Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

3 Bakteri Berbahaya di MBG Jadi Penyebab 497 Siswa Kulon Progo Keracunan, Dinkes: Harusnya Tak Ada

Dinkes Kulon Progo mengungkapkan ada tiga bakteri berbahaya pada menu MBG yang mengakibatkan ratusan siswa keracunan pada 31 Juli 2025 lalu.

|
HandOut/IST
PROGRAM MBG - Foto memperlihatkan siswa sekolah dasar (SD) menyantap menu Makanan Bergizi Gratis (MBG). Pada 31 Juli 2025, sebanyak 497 siswa di Kulon Progo, DIY, mengalami keracunan setelah menyantap MBG. Hasil uji laboratorium baru-baru ini menunjukkan ada tiga bakteri berbahaya pada MBG yang dikonsumsi ratusan siswa tersebut. 

TRIBUNNEWS.com - Sebanyak 497 siswa di Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengalami keracunan pada 31 Juli 2025, setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

MBG merupakan program pemerintah Indonesia yang ditujukan untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang membutuhkan, seperti anak usia sekolah, dikutip dari SIPINTER.

"Ada beberapa sekolah yang melaporkan (siswanya keracunan). Meliputi SMPN 2 Wates, SMP Muhammadiyah 2 Bendungan, SDN Troharjo, dan SDN Sogan," ungkap Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo, Nur Wahyudi, saat itu, dikutip dari TribunJogja.com.

Buntutnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo pun melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab keracunan yang dialami ratusan siswa.

Hasil uji laboratorium dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta, menunjukkan sampel MBG yang dikonsumsi siswa, terkontaminasi tiga bakteri berbahaya.

Dilansir Kompas.com, tiga bakteri itu adalah:

Baca juga: Buka Dapur Umum MBG Butuh Modal Awal Rp 500 Juta hingga Rp 2 Miliar

1. Bacillus cereus pada nasi

Menurut laman Prodia, Bacillus cereus ditemukan pada makanan yang terkontaminasi dan berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Bakteri ini ditemukan dalam bentuk spora dan vegetatif, di mana spora inilah yang menjadi masalah utama karena bisa bertahan dalam keadaan yang ekstrem, termasuk suhu panas.

Bacillus cereus bisa tumbuh pada pangan, seperti nasi, daging, susu, keju, dan sayuran.

Apabila jenis-jenis pangan itu tidak disimpan atau diolah secara benar, maka Bacillus cereus akan berkembang biak dan menghasilkan toksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

2. Staphylococcus aureus pada tahu goreng dan sayur tumis

Dikutip dari laman resmi Institut Pertanian Bogor (IPB), Staphylococcus aureus bisa memproduksi enterotoksin yang menyebabkan pangan tercemar dan keracunan pada manusia.

Toksin yang dihasilkan bakteri ini bisa bertahan dalam suhu tinggi.

Staphylococcus aureus bisa mati akibat suhu panas, namun toksin yang dihasilkan tidak akan rusak dan masih bisa bertahan, meski dengan pendinginan atau pembekuan.

3. Escherichia coli (E. coli) pada semangka

Dikutip dari laman Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Yogyakarta, Escherichia coli termasuk bakteri baik yang terdapat pada usus manusia, untuk membantu proses pencernaan.

Tetapi, E. coli bisa berbahaya jika jumlahnya melebihi batas normal.

Selain itu, E. coli yang ada di luar tubuh manusia bisa menjadi sumber penyakit.

Contohnya, apabila sumber air mengandung E. coli, jika diminum akan mengakibatkan diare.

Terkait temuan itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulon Progo, Arif Mustofa, mengungkapkan tiga bakteri tersebut tidak seharusnya ada dalam makanan.

"Semua bakteri itu seharusnya tidak ada dalam makanan," kata Arif, Rabu (20/8/2025).

"Kontaminasi tidak hanya terjadi pada satu jenis makanan, melainkan menyebar ke berbagai menu," imbuh dia.

Dinkes pun, ujar Arif, menyimpulkan keracunan disebabkan oleh multi-faktor, dan kemungkinan satu anak terpapar lebih dari satu jenis bakteri.

Kronologi Kejadian

Keracunan yang dialami 497 siswa di Kulon Progo berawal ketika menyantap MBG pada 30 Juli 2025.

Mereka berasal dari SMPN 2 Wates, SMP Muhammadiyah 2 Bendungan, SDN Triharjo, dan SDN Sogan.

Gejala keracunan baru muncul ketika ratusan siswa masuk sekolah pada keesokan harinya, sekitar pukul 7.30 WIB.

Mereka mengalami mual, diare, dan muntah-muntah.

MBG yang dikonsumsi ratusan siswa itu disalurkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Sehati di Kelurahan Kulwaru, Wates.

Penanggungjawab SPPG Dapur Sehati, Rizki Fadilah, mengatakan tim dari Dinkes Kulon Progo telah mengambil sampel makanan yang diduga penyebab keracunan.

"Tadi dari Disdikpora (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga) dan Bhabinkamtibmas juga datang," kata Rizki pada wartawan, Kamis (31/07/2025), masih dari TribunJogja.com.

Lebih lanjut, ia mengklaim proses pengolahan makanan di SPPG sudah sesuai prosedur.

Pihaknya sudah memiliki aturan ketat untuk sirkulasi bahan baku, kelayakannya, manajemen waktu pengolahan, hingga persiapan untuk distribusinya.

Para pegawai pun wajib memakai Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap, demi menghindari terjadinya kontaminasi. Aktivitas mereka juga dipantau ketat selama menyiapkan makanan MBG.

"Sebab ada penanggungjawab yang selalu memastikan semua prosesnya sudah sesuai prosedur," jelas Rizki.

Dari 497 siswa yang keracunan, hanya satu anak yang menjalani rawat inap di RSUD Wates.

Anak itu dirawat selama dua malam.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJogja.com/Alexander Aprita, Kompas.com/Dani Julius)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan