Update Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 10 Orang Meninggal Dunia, 103 Selamat
Hingga Jumat (3/10/2025), proses evakuasi korban masih terus dilakukan oleh Basarnas dan total sudah ada 113 korban yang berhasil dievakuasi.
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya Nanang Sigit, mengungkapkan update korban ambruknya Pondok pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Bangunan yang difungsikan sebagai musala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan salat ashar sekitar pukul 15.00 WIB, pada Senin (29/9/2025) lalu.
Hingga Jumat (3/10/2025), proses evakuasi korban masih terus dilakukan oleh Basarnas dan hari ini sebanyak lima korban berhasil ditemukan.
Kelima korban tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Dengan ditemukannya lima korban tersebut, total sudah ada 113 orang yang dievakuasi oleh Basarnas sejak Senin.
Nanang mengatakan, dari 113 korban itu, 10 orang meninggal dunia dan 103 lainnya dalam kondisi selamat.
"Seluruh korban yang ditemukan ada 113, terdiri dari 10 meninggal dunia dan 103 dalam kondisi selamat," kata Nanang dalam konferensi pers sore ini terkait pencarian korban ambruknya Ponpes Al Khoziny, Jumat, dikutip dari YouTube Kompas TV.
Untuk identitas korban selengkapnya, Nanang mengaku masih menunggu hasil identifikasi selesai baru bisa mengumumkannya.
"Untuk yang 10 meninggal dunia belum teridentifikasi, jadi nama-namanya nanti nunggu setelah identifikasi selesai," ucapnya.
Lima jenazah yang ditemukan hari ini sudah diterima Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya untuk dilakukan proses identifikasi.
Diwartakan Surya.co.id sebelumnya, berdasarkan catatan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jatim, dua jenazah awal dibawa dalam satu mobil ambulans yang tiba di teras kamar mayat RS Bhayangkara Surabaya, sekitar pukul 08.30 WIB.
Baca juga: Rafi Korban Tewas Ambruknya Ponpes di Sidoarjo Baru Mondok 3 Bulan
Kemudian, pukul 10.40 WIB, satu mobil ambulans jenis MPV mengangkut satu kantong jenazah urutan ketiga.
Lalu, satu kantong jenazah yang keempat diangkat mobil ambulan yang tiba pukul 12.15 WIB.
Selanjutnya, berdasarkan pantauan di lokasi sekitar pukul 14.25 WIB, terpantau sebuah ambulan berhenti di teras utama kamar mayat RS tersebut.
Kemudian, dua orang petugas ambulans dan satu orang petugas medis berseragam APD warna putih tampak bersama-sama mengeluarkan sebuah kantong jenazah warna oranya dari kabin belakang.
Kantong jenazah tersebut dibawa masuk ke dalam ruang jenazah di gedung tersebut.
Awalnya, Basarnas turun untuk melakukan evakuasi secara manual mencari para korban di reruntuhan Ponpes Al Khoziny tersebut.
Namun, pada hari ke-4, Basarnas mulai menggunakan alat berat seperti crane untuk mengangkat puing-puing bangunan.
Kepala Sub Direktorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas, Emi Freezer, menjelaskan mengapa pihaknya akhirnya mengerahkan alat berat.
Menurutnya, keputusan itu diambil setelah pencarian korban dengan metode manual tidak lagi membuahkan hasil.
Basarnas telah melakukan reassessment sebanyak tiga kali, namun semuanya nihil.
Reassessment dalam konteks ini berarti evaluasi ulang atau pengecekan kembali kondisi reruntuhan untuk memastikan ada atau tidaknya tanda-tanda korban yang masih hidup.
“Kenapa metode search space atau fase pencari penyelamatan ini kita alihkan ke fase pengambilan reruntuhan (dengan crane)? Adalah sudah tiga kali kami melakukan reassessment,” kata Emi dalam konferensi pers, Kamis (2/10/2025).
Proses Evakuasi Dibantu PT Freeport
PT Freeport Indonesia (PTFI) mengerahkan tim tanggap darurat untuk membantu operasi penyelamatan korban runtuhnya Ponpes) Al Khoziny.
“Kami menyampaikan rasa duka mendalam dan solidaritas kepada para korban dan keluarga. Kehadiran tim PTFI dalam upaya penyelamatan ini untuk mendukung pemerintah dan masyarakat dalam keadaan darurat, serta bentuk kepedulian dan kebersamaan dalam misi kemanusiaan,” ujar Wakil Kepala Teknik Tambang PTFI, Sony Suryanto, Jumat (3/10/2025), dikutip dari Surya.co.id.
PTFI mengerahkan 10 personil terlatih yang dibekali berbagai peralatan teknis untuk misi penyelamatan, demi memaksimalkan evakuasi di lokasi yang berisiko tinggi.
Di antaranya adalah combi tools, lifting bag, circular saw, respirator, alat bantu pernapasan mandiri (SCBA), hingga alat ekstrikasi.
Sebagai bagian dari Kementerian ESDM Siaga Bencana, tim PTFI bekerja secara kolaboratif bersama lebih dari 1.300 personil dari 65 instansi, termasuk di antaranya Basarnas, BPBD, TNI, Polri, serta sejumlah organisasi relawan.
Sony menjelaskan, operasi penyelamatan dilakukan secara bergantian setiap empat jam guna menjaga stamina para personil yang terlibat.
“PTFI akan terus memantau perkembangan situasi, berkoordinasi dengan Basarnas dan instansi terkait, serta siap memberikan dukungan lanjutan sesuai kebutuhan,” ujar Sony.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Surya.co.id/Luhur/Willy)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.