Jumat, 3 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

TRAGEDI Keracunan Massal MBG di Agam: Menu Nasgor Lengkap dengan Telur Dadar yang Sudah Menghitam

Usai makan MBG menu nasgor dan telur dadar yang sudah menghitam, siswi di Agam muntah, pusing, demam hingga dibawa ke RS.

TRIBUNNEWS/AKBAR PERMANA
WAJIB BERSERTIFIKAT - Pemerintah menyatakan bahwa seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) wajib memiliki Sertifikat Laik Higienis Sanitasi (SLHS). Hasil rakor juga meminta agar seluruh dapur SPPG untuk Program MBG yang bermasalah ditutup sementara, dievaluasi, dan dilakukan investigasi. Selain itu, dapur SPPG juga wajib untuk melakukan sterilisasi alat makan dan memperbaiki proses sanitasi, khususnya alur limbah. Usai makan MBG menu nasgor dan telur dadar yang sudah menghitam, siswi di Agam muntah, pusing, demam hingga dibawa ke RS.TRIBUNNEWS/SRIHANDRIATMO MALAU/AKBAR PERMANA 

 

Reaksi Orangtua yang Anaknya Jadi Korban Keracunan MBG

Orang tua siswa korban keracunan masal diduga akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) harap pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Peduli Karakter Anak (YPKA) di Nagari Kampung Tengah, Lubuk Basung, Agam, Sumbar, Kamis (2/10/2025).

Keluarga korban yang ditemui TribunPadang.com di layanan kesehatan, mengaku sangat kecewa atas keracunan yang terjadi pada anak mereka.

Beberapa diantaranya merasa ada hal yang tidak beres dalam proses pemilihan bahan baku, penyajian makanan dan kebersihan makanan.

“Setidaknya jangan pakai MSG untuk anak TK dan SD karena kami para orang tua tidak menggunakan itu pada makanan anak kami,” ujar orang tua siswa Nola Tila Armarcania.

Ia menilai penggunaan MSG pada anak bisa berdampak pada kesehatannya dan bahkan yang tidak terbiasa bisa mengalami diare atau bahkan keracunan seperti saat ini.

Menurutnya perlu dilakukan pengawasan yang ketat dalam menjalankan program ini, baik dari ahli gizi maupun tenaga kesehatan.

“Kalau saya secara pribadi, minta untuk dilakukan evaluasi menyeluruh agar hal serupa tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Ia menilai persitiwa seperti ini akan menimbulkan traumatik pada anak sehingga takut untuk menyantap makanan yang sama sekali lagi.

Situasi tersebut tentu memerlukan pendekatan ekstra bagi SPPG setempat untuk mengembalikan kepercayaan orang tua dan anak.

Orang tua lain, Jonedi menilai, jika MBG ini lebih banyak mudarat dari manfaatnya lebih baik dihentikan saja.

“Sebelum program ini ada alhamdulilah kebutuhan makan anak saya masih bisa tercukupi bahkan tidak pernah mengalami keracunan seperti ini. Kalau karena program ini ada dan anak kami keracunan, saya rasa tidak perlu dilanjutkan,” ujarnya.

Jon cemas, program ini hanya akan merugikan negara dan menguntungkan segelintir pihak.

Dampak dari situasi itu tentu masyarakat yang menjadi sasaran kebijakan yang harus menanggungnya.

 

Korban Mencapai Ratusan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved