan," ucap Wanda.
"Ketika ngomong mengenai rakyat, dia pakai jam tangan Rp1 miliar, dia pakai baju puluhan juta, dia pakai mobil belum setahun udah ganti lima kali."
"Dia memperlihatkan itu di ruang publik, dengan bangga di tengah rakyat macet berdesak-desakan. Tapi wakil rakyatnya menembus kemacetan dengan sirine dan kawan polisi yang digaji dari hasil keringatnya," terang wanita kelahiran Jakarta, 21 September 1977 itu.
Ia bahkan dengan lantang menyebut situasi yang dihadapi Indonesia saat ini sudah gila.
"Menurut aku ini udah gila!" tukasnya.
Untuk itu, wanita yang mengawali kariernya sebagai model sejak duduk di bangku SMP ini, meminta pejabat publik untuk berbenah diri.
Harusnya pejabat hingga polisi memiliki sikap rendah hati di hadapan rakyat.
"Rakyat lagi susah, mereka dibayar dari pajak. Jadi just be humble (rendah hatilah),"
Wanita yang bulan ini akan berulang tahun ke-44 tersebut, merasa harusnya pejabat publik bekerja untuk warganya. Bukan malah berlomba-lomba mensejahterakan keluarganya sendiri.
"Politik itu kan menyejahterakan rakyat, kalian ada di sana bukan untuk menyejahterakan diri dan keluarga kalian sendiri."
"Ini kok yang terjadi sebaliknya, kok tega hidup bermewah-mewahan seperti itu dan ditunjukkan," tutup Wanda.
Baca juga: Wanda Hamidah Bereaksi, Fotonya Bersama Anies dan Airin Bersanding, Disebut Masuk Kandang Banteng
Wanda Hamidah Belum Mau Masuk Politik Lagi
Eks politisi Partai Golkar, Wanda Hamidah mengaku kini belum mau kembali ke dunia politik lagi.
Sebelumnya Wanda pernah bergabung dengan PAN menjadi aktivis reformas pada 1998, namun pada 2014 keanggotaannya sudah dihapus.
Kemudian, ia sempat bergabung dengan Partai NasDem hingga menjadi DPW DKI Jakarta.
Lewat NasDem, Wanda juga sempat maju sebagai calon legislatif (calog) DPR RI tahun 2019. Namun ia tidak berhasil terpilih.
Berikutnya pada Oktober 2022, Wanda menyebrang ke Partai Golkar. Sampai Agustus 2024 ia menyatakan mengundurkan diri.
Kini sudah tidak mau terjun lagi, Wanda menyatakan semua partai politik (parpol) di Indonesia tidak menjalankan fungsi check and balance.
"(Kembali terjun politik) untuk saat ini enggak," kata Wanda, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (22/8/2024).
"Saat ini parpol semuanya sama aja. Semuanya tidak ada yang menjalankan check and balance," tambahnya.
Sementara itu, Wanda pilih aktif mengawal jalannya demokrasi dari belakang layar saja.
Terlebih, dirinya sudah dibuat kecewa dengan pemerintahan di level eksekutif, yang dinilai mengamankan organisasi masyarakat (ormas) melalui pembagian izin tambang.
Padahal di sisi lain, katanya, persoalan-persoalan kesejahteraan di masyarakat kecil juga menunjukkan ketidakmampuan negara melindungi rakyatnya.
"Lihat deh korban di masyarakat kecil. Pengangguran semakin banyak, rakyat kecil, kita, dapat berita-berita menyedihkan karena terjerat pinjaman online, karena negara tidak bisa melindungi rakyatnya dari pinjol. Padahal semudah itu," jelasnya.
"Kalau kita enggak melawan, mau jadi apa (Indonesia). Sementara rakyat di bawah mati kelaparan, mati bunuh-bunuhan, dikejar debt collector. Mati karena mencuri, suami dan istri bunuh-bunuhan, kalau enggak kelaparan," timpalnya lagi.
(Tribunnews.com/Ayu/Ibra Fasti Ifhami)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.