Ari Bias Jual Perlengkapan Musik, Frustasi 20 Tahun Tak Terima Royalti dari Lagunya yang Hits
Ari sudah cukup lama bersabar menanti haknya sebagai pencipta lagu, namun hingga kini belum ada kejelasan.
Saat itu, ia merasa tidak ada gunanya terus berkarya jika hasilnya tidak memberikan manfaat bagi dirinya sendiri.
Akhirnya, ia memutuskan untuk menjual seluruh alat musik yang dimilikinya, termasuk keyboard, gitar, dan mikrofon.
"Saya enggak mau main musik lagi. Keyboard saya jualin semua, gitar, mic. Saya cari kesibukan lain dan cari usaha di luar musik, ketipu juga bisnis saya," ungkapnya.
Keberadaan Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI), yang didirikan sejumlah musisi Tanah Air, kemudian membuka matanya bahwa pencipta lagu juga memiliki hak ekonomi atas lagu-lagu mereka yang dibawakan dalam konser.
"Mungkin AKSI ini komposer banyak yang mulai sadar hukum, ada UU Hak Cipta, tahu ada hak-haknya," tutur Ari.
"Bahwa di dalam konser yang diadakan, ada hak ekonomis pencipta lagu," lanjutnya.
Carut-marut Royalti Musik di Indonesia, Sistem Digital Diyakini Jawab Keluhan Musisi |
![]() |
---|
Didi Riyadi Sentil Regulasi soal Kisruh Royalti WAMI: Acuannya Apa Dulu? |
![]() |
---|
Ahmad Dhani Usulkan Tata Kelola Konser Musik: Penyanyi Wajib Izin hingga Biaya Ditanggung Promotor |
![]() |
---|
Piyu Geram soal Royalti: LMKN Tak Mau Berkaca, Pencipta Lagu Jadi Korban |
![]() |
---|
Agnez Mo Menang Kasasi di MA, Gugatan Royalti Rp1,5 Miliar Gugur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.