Jumat, 3 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Gejala Keracunan Massal Pelajar Usai Menyantap Sajian MBG di Cipongkor: Mual, Muntah, Sesak

Ratusan siswa Cipongkor keracunan MBG, GOR penuh sesak korban terbaring, ambulans hilir mudik evakuasi darurat.

Editor: Glery Lazuardi
Tribunjabar.id / Rahmat Kurniawan
Korban keracunan menu MBG terus berdatangan di GOR Kecamatan Cipongkor Bandung Barat, Senin (22/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Ratusan siswa menjadi korban keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Rabu (24/9/2025).

Kasus keracunan massal akibat program MBG di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, telah menimbulkan keprihatinan luas.

Keracunan massal itu terjadi pada Senin 22 September 2025 hingga Rabu, 24 September 2025. Jumlah korban lebih dari 411 pelajar dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK mengalami gejala seperti mual, muntah, pusing, dan sesak napas.

Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah mengatakan kasus kali ini berbeda dengan keracunan yang terjadi pada Senin (22/9/2025) dengan korban 411 siswa.

Sajian MBG yang menyebabkan keracunan kali ini berasal dari dapur SPPG di Kampung Pasirsaji, Desa Negalsari, Cipongkor.

"Untuk kasus baru ini berasal dari dapur berbeda. Karena dapur MBG ini masih beroperasi," kata dia, pada Rabu (24/9/2025).

Menurut dia, siswa-siswa keracunan MBG atau Makan Bergizi Gratis terus berdatangan dengan berbagai kondisi, mulai dari pingsan, lemas, hingga digendong oleh keluarga.

Puluhan ambulans pun terlihat hilir mudik mengangkut siswa yang akan dirujuk ke rumah sakit. Di GOR Kecamatan Cipongkor, puluhan korban keracunan MBG terlihat terbaring di tempat tidur lipat.

Kondisinya pun penuh sesak. Ada yang diinfus hingga menggunakan alat bantu pernafasan.

"Sampai saat ini mungkin sudah sekitar 220 yang datang. Jumlahnya terus bertambah," kata Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah saat dikonfirmasi.

Yuyun mengungkapkan, petugas medis cukup kewalahan menangani korban keracunan MBG yang terus berdatangan.

Alat-alat pendukung penanganan medis pun mengalami keterbatasan.

"Kami membutuhkan infus, oksigen, obat-obatan segera. Ini kondisinya cukup chaos karena datangnya hampir bersamaan. Petugas medis juga cukup kewalahan," ungkapnya.

Yuyun belum memberikan keterangan rinci terkait peristiwa tersebut. Yang pasti sajian MBG yang menyebabkan keracunan berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berbeda dari kasus sebelumnya yang terjadi pada Senin (22/9/2025).

"Untuk kasus baru ini berasal dari dapur berbeda. Karena dapur MBG ini masih beroperasi," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved