Jumat, 3 Oktober 2025

Beredar Info Bendung Katulampa Bogor Jebol dan akan Sebabkan Banjir Jakarta, BNPB: Itu Hoaks

Salah satu informasi palsu yang beredar adalah informasi yang menyebutkan bendung Katulampa di Bogor jebol dan akan menyebabkan Jakarta banjir.

Penulis: Daryono
Editor: Fathul Amanah
TribunnewsBogor.com/Aris Prasetyo Febri
Kondisi Bendung Katulampa jelang siang, Rabu (7/2/2018). 

TRIBUNNNEWS.COM - Mayoritas wilayah di Indonesia telah memasuki musim penghujan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahkan memberikan peringatan dini cuaca ekstrem untuk wilayah tertentu.

Namun, bersamaan dengan itu, beredar pula informasi palsu (hoaks) yang beredar di masyarakat.

Salah satu informasi palsu yang beredar adalah informasi yang menyebutkan bendung Katulampa di Bogor jebol dan akan menyebabkan Jakarta banjir.

Klarifikasi jika informasi itu hoaks disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (27/11/2018).

Baca: BMKG Peringatkan Warga Waspada Bencana, Hujan Lebat Hingga 5 Hari ke Depan di Beberapa Wilayah

Melalui akun twitternya @sutopo_PN, Sutopo menyatakan kondisi sungai-sungai di Bogor, Depok dan Jakarta pada Rabu (27/11/2018) aman.

Sutopo melanjutkan informasi hoaks itu juga tersebar pada tahun lalu.

Karena itu, Sutopo meminta masyarakat tak mempercayai info tersebut.

"Beredar di medsos yang mengatakan bendung Katulampa jebol dan akan menyebabkan Jakarta banjir. Itu semua Hoax. Kondisi sungai-sungai di Bogor, Depok dan Jakarta aman pada 27/11/2018.

Hox itu pernah disebarkan tahun lalu dan saat ini disebarkan lagi oleh oknum. Jangan percaya," tulis Sutopo.

BMKG Peringatkan Warga Waspada Bencana, Hujan Lebat Hingga 5 Hari ke Depan di Beberapa Wilayah

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan intensitas curah hujan tinggi akan terjadi hingga lima hari ke depan.

Hal itu berdasarkan pemantauan dan analisis yang menunjukkan bahwa sebagian wilayah Jawa telah diguyur hujan selama beberapa pekan terakhir.

Lalu menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, dan longsor.

Dilansir dari website resmi bmkg.go.id dan akun twitter @infoBMKG, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo menjelaskan bahwa adanya sirkulasi angin tertutup di Laut Jawa yang cukup persisten hingga 3 hari ke depan.

Akibat dari itu maka akan terbentuk daerah pertemuan angin di sepanjang Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca: Humas BNPB Sutopo Purwo Jadi Calon PNS Inspiratif dan Pejabat Tinggi Pratama Teladan 2018

Dari kondisi tersebut memberikan dampak pada peningkatan pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

"Selain itu, adanya aliran massa udara basah yang masuk dari Samudera Hindia turut mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Tenggara serta Maluku. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir."

"Serta angin kencang khususnya di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam 5 (lima) hari ke depan (26 - 30 November 2018)," ungkap Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca tersebut seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi cuaca terkini dapat menghubungi layanan informasi BMKG 24 jam, melalui:

Call center 021-6546315/18;

http://www.bmkg.go.id;

Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

(Tribunnews.com/Daryono/Umar)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved