Program Makan Bergizi Gratis
Program MBG Bangkalan Jadi Sorotan seusai Dua Kali Ditemukan Ulat dalam Menu
Kasus penemuan ulat pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di dua sekolah di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur di hari yang berbeda.
Penulis:
Falza Fuadina
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Mulai dari proses menerima kedatangan barang, persiapan, pembersihan, memasak, hingga pengemasan.
“Semua sudah kami cek, bahkan sayur sesuai juknis sudah kami cuci dengan air garam. Namun mungkin karena keteledoran kami, ternyata masih ada ulat. Ke depan kami perbaiki, kalau tadi yang ada ulat itu satu porsi. Kami sudah konfirmasi ke sekolah dan meminta maaf atas kejadian ini,” singkat Ae’ariadi.
SPPG JK Restu Bumi Anyar membawahi 28 lembaga, mulai dari pondok pesantren hingga sekolah berbagai jenjang, dari TK, SMP, hingga SMA, dengan kapasitas penyajian mencapai 4.000 porsi.
Koordinator Wilayah SPPG Kabupaten, Ivan Mahardika Yusuf menuturkan, hingga saat ini terdapat sejumlah 16 SPPG di seluruh Kabupaten Bangkalan dengan tambahan dua calon SPPG yang akan beroperasi dalam waktu dekat.
“Setiap kecamatan sudah ada badan pengawas sebanyak satu orang, dan satu kapok (kepala kelompok) yang menerima laporan dari pihak sekolah. Jika terjadi ada ulat atau apa bisa dilaporkan kepada kapok,” singkatnya.
Ada ulat pada menu MBG di Pamekasan
Hal serupa juga terjadi di SDN Barurambat Kota (Barkot) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Pada salah satu menu MBG diduga mengeluarkan ulat.
Insiden ini terungkap setelah salah satu wali murid siswa melaporkan temuan ini ke sekolah.
Kepala SDN Barurambat Kota 1, M. Taufiq Hidayah mengatakan, pihaknya sudah mengklarifikasi langsung kepada guru kelas dari siswa yang menemukan adanya ulat yang keluar dari menu MBG tersebut
Saat itu, menu yang diterima siswa SDN Barkot Pamekasan ini terdiri roti tawar, keju slice, sayur (selada dan timun), susu UHT, buah anggur, serta ayam katsu dengan saus tomat dan sambal.
Taufiq menilai ulat tersebut keluar dari daun selada, bukan dari roti dan makanan yang lain.
“Mungkin ulat itu dari daun seladanya, itupun hanya satu. Dari sekian banyak menu makan itu hanya satu yang ditemukan tidak ada yang lain. Barusan sudah diklarifikasi,” kata M. Taufiq Hidayah, Selasa (23/9/2025), melansir TribunMadura.com.
Ia memastikan kejadian itu hanya terjadi pada seorang siswa.
“Saya tanya semua kelas, mereka menyatakan tidak ada dan yang lain aman."
"Hanya satu anak saja itu. Dan itu pun sudah dibuang dan tidak dimakan, namanya anak-anak,” tegasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.