3 Pesawat Latih Jatuh di Indonesia, Terbaru di Bogor yang Tewaskan Fajar Adriyanto 'Red Wolf' TNI AU
Pesawat latih jatuh pada Minggu (3/8/2025) pagi, di area tempat pemakaman umum (TPU) Benteng, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Bogor, Jabar.
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah kecelakaan transportasi udara menambah daftar panjang insiden di dunia penerbangan, sepanjang setahun terakhir ini.
Terbaru, sebuah pesawat latih jatuh pada Minggu (3/8/2025) pagi, di area tempat pemakaman umum (TPU) Benteng, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Pesawat latih tersebut, merupakan pesawat gantole milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dengan nomor registrasi PK-S216.
Akibatnya, satu orang dilaporkan tewas, yakni Marsma TNI Fajar Adriyanto, mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU).
Sementara, satu orang lagi mendapat perawatan di Rumah Sakit.
Kini, TNI Angkatan Udara (TNI AU) bersama FASI membentuk satuan tugas (satgas) gabungan untuk menginvestigasi kecelakaan pesawat yang menewaskan Marsekal Muda (Marsma) TNI Fajar Adriyanto.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, menyampaikan satgas investigasi telah mulai bekerja.
“Saat ini sudah dibentuk satuan tugas yang melaksanakan investigasi kecelakaan pesawat FASI di Bogor dan sudah bertugas. Terdiri dari personel FASI dan personel TNI AU,” ujar Nyoman saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (6/8/2025).
Ia berharap, tim investigasi dapat segera mengungkap penyebab kecelakaan tersebut.
Baca juga: Kemenhub: Penerbangan Nasional Menuju Pemulihan, 334 Pesawat Masih Aktif Beroperasi
Berikut kecelakaan pesawat latih yang terjadi di Indonesia dalam setahun terakhir:
1. Pesawat Latih Jatuh di Bogor, 1 Tewas 1 Orang Luka
Pada Minggu, 3 Agustus 2025 kemarin, pesawat latih milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jatuh di area pemakaman Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Insiden yang menimpa pesawat dengan nomor registrasi PK-S216 ini, mengakibatkan Marsma TNI Fajar Adriyanto, mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) meninggal dunia.
Saat kejadian, pesawat itu, terbang dalam misi latihan.
Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan perwira yang cukup berprestasi. Ia dikenal sebagai penerbang F-16 Fighting Falcon yang dijuluki Red Wolf.
Red Wolf bisa diartikan sebagai julukan yang merepresentasikan gaya terbangnya yang agresif dan terlatih.
Selain Fajar Adriyanto, Co-pilot pesawat latih bernama Roni mengalami luka.
Roni mendapat perawatan di Rumah Sakit TNI Angkatan Udara di Lanud Atang Senjaya (ATS), Bogor.
Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat latih milik FASI di Bogor, Jabar itu.
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, masih dilakukan penyelidikan terkait pesawat tersebut sampai saat ini.
Kronologi Kejadian
Pesawat latih milik FASI dikabarkan sedang melakukan penerbangan dari kawasan Pondok Cabe, Jakarta Selatan, sebelum mengalami kecelakaan di area pemakaman Benteng, Ciampea pada Minggu kemarin.
Ciampea adalah kecamatan di Kabupaten Bogor, yang terletak di jalur nasional Bogor–Jasinga–Tigaraksa.
Warga sekitar lokasi jatuhnya pesawat di Ciampea, Bogor, yakni Enjat Sudrajat menceritakan, insiden ini terjadi pada pagi hari.
Saat itu, pesawat berputar-putar rendah dan tiba-tiba langsung terjatuh di tengah-tengah lahan kosong TPU.
“Saya melihat pesawat itu miring. Dan saya lihat coba untuk naik lagi. Tapi, tiba-tiba jatuh,” kata Enjat kepada TribunnewsBogor.com di lokasi.
Ketika hendak jatuh, Enjat mendengar suara gemuruh yang sangat kencang.
“Gemuruh aja gitu. Lumayan kencang. Cuman gak lama suaranya karena langsung jatuh kan,” ujarnya.
Namun, ia mengatakan, tidak mendengar suara ledakan dalam kejadian pesawat jatuh ini.
Sementara itu, seorang petugas pemakaman di Benteng, Ciampea, bernama Hidayat turut menyaksikan langsung insiden pesawat latih itu, jatuh.
Hidayat mengatakan, pesawat sempat oleng berputar-putar di udara sebelum terjatuh. Ia pun menduga, pilot tengah mencari lokasi untuk turun.
