Selasa, 7 Oktober 2025

3 Kisah Pilu Musala Ponpes Sidoarjo Ambruk, Santri Jadi Korban usai Tak Diizinkan Ibu Pulang

Musala Ponpes Al-Khoziny ambruk, 4 santri tewas, puluhan luka. Korban selamat alami amputasi darurat, keluarga masih mencari anak.

Editor: Glery Lazuardi
SAR Surabaya via KOMPAS.com
GEDUNG PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Petugas SAR Gabungan mengevakuasi korban reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). 

Selain Haikal, ada satu lagi korban yang berhasil dievakuasi dalam waktu hampir bersamaan. Tapi korban ini dalam kondisi sudah tidak bernyawa. 

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi saat dikonfirmasi mengata membenarkan adanya dua korban yang berhasil dievakuasi hari ini. Dia tidak menyebut detailnya, tapi dikatakan memang ada dua. 

“Satu meninggal dunia. Sehingga sejauh ini sudah ada empat korban meninggal dunia (dalam peristiwa runtuhnya gedung tiga lantai tersebut),” jawabnya. 

Data sementara yang berhasil dihimpun, total sudah ada empat korban meninggal dunia, 23 luka berat, dan 75 orang korban luka ringan dalam peristiwa itu. 

“Namun datanya masih dinamis. Yang jelas, kami terus berupaya untuk mengevakuasi para korban,” lanjutnya.

Santri Jadi Korban Usai Tak Diizinkan Pulang

Sugianto, seorang ayah dari santri bernama Muhammad Abdurrahman Nafiz hingga kini masih mencari keberadaan anaknya.

Melansir dari YouTube Kompas TV, Sugianto menceritakan informasi yang ia dapatkan sejauh ini.

"Untuk pencarian kami serahkan sepenuhnya kepada tim relawan, Basarnas, dan pihak terkait. Kami sebagai keluarga hanya bisa berharap anak-anak kami bisa segera ditemukan. Kalau memang selamat, tentu itu harapan terbesar kami. Kalau pun tidak, ya kami pasrahkan kembali kepada Allah Yang Maha Kuasa. Tim SAR sudah bekerja keras, jadi kami hanya bisa berdoa," ucapnya pilu.

Sugianto mengaku tidak tahu di mana lokasi persis anaknya.

"Informasi yang kami dengar dari teman-temannya, anak saya ada di sisi selatan-barat musala. Tapi apakah masih hidup atau tidak, itu kami serahkan kepada Allah," tambahnya.

Sugianto pun menceritakan kronologi ia mendengar kabar tentang anaknya.

"Kami dihubungi ustaz pondok yang memberi tahu ada musibah ini. Kami langsung datang ke lokasi, kemudian mencari anak kami di kampus dua, tempat para santri yang selamat dikumpulkan. Ternyata anak saya tidak ada di sana. Lalu pihak pondok meminta data santri yang belum ditemukan, dan dari situlah dipastikan anak saya termasuk yang masih di dalam runtuhan," ceritanya.

Sugianto lalu menceritakan percakapan terakhirnya dengan sang anak.

"Terakhir hari Sabtu sore. Anak saya sebenarnya minta izin pulang sebentar, katanya ingin jalan-jalan sehari saja. Tapi ibunya tidak mengizinkan karena dia harus belajar menghadapi ujian semester. Biasanya dia tidak pernah meminta pulang kecuali di hari libur. Jadi itu cukup berbeda, tapi kami sama sekali tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini,"

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved