Dedi Mulyadi Pimpin Jabar
Kukuh Larang Study Tour, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Diancam Upaya Pemakzulan
Ancaman pemakzulan tersebut datang dari para pelaku usaha pariwisata yang tergabung dalam Serikat Para Pekerja Pariwisata Jabar (SP3JB).
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Gubernur Jabar (Jawa Barat) Dedi Mulyadi terancam menghadapi upaya pemakzulan akibat kebijakannya yang melarang study tour siswa sekolah.
Ancaman pemakzulan tersebut datang dari para pelaku usaha pariwisata yang tergabung dalam Serikat Para Pekerja Pariwisata Jabar (SP3JB).
Apabila tidak menemukan titik temu, SP3JB berencana mengajukan pemakzulan Dedi Mulyadi melalui badan legislatif atau DPRD Jabar.
Baca juga: Dedi Mulyadi Tegaskan Larangan Study Tour Meski Pekerja Pariwisata Demo di Gedung Sate
“Kami melihat sesuai dengan Permendagri ya. Tentang apa namanya, sesuai dengan peraturan pemerintah. Tentang pemerintahan daerah ya. Di situ ada klausul atau pasal yang bunyinya adalah jika kepala daerah mengeluarkan kebijakan yang berdampak kepada ekonomi lah ya,” kata Perwakilan SP3JB Herdi Sudardja, Senin (25/8/2025).
“Nah di situ bisa diajukan pemakzulan. Jadi sesuai dengan ketentuan lah,” sambungnya.
Herdi mengatakan proses pengajuan pemakzulan terhadap Dedi Mulyadi memerlukan proses yang panjang.
Namun, Herdi memiliki keyakinan dan bukti kuat agar pemakzulan terhadap mantan bupati Purwakarta itu dapat dilakukan oleh DPRD.
Tunda Aksi Unjuk Rasa
Rencana aksi unjuk rasa Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat (SP3JB) hari Senin (25/8/2025), batal digelar.
Aksi yang seharusnya menolak kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi tentang Larangan study tour ini ditunda karena SP3JB sepakat berdialog langsung dengan Gubernur.
Larangan study tour itu bermula dari beberapa insiden tragis yang melibatkan rombongan study tour atau perpisahan sekolah.
Puncaknya adalah musibah kecelakaan maut bus rombongan sekolah SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat di Ciater, Subang, 11 Mei 2024.
Baca juga: Beda Respons soal Kasus Raya Cacingan, Dedi Mulyadi Minta Maaf, Bupati Sukabumi: Pola Asuh Salah
Setelah membatalkan unjuk rasa pada 25 Agustus 2025, S-P3JB meminta Dedi Mulyadi merevisi surat edaran, khususnya agar tidak ada pelarangan total jika kegiatan wisata tersebut murni inisiatif siswa dan orang tua.
Ketua SP3JB, Herdis Subarja mengatakan, penundaan aksi itu dilakukan karena masih berkoordinasi dengan para pihak.
"Bukan pembatalan sih, surat kita yang saya pegang itu penundaan, jadi tidak batal aksi," kata dia, Senin (25/8/2025).
Koordinasi, kata dia, dilakukan mulai dari pengusaha, pekerja serta Kepolisian yang meminta agar aksi demonstrasi tidak memakai bus, karena berpotensi melumpuhkan lalu lintas di Kota Bandung.
Herdis pun mengaku tidak ada intervensi dari pihak manapun, terkait penundaan aksi unjuk rasa.
Baca juga: Polemik Study Tour di Jawa Barat, Dinilai Perlu Kajian Mendalam Sehingga Tak Menimbulkan Kerugian
Bahkan, Herdis sempat bertemu langsung dan berdialog dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait larangan studi tersebut.
Dalam pertemuan itu, Herdis sudah meminta kepada Dedi Mulyadi agar melakukan revisi dalam surat edaran (SE) tentang larangan studi tour.
"Kita sepakat dengan piknik dibungkus studi tur itu dilarang, kita sepakat. Akan tetapi kalau ada siswa sekolah dan orang tua siswa ingin piknik, ini kita tidak mau ada pelarangan piknik," katanya.
Tanggapan Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi mengaku mendapat informasi bahwa aksi protes terkait larangan study tour tersebut diputuskan tidak jadi dilaksanakan.
"Saya mendapat informasi bahwa rencana aksi unjuk rasa yang akan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 25 Agustus tahun 2025, di halaman Gedung Sate dan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat," katanya, Minggu (24/8/2025).
Baca juga: Komisi X DPR Siap Fasilitasi Dialog soal Polemik Larangan Study Tour Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
Ia berharap agar para pelaku wisata bisa menemukan cara lain untuk membangkitkan industri tanpa harus melibatkan anak-anak sekolah sebagai obyek pariwisata.
"Semoga kawan-kawan SP3JB senantiasa sehat dan bisa menemukan jalan yang terbaik untuk peningkatan industri pariwisata Provinsi Jawa Barat, sehingga kegiatan kepariwisataan mengalami peningkatan, tanpa melibatkan anak-anak sekolah sebagai obyek kepariwisataan,” ucapnya.
Dedi menegaskan, keputusan melarang study tour adalah untuk melindungi orangtua siswa dari beban finansial kegiatan tersebut.
"Semoga kita semua bisa menjadi jalan yang baik. Jalan yang terbaik untuk kepentingan pembangunan di Provinsi Jawa Barat dan kepentingan para pekerja industri kepariwisataan di Provinsi Jawa Barat," tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Batal Demo Tolak Larangan Studi Tur, Pekerja Pariwisata Minta Gubernur Dedi Mulyadi Revisi Kebijakan
Sumber: Tribun Jabar
Dedi Mulyadi Pimpin Jabar
Sosok Bupati Sukabumi Asep Japar, Ditegur Dedi Mulyadi setelah Balita Tewas Cacingan |
---|
Dedi Mulyadi Prihatin Balita di Sukabumi Meninggal Cacingan, Bantuan Dana Desa Cianaga Dihentikan |
---|
Sosok Wardi Sutandi, Kades Cianaga Terancam Disanksi Dedi Mulyadi Buntut Kasus Balita Raya Meninggal |
---|
Pengakuan Kades di Sukabumi setelah Balita Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing, Ditegur Dedi Mulyadi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.