Prodil dan Sosok
Sosok Dokter Aaron, Amputasi Lengan Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny demi Selamatkan Nyawa
Sosok dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang, melakukan proses amputasi terhadap Ahmad, korban ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
TRIBUNNEWS.COM - Sosok dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang, dokter TNI yang melakukan proses amputasi terhadap korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Insiden bangunan mushola Ponpes Al Khoziny roboh yang terjadi pada Senin (29/9/2025) lalu, menewaskan 14 orang.
Data sementara Jumat (3/10/2025) malam, tercatat ada 117 orang korban ditemukan, 103 di antaranya merupakan korban selamat.
Kini, proses evakuasi terhadap para korban yang masih hilang di balik reruntuhan terus diupayakan.
Dalam proses evakuasi, terdapat momen dramatis yang dialami tim pencarian. Termasuk dokter yang membantu operasi amputasi Nur Ahmad (NA), korban selamat insiden ambruknya Ponpes Al Khonizy.
Nur Ahmad, remaja berusia 16 tahun itu adalah, seorang santri Ponpes Al Khoziny yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Saat itu, Nur Ahmad berada dalam posisi sulit. Tangannya tertindih bongkahan beton musala yang ambruk.
Evakuasi NA dihadapkan pada dua pilihan, yakni pertama, menunggu beton diangkat dengan resiko korban semakin banyak kehilangan darah. Selanjutnya pilihan kedua, adalah amputasi di lokasi.
Karena berbagai pertimbangan, maka opsi amputasi diambil untuk menyelamatkan nyawa Ahmad.
Tangan Ahmad terpaksa diamputasi dokter dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), yakni dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang.
Baca juga: Kisah Penyelamatan Ahmad, Tangannya Terpaksa Diamputasi di Tempat Karena Tertindih Beton Musala
Sosok Dokter Aaron
Tak banyak informasi mengenai Dokter Aaron di media online.
Berdasarkan penelusuran, Dokter Aaron di bawah supervisi Dokter Larona Hydravianto Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD Notopuro Sidoarjo.
Dikutip dari Surya.co.id, Dokter Aaron lahir di Jayapura, Papua, pada 29 Januari 1994.
Pria berusia 31 tahun ini, pernah menempuh dan menyelesaikan pendidikan S2 di Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum, Universitas Pembangunan Panca Budi.
Namun, perlu diketahui informasi kelahiran dan pendidikan dr Aaron tersebut, berasal dari pencarian Google dan belum mendapatkan konfirmasi dari dokter Aaron.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.