Program Makan Bergizi Gratis
Dedi Mulyadi Tanggapi Tingginya Angka Keracunan di Jawa Barat, Bagaimana Nasib Kelanjutan MBG?
Menilik tingginya kasus keracunan MBG, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan masih akan menentukan kelanjutan pelaksanaan program tersebut.
Ada tiga aspek yang nantinya harus ditelaah kembali.
Yakni, dapur, jenis bahan makanan, dan evaluasi jam masak untuk memastikan waktu penyaluran MBG hingga dikonsumsi oleh para siswa penerima manfaat di sekolah.
"Nah peristiwa yang terjadi itu misalnya, nanti saya meminta evaluasi dapurnya. Dapurnya higienis atau tidak atau bahasa akademiknya audit," ujar Dedi.
"Karena kan kalau dimasaknya jam 12 malam, kemudian diantar ke siswanya jam 12 siang, waktunya terlalu lama," sambungnya.
"Sehingga, harapan saya ke depan, dapur itu didekatkan dengan sekolah, dan tingkat yang dilayani jumlahnya jangan terlalu banyak sampai ribuan," ujar Dedi.
Dedi juga menyoroti jangka waktu proses memasak hingga disajikan dan jarak antara dapur ke sekolah.
Ia menilai, dengan jangka waktu yang panjang, maka mengelola jumlah makanan yang banyak setiap hari dan jarak tempuh dari dapur ke sekolah jauh adalah hal yang tidak mudah.
Menurut Dedi, keracunan MBG harus diantisipasi agar tidak terulang supaya peserta didik penerima manfaat tidak trauma.
"Pasti memiliki risiko. Nah ini yang harus kita lakukan bersama-sama. Nanti yang teknisnya itu diurus oleh penanggungjawab MBG karena anak yang kemudian mengalami keracunan mungkin besok nggak mau makan lagi," katanya.
(Tribunnews.com/Rizki A.)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Segera Putuskan Kelanjutan MBG di Jabar, Buntut Banyaknya Kasus Keracunan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.