Perihal Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Donald Trump Bakal Ungkap Pelakunya
Perihal kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, Donald Trump katakan dalam dua hari pemerintahannya akan berikan laporan lengkap tentang pelakunya.
Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders tidak memberikan rincian tentang seruannya tetapi mengatakan presiden memiliki keyakinan di CIA.
"Pada saat ini kami diberitahu bahwa dia tidak memainkan terlibat. Kami harus mencari tahu apa yang harus mereka katakan," Trump ketika datang ke putra mahkota, sebelum pemanggilannya di Air Force One.
Pernyataan itu dikumandangkan oleh penasihat keamanan nasional John Bolton.
Ia mengatakan awal pekan ini orang-orang yang telah mendengarkan rekaman audio dari pembunuhan itu tidak berpikir itu berimplikasi pada putra mahkota.
Juga sebelum meninggalkan perjalanannya, Trump mengatakan Arab Saudi adalah sekutu yang benar-benar spektakuler dalam hal pekerjaan dan pembangunan ekonomi.
Baca: CIA Sebut Pangeran Saudi sebagai Otak Pembunuhan Jamal Khashoggi
"Saya harus mempertimbangkan banyak hal (ketika memutuskan tindakan apa yang akan diambil terhadap kerajaan)," kata Trump.
Trump menyebut pembunuhan itu sebagai operasi gagal yang dilakukan dengan sangat buruk.
Trump juga mengatakan upaya menutup-nutupinya adalah salah satu kasus terburuk dalam sejarah.
Namun dia menolak panggilan untuk memangkas penjualan senjata ke kerajaan dan enggan untuk memusuhi penguasa Saudi.
Trump menganggap Saudi sebagai sekutu vital dalam agenda Timur Tengahnya.
Anggota Kongres AS mendorong Trump untuk respon yang lebih keras terhadap pembunuhan itu.
Pemerintah pekan lalu menghukum 17 pejabat Saudi karena dugaan mereka terlibat dalam pembunuhantersebut.
Namun, anggota parlemen Amerika telah meminta pemerintah untuk membatasi penjualan senjata ke Arab Saudi atau mengambil tindakan lain yang lebih keras.
Wakil Presiden AS Mike Pence juga berkomentar terhadap kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
"Pembunuhan Jamal Khashoggi adalah kekejaman," ujatnya kepada wartawan yang bepergian bersamanya Sabtu (17/11/2018) untuk pertemuan puncak negara-negara Pasifik di Papua Nugini.
"Itu juga merupakan penghinaan terhadap pers yang bebas dan independen, dan Amerika Serikat bertekad untuk menahan semua pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu," lanjutnya.
Otoritas Turki dan Saudi mengatakan dia dibunuh di dalam konsulat oleh tim dari kerajaan setelah dia pergi ke sana untuk mendapatkan dokumen pernikahan.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)