Sama dengan warga bernama Enjat Sudrajat, Hidayat juga tidak mendengar suara ledakan.
Baca juga: Satgas TNI AU dan FASI Mulai Investigasi Kecelakaan Pesawat yang Tewaskan Marsma Fajar Adriyanto
Ia menambahkan, terdapat dua orang dalam pesawat yang jatuh itu. Satu orang di antaranya meninggal di lokasi.
Sama dengan warga bernama Enjat Sudrajat, Hidayat juga tidak mendengar suara ledakan.
Hidayat menambahkan, terdapat dua orang dalam pesawat yang jatuh itu. Satu orang di antaranya meninggal di lokasi.
Setelah kejadian, bangkai pesawat dievakuasi. Pesawat tersebut, terlihat hancur di bagian depannya.
Kemudian, bagian baling-baling pesawat sudah hancur.
2. Pesawat Latih Jatuh ke Laut Banyuwangi, 2 Awak Selamat
Sebelum kejadian di Bogor, rupanya insiden pesawat latih jatuh juga terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Selasa (4/2/2025) sore.
Sebuah pesawat latih mendarat darurat di perairan yang berada di Pantai Gumuk Kantong, Kecamatan Muncar, Banyuwangi.
Pesawat tersebut, merupakan pesawat latih milik Akademi Penerbangan Indonesia (API) Banyuwangi.
Awalnya, dikabarkan sebuah pesawat jatuh di perairan Gumuk Kantong, Banyuwangi.
Namun, pesawat tersebut, rupanya mendarat darurat di perairan Gumuk Kantong. Pesawat mendarat darurat hingga terbalik di titik sekitar 50 meter dari bibir pantai.
Karena mendarat darat di perairan, pesawat sampai terbalik di perairan.
Di dalam pesawat berkode badan PK-BYK itu, terdapat dua orang yang berhasil selamat dari insiden mengerikan itu.
Saksi mata di lokasi, Susianto, menjelaskan pesawat melintas dari arah selatan ke utara sebelum mendarat darurat.
Susianto menduga, pesawat akan mendarat di perairan.
"Lekas itu, pesawat turun pelan. Saya pikir pesawatnya mau turun di air," kata Susianto, Selasa (4/2/2025), dilansir Surya.co.id.
Tak disangka, setelah mendarat di perairan dekat pantai, tiba-tiba pesawat terbalik. Hal itu menyebabkan warga yang berada di sekitar pantai histeris dan kaget.
Susianto yang merupakan Ketua Pokdarwis setempat, menceritakan posisi pesawat terbalik berada sekitar 50 meter dari bibir pantai.
Warga sempat menolong dua orang yang berada di dalam pesawat.
Beruntungnya, dua orang yang disebut sebagai seorang taruna dan instruktur itu selamat.
Blackbox Ditemukan
Dalam perkembangannya, Black box atau kotak hitam pesawat latih berjenis Cessna milik Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi yang mendarat darurat di perairan Pantai Gumuk Kentong, telah diamankan oleh teknisi.
Hal tersebut, dikonfirmasi oleh Kapolsek Muncar, AKP Mujiono kepada wartawan usai kejadian.
"Terkahir kami lihat tim teknisi sudah mengambil black box. Yang merekam peristiwa kan di situ [black box]," kata Mujiono, dikutip dari TribunJatim.com.
Menurutnya, ada Teknisi yang sudah mengamankan black box, setelah pesawat berhasil dievakuasi aparat dan warga setempat.

KNKT Selidiki Penyebab
Selanjutnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah menginvestigasi penyebab pesawat latih milik API Banyuwangi itu.
Direktur API Banyuwangi, Capt Daniel Dewantoro Rumani, menjelaskan badan dan mesin pesawat latih berjenis Cessna diperiksa oleh tim KNKT untuk investasi lebih lanjut.
Meski begitu, menurut Daniel, proses investigasi dari KNKT membutuhkan waktu.
Dugaan sementara, insiden tersebut terjadi akibat engine failure atau gagal mesin pada pesawat.
Terkait ada tidaknya tindakan khusus untuk pesawat-pesawat latih milik API Banyuwangi pascainsiden, ternyata seluruh pesawat yang dimiliki dalam keadaan laik terbang dan diasuransikan.
Selain itu, crew pesawat disebut telah memiliki lisensi yang valid.
Masih mengutip Tribun Jatim, Daniel menambahkan, kru tengah melaksanakan latihan sebelum mendarat darurat di perairan Pantai Gumuk Kentong, Kecamatan Muncar.
