Sabtu, 4 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Cerita Korban Selamat Ambruknya Ponpes di Sidoarjo, Posisi Salat di Barisan Belakang

Kesaksian Ahmadi Sulton, salah satu korban selamat dalam kasus ambruknya bangunan bertingkat di kompleks Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.

TRIBUNJATIM.COM/HABIBUR ROHMAN
EVAKUASI KORBAN - Suasana evakuasi korban rubuh musala di Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). Kesaksian Ahmadi Sulton, salah satu korban selamat dalam kasus ambruknya bangunan bertingkat di kompleks Ponpes Al Khoziny. 

TRIBUNNEWS.COM - Ahmadi Sulton merupakan salah satu korban selamat dalam kasus ambruknya bangunan bertingkat di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).

Santri tingkat awal itu selamat karena pada saat kejadian, Senin (29/9/2025), dirinya berada pada bagian bangunan lama saat salat berjamaah berlangsung.

Pemuda asal Desa Majengan, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura tersebut berada pada barisan ketiga di belakang imam.

Sementara itu, reruntuhan bangunan menimpa barisan depan, tempat puluhan santri lain, termasuk sepupu Sulton, yaitu Muhammad Mashudulhaq (14).

"Waktu itu saya di barisan belakang, di bangunan lama. Alhamdulillah selamat. Tapi teman-teman yang di depan, termasuk Mashudulhaq, tertimpa reruntuhan," kata Sulton, dilansir Surya.co.id, Jumat (3/10/2025).

Sebelum insiden terjadi, Sulton sempat berbincang dengan Mashudulhaq yang kini telah dimakamkan di kampung halaman.

Obrolan singkat tersebut ternyata menjadi pertemuan terakhir mereka.

"Sebelum roboh, saya masih ngobrol sama Mashudulhaq. Tidak menyangka itu jadi obrolan terakhir kami," terang Sulton.

Baginya, selamat dari tragedi itu adalah sebuah anugerah. Akan tetapi, kehilangan sahabat sekaligus sepupu yang setiap hari menemaninya di pondok menjadi luka mendalam yang sulit ia lupakan.

Kini doa dan harapan terus dipanjatkan supaya seluruh korban santri yang masih dalam proses evakuasi dapat segera ditemukan.

Baca juga: Sepenggal Kisah Santri Ponpes Ambruk Sidoarjo: Haikal Ajak Salat di Reruntuhan, Rafi Pilih Berkorban

Proses Pencarian Korban

Proses pencarian korban di bawah reruntuhan bangunan roboh di kompleks Ponpes Al Khoziny dilakukan dengan dua cara, yaitu manual dan upaya menggunakan alat berat.

Alat berat difungsikan untuk mengangkat balok beton, plat, dan berbagai puting reruntuhan gedung, sedangkan cara manual digunakan untuk menyisir korban di bawah reruntuhan itu.

“Kita masih terus berusaha. Alat berat terus bekerja menjangkau sisi depan, atas, dan bagian samping. Sudah sekira 50 persen yang terangkat,” ucap Kepala Basarnas Surabaya Nanang Avianto pada Jumat siang.

Setelah sebagian titik itu diangkat, petugas mulai bisa menjangkau bagian bawah atau lantai dasar bangunan yang ambruk.

Pencarian terhadap korban kemudian dilakukan dengan cara manual.

“Ada dua korban ditemukan di dekat area wudlu hampir bersamaan pagi tadi. Kemudian satu korban ditemukan berjarak beberapa meter, dan satu korban lagi di sebelah kirinya berjarak beberapa meter. Semua di lantai dasar,” ungkapnya.

Pencarian secara manual terus dilakukan, sedangkan pada sisi lain, yakni di bagian utara dan selatan, alat berat berusaha mengambil reruntuhan gedung di sana.

Alat berat akan bekerja 24 jam dalam upaya pencarian ini, targetnya semua korban bisa ditemukan dalam waktu secepat-cepatnya.

Berdasarkan dugaan sementara, masih ada 50 orang lebih korban di bawah reruntuhan.

Para korban diduga sudah dalam kondisi meninggal dunia karena sudah berhari-hari berada di bawah reruntuhan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Basarnas Lakukan Pencarian Korban Dengan Dua Cara, Alat Berat Nonstop 24 Jam.

(Tribunnews.com/Deni)(Surya.co.id/Hanggara Pratama/M Taufik)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved