Minggu, 5 Oktober 2025

Kasus Suap Politisi Senayan

Tanggapan Sejumlah Pihak soal OTT Bowo Sidik, Fahri Hamzah Singgung Elektabilitas Jokowi

Tanggapan sejumlah pihak soal terjaringnya Bowo Sidik dalam OTT KPK dan dugaan persiapan 'serangan fajar', Fahri Hamzah singgung elektabilitas Jokowi.

Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Anggota DPR Bowo Sidik Pangarso menggunakan rompi oranye usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/3/2019). KPK menetapkan tiga orang tersangka yakni Anggota DPR Bowo Sidik Pangarso, Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia Asty Winasti, dan Seorang pihak swasta Indung serta mengamankan barang bukti uang sekitar Rp 8 miliar dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu yang telah dimasukkan dalam amplop pada 84 kardus terkait dugaan suap pelaksanaan kerja sama pengangkutan di bidang pelayaran antara PT Pupuk Indonesia Logistik (PILOG) dengan PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK). 

"Ini berantakan kan, masyarakat sederhana saja mikirnya 'oh begini ternyata duit kita dipakai untuk money politik' rakyat langsung marah ngeliat begini kejadian," ucap Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Fahri Hamzah pun menyoroti amplop-amplop yang digunakan untuk "serangan fajar" dalam Pemilu 2019 yang tidak ditunjukkan bagian dalamnya oleh KPK.

Menurutnya, ada rumor yang mengatakan di dalam amplop tersebut terdapat gambar pasangan calon tertentu.

"Tapi kan tadi malam rumornya kenapa amplop itu tidak dibuka, amplop itu katanya ada nama calon tertentu, ada gambar calon tertentu."

"Itu jadi masalah pokoknya kalau nggak transparan akan repot," ujar Fahri.

Baca: Respons KPK Sikapi Munculnya Dugaan Ada Kode Capres Tertentu di Amplop Serangan Fajar Bowo Sidik

4. Dahnil Anzar

Terkait OTT KPK terhadap Bowo Sidik, Juru bicara (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anhar Simanjuntak menyindir KPK, Jumat (29/3/2019) melalui ciutan di akun Twitter-nya.

Kritikan itu dicuitkan atas sikap KPK yang dinilainya enggan membuka ribuan amplop 'serangan fajar' yang ikut diamankan dalam OTT.

Semula, Dahnil mengapresiasi OTT yang dilakukan KPK terhadap politisi Golkar tersebut.

Namun, lanjut Dahnil, KPK yang saat konferensi pers dihadiri Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan tidak membuka dan menunjukkan 400 ribu amplop berisikan uang.

Dahnil menyebut, ratusan ribu amplop yang diamankan dalam 84 kardus itu, diduga terdapat cap jempolnya.

Lebih lanjut Dahnil menambahkan, dalam setiap konferensi pers, sudah jadi kebiasaan KPK membuka barang bukti.

Namun, dalam konferensi pers OTT Bowo Sidik kemarin, Basaria Panjaitan melarang membuka barang bukti 400 ribu amplop tersebut.

Sekali lagi Dahnil menyebut, ribuan amplop itu sudah ada kode-kode calon presiden tertentu.

Baca: Bawaslu Sebut Kasus Bowo Sidik Pangarso Sebagai Peringatan Dini Antisipasi Praktik Politik Uang

5. Bawaslu

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved