Kisah Nanang, Santri Selamat dalam Tragedi Musala Ambruk, Tak Kapok Nyantri di Ponpes Al Khoziny
Nanang mengaku tidak kapok untuk nyantri di Ponpes Al Khoziny meski sempat menjadi korban ambruknya mushala tiga lantai.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang santri bernama Nanang Saiful Rizal (16) yang selamat dari tragedi musala ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku tidak kapok untuk kembali nyantri.
Hal ini diungkapkannya setelah sempat berjuang menyelamatkan diri usai menjadi salah satu korban ambruknya musala pada Senin (29/9/2025) lalu.
Nanang merupakan santri yang telah menuntut ilmu di Ponpes Al Khoziny sejak tahun 2022 dan duduk di kelas 1 Madrasah Aliyah (MA).
"Eman (Sayang sekali) kalau sekolahnya berhenti. Saya tetap akan kembali ke pondok," katanya pada Jumat (3/10/2025), dikutip dari TribunJatim.com.
Kini, setelah selamat dari tragedi tersebut, Nanang telah pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Kedunkandang, Kota Malang, Jawa Timur.
Namun, meski bertekad untuk tetap menuntut ilmu di Ponpes Al Khoziny, Nanang mengaku masih memiliki trauma pascainsiden tersebut.
Baca juga: Tim SAR Gunakan Dua Metode untuk Cari Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Tekad Nanang itu pun didukung oleh sang ayah, Sunardi (44). Ia mengaku tetap memotivasi sang anak agar tidak mengalami trauma.
"Anak saya harus tetap semangat dan tidak boleh takut. Dia harus tetap kembali ke pondok untuk melanjutkan pendidikannya," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Nanang turut menceritakan detik-detik robohnya musala hingga dirinya berhasil selamat.
Ketika itu, dia menyebut seluruh santri tengah menunaikan ibadah salat Ashar berjamaah di lantai dasar musala.
Lalu, di saat yang bersamaan, ada sejumlah tukang yang tengah melakukan proses pengecoran di lantai paling atas. Para tukang itu, cerita Nanang, turut dibantu oleh santri lain.
Kemudian, ketika salat masih berlangsung, Nanang mengaku melihat bambu berjatuhan dan bangunan dalam kondisi bergetar.
Para santri yang tengah salat pun langsung berlarian karena panik.
"Saat salat masih berlangsung dan memasuki rakaat ketiga, bambu-bambu dari atas berjatuhan ke bawah. Lalu, bangunan bergetar seperti kena gempa dan para santri langsung panik berlarian," ujarnya.
Nahas, Nanang tertimpa reruntuhan bangunan musala yang ambruk bersama rekannya sesama santri.
Berhasil Keluar Sendiri, Masih Sempat Tolong Temannya
Dia mengatakan terjebak dalam reruntuhan selama setengah jam sebelum akhirnya keluar sendiri.
"Saat itu, posisi saya berada di pinggir kanan dan saat bangunan bergetar, saya berusaha lari tapi terkena runtuhan asbes dari atas. Setelah itu, bangunan ambruk dan saya sempat terjebak sekitar setengah jam," terangnya.
Meski berhasil keluar, Nanang tidak melupakan rekannya yang turut tertimpa reruntuhan bangunan.
Di saat yang bersamaan, ia melihat rekannya sesama santri bernama Mamat mengalami kejang usai tertimpa puing bangunan.
Kemudian, dia langsung memutuskan untuk membantu rekannya itu untuk keluar.
"Saya panik lihat teman saya kejang, dan saat mau saya tolong akhirnya dia duduk. Lalu, saya lihat ada lubang kecil dan sambil jalan tiarap-tiarap akhirnya bisa keluar dari reruntuhan," ceritanya.
Nanang mengatakan akibat insiden ini, dia menderita luka lecet di telinga kanan, kening dan tangan kanan.
Sementara, rekannya yang ditolongnya itu langsung dibawa ke rumah sakit dan masih menjalani perawatan hingga saat ini.
Total Ada 10 Korban Tewas
Hingga Jumat sore pukul 16.11 WIB, total korban tewas akibat runtuhnya musala di Ponpes Al Khoziny, mencapai 10 orang.
Adapun korban kesepuluh baru ditemukan pada Jumat siang sekira pukul 14.00 WIB. Hal ini dikonfirmasi oleh salah satu petugas yang melakukan evakuasi.
“Langsung dievakuasi menggunakan ambulans menuju RS Bhayangkara Surabaya,” katanya.
Sementara, total ada lima korban tewas yang berhasil dievakuasi pada hari ini.
Korban pertama dan kedua dievakausi pada Jumat pagi sekira pukul 07.30 WIB dan pukul 07.36 WIB.
Baca juga: Buntut Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Cak Imin Minta Semua Ponpes Libatkan Tim Teknis dalam Membangun
Lalu, korban ketiga ditemukan sekitar 3,5 jam kemudian di sebelah timur atau area A2 lokasi runtuhnya mushala.
Setelah itu, korban keempat ditemukan pada pukul 11.34 WIB dan yang terakhir pukul 14.00 WIB.
Di sisi lain, lima korban meninggal dunia yang sudah ditemukan sebelumnya kini berada di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi.
"Dan ini sedang menangani ada 5 yang tersampaikan Pendataan ini akan masuk di dalam ini," ujar Kapolda Jatim, Irjen Nanang Avianto pada Jumat.
Sementara, total korban luka akibat insiden ini sejumlah 113 orang dengan rincian 23 korban mengalami luka berat dan sisanya menderita luka sedang dan ringan.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jatim dengan judul "Kisah Santri Asal Malang Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Menolong Teman Sambil Merangkak"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jatim/Kukuh Kurniawan/Luhur Pambudi/M Taufik)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.