Saat itu, kru pesawat sedang melaksanakan latihan lanjutan pada tahapan mendapatkan lisensi Comercial Pilot License.
Comercial Pilot License merupakan sebuah lisensi yang dibutuhkan pilot untuk dapat menerbangkan pesawat komersial. Ini adalah lisensi lanjutan dari Private Pilot License.
Dengan memiliki Comercial Pilot License, pilot bisa bekerja di maskapai penerbangan, layanan penyewaan pesawat, serta penerbangan tak terjadwal.
Lebih lanjut, Daniel menjelaskan, insiden yang terjadi bisa dikategorikan sebagai pendaratan darurat yang berhasil.
3. Pesawat Latih Jatuh di Serpong, Tangerang
Insiden kecelakaan pesawat jatuh juga terjadi di kawasan BSD Kecamatan Serpong, Tangerang, Banten, pada Minggu (19/5/2024), lalu.
Berdasarkan rekaman video yang diterima Tribunnews.com, tampak badan pesawat yang memiliki warna putih itu sudah hancur berkeping-keping di atas rerumputan.
Terlihat juga pesawat itu, memiliki kode PK-IFP yang tertera pada bagian ekor yang dalam kondisi utuh.
Akibat insiden pesawat berukuran kecil yang jatuh di Tangerang itu, tiga orang meninggal dunia.
Ketiga korban, teridentifikasi bernama Pulung Darmawan sebagai Pilot, Mayor (Purn) Suwanda sebagai co-pilot dan Farid sebagai enginer.
Menurut polisi, posisi korban paska kejadian, dua di antaranya masih di dalam pesawat dan satu orang tergeletak di luar.
Pada Mei 2024, Polisi masih melakukan pendalaman terkait jatuhnya pesawat jenis Tecnam P2006T milik Indonesia Flying Club (IFC) di kawasan BSD Serpong.
Baca juga: Analisis Pakar Penyebab India Pilih Pesawat Tempur Su-57 Rusia Dibandingkan F-35 Amerika
Dalam perkembangannya, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masuk ke tahap analisa percakapan pilot pesawat latih yang jatuh di Lapangan Sunberst, BSD Serpong.
Dari situ, akan diketahui pembicaraan pesawat tipe Tecnam P2006T dengan nomor registrasi PK-IFP milik Indonesia Flying Club dengan petugas lalulintas udara itu. Termasuk percakapan dengan menara pengawas.
Hasil analisa nantinya akan melihat bagaimana sikap pesawat sebelum melakukan pendaratan darurat hingga menabrak pohon.
Sementara, hingga kini KNKT belum bisa memastikan dugaan penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
KNKT sudah mengirimkan investigator untuk melakukan penyelidikan soal insiden yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia itu.
Lembaga nonstruktural di bawah Presiden RI ini telah mengirimkan dua orang investigator untuk menginvestigasi kecelakaan tersebut.
Tim dari KNKT masih melakukan pengumpulan data-data untuk membuat peristiwa kecelakaan tersebut terang benderang.
Sejauh ini, KNKT belum mengetahui apakah ada kerusakan pada pesawat sebelum terjatuh.
Namun, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, mengungkapkan penerbangan pesawat Tecnam P2006T milik Indonesia Flying Club itu dalam rangka survei landasan baru di Bandara Salakanagara Tanjung Lesung.
Sebab, Indonesia Flying Club sebagai pemilik pesawat akan mengadakan sebuah acara.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah menerima laporan terkait Pesawat tipe Tecnam P2006T dengan nomor registrasi PK-IFP yang jatuh di Bogor.
Rute pesawat terbang ini, diketahui dari bandara Tanjung Lesung, Banten menuju bandara Pondok Cabe, Tangerang selatan.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, menjelaskan pesawat dengan nomor registrasi PK-IFP membawa tiga orang onboard (1 pilot, 1 copilot dan 1 teknisi).
Namun, ia menyebut, penyebab jatuhnya pesawat masih diinvestigasi oleh pihak KNKT sesuai ketentuan yang berlaku.
Sebagai informasi, pesawat yang jatuh lapangan di BSD, Tangerang Selatan, ternyata milik Indonesia Flying Club.
Indonesia Flying Club merupakan sebuah komunitas pecinta pesawat dan menyediakan sejumlah pesawat ringan untuk disewa khususnya jenis Cessna.
Komunitas pecinta pesawat terbang tersebut, juga membuka member di website resminya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Penampakan Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di TPU Benteng Ciampea Bogor, Sayap Mulai Dipotong
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Gita Irawan, TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.