Rabu, 1 Oktober 2025

Polisi Gugur Ditembak di Lampung

Bripda Ghalib Tewas Sebulan Setelah Ayah Meninggal, Kopda Bazarsah dan Peltu Heri Dipecat dari TNI

Sidang vonis penembakan tiga polisi di Way Kanan digelar. Kopda Bazarsah divonis mati, Bripda Ghalib jadi korban termuda, gugur di usia 23 tahun.

Tangkapan Laya Instagram @humas_poldalampung/Tribun Lampung/Hurri Gusto
BRIPTU ANUMERTA GHALIB - Foto Kolase Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta dan suasana prosesi upacara pemakaman Briptu Anumerta Ghalib, Selasa (18/3/2025). Ayahanda Ghalib ternyata juga baru saja meninggal dunia, dan kini sang ibunda sendirian. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus penembakan tiga anggota polisi di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung telah memasuki tahap pembacaan vonis.

Terdakwa Kopral Dua (Kopda) Bazarsah, anggota Babinsa Koramil 427-01 Pakuan Ratu, Kabupaten Way Kanan, Lampung divonis hukuman mati dan dipecat dari dinas militer.

Pembantu Letnan Satu (Peltu) Yun Heri Lubis juga divonis hukuman 3 tahun 6 bulan penjara serta pemecatan tidak hormat dari dinas militer.

Sidang vonis terhadap kedua terdakwa digelar di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Sumatra Selatan pada Senin (11/8/2025).

Aksi penembakan yang terjadi pada Senin (17/3/2025) lalu menewaskan Kapolsek Negara Batin, AKP (Anumerta) Lusiyanto, Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto, serta Briptu (Anumerta) Ghalib Surya Ganta.

Mereka ditembak Kopda Bazarsah saat membubarkan judi sabung ayam.

Gelar anumerta diberikan sebagai bentuk penghormatan negara kepada seseorang yang gugur dalam tugas, terutama jika pengabdiannya dianggap luar biasa dan berdampak besar bagi institusi atau masyarakat.

Bripda M. Ghalib Surya Ganta menjadi korban paling muda dalam insiden penembakan di Way Kanan.

Saat kejadian usianya 23 tahun dan dikenal memiliki dedikasi tinggi.

Ia lulus Bintara Polri pada tahun 2021 kemudian ditugaskan di Satreskrim Polres Way Kanan.

Meninggalnya Bripda Ghalib menyisakan duka bagi ibu dan kakaknya, Fitri Pradina.

Baca juga: Kopda Bazarsah Divonis Hukuman Mati, Istri dan Anak AKP Lusiyanto Saling Menguatkan

Pasalnya pada 17 Februari 2025 ayah Bripda Ghalib telah meninggal.

Bripda Ghalib yang diharapkan menjadi tulang punggung keluarga justru tewas ditembak saat bertugas.

Fitri mengaku sempat berkomunikasi dengan adiknya dua hari sebelum penembakan.

Mereka sempat membahas baju lebaran untuk keluarga namun sayang baju tersebut belum sempat dikenakan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved