Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Keracunan Massal karena Ikan Hiu Goreng Jadi Menu MBG, Kini Orangtua Bawa Bekal untuk Anak

Ikan hiu goreng jadi menu MBG di SDN 12 Ketapang. 25 orang keracunan, dapur ditutup, orang tua larang anak makan MBG.

Editor: Glery Lazuardi
Tribun Solo/Anang Maruf Bagus Yuniar
ILUSTRASI PAKET MBG - Keracunan massal di SDN 12 Ketapang usai makan ikan hiu goreng MBG. 25 korban, orang tua trauma, dapur ditutup. 

Ratna (36), warga Benua Kayong, memilih mengemas bekal dari rumah.

Susilo (53), wali murid lain, juga mengaku trauma.

“Hari ini lebih banyak siswa tidak berani makan MBG. Kami juga melarang anak kami. Risikonya lebih besar daripada manfaatnya,” katanya.

“Daripada berisiko, lebih baik anak saya bawa bekal dari rumah,” ujarnya.

Bawa bekal dari rumah berarti anak membawa makanan dan minuman yang disiapkan oleh orang tua dari rumah untuk dikonsumsi di sekolah. Bekal ini bisa berupa nasi, lauk, buah, camilan sehat, atau minuman yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak.

Orang tua bisa memastikan kandungan gizi sesuai kebutuhan anak. Terhindar dari makanan tinggi MSG, pewarna, atau pengawet yang sering ada di jajanan.

Risiko keracunan makanan lebih kecil karena bahan dan proses masak diketahui. Tidak tergantung pada makanan dari luar yang belum tentu higienis.

Bekal dari rumah lebih ekonomis dibanding jajan setiap hari. Anak belajar menghargai makanan dan tidak boros. Anak terbiasa makan makanan rumahan yang sehat. Bisa mengurangi kebiasaan konsumsi junk food atau makanan instan.

Banyak jajanan di sekolah yang tidak lolos uji BPOM atau dijual tanpa izin. Bekal dari rumah menghindarkan anak dari risiko makanan berbahaya. Bekal buatan orang tua bisa jadi bentuk kasih sayang yang dirasakan anak. Anak merasa diperhatikan dan disayang.

Konsumsi MBG menurun drastis

Kepala Sekolah SD Santa Monica Ketapang, Yohanes Aliman menambahkan, konsumsi MBG menurun drastis.

“Biasanya habis, tapi hari ini banyak makanan masih utuh, bahkan tidak dibuka dari wadahnya,” jelasnya.

Selain faktor keamanan, para orang tua juga menyoroti persoalan makanan yang mubazir.

Sari (31) menilai distribusi MBG harus dievaluasi menyeluruh.

“Kalau tidak ada perubahan serius, program ini bisa membahayakan nyawa anak-anak. Lebih baik anggarannya dialihkan untuk yang benar-benar membutuhkan,” ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan