Sabtu, 4 Oktober 2025

5 Populer Regional: Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Divonis Mati - Penumpang Lion Air Teriak Bom

Berita populer regional dimulai update kasus pembunuhan gadis penjual gorengan hingga penumpang Lion Air teriak bom.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
Kolase: Kompas.com/Istimewa, TRIBUNJABAR.ID/EKI YULIANTO, Tribun Jabar/Taufik Ismail, Tribunjatim-timur.com/Istimewa, Kompas.com/Miftahul Huda, kanal YouTube Tribunnews, dan Tribunnews.com/Reynas Abdila
BERITA POPULER REGIONAL - Berikut rangkuman berita populer regional selama 24 jam di Tribunnews.com. Dimulai update kasus pembunuhan gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar). hingga penumpang Lion Air teriak bom. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai update kasus pembunuhan gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar).

Kasus ini sudah masuk tahapan pembacaan vonis kepada terdakwa Indra Septriaman alias In Dragon (28).

In Dragon dinyatakan bersalah karena rudapaksa dan membunuh gadis penjual gorengan Nia Kurnia Sari (18), pada tanggal 6 September 2024 silam.

Kasus ini sempat menjadi perhatian publik hingga viral lewat media sosial.

Kemudian terungkapnya sosok penumpang Lion Air yang teriak kata bom saat di dalam pesawat Lion Air JT 308, pada Sabtu (2/8/2025) lalu.

Pelaku kala itu sedang melakukan penerbangan dari Merauke, Papua ke tujuan akhir Kualanamu Medan, Sumatera Utara, dengan transit terlebih dahulu di Makassar, Sulawesi Selatan dan Bandara Soekarno-Hatta.

Belakangan terungkap, pelaku diketahui bernama Herman (41), warga Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, yang pernah masuk rumah sakit jiwa (RSJ).

Berikut rangkuman berita populer regional selama 24 jam di Tribunnews.com:

1. Pembunuh Gadis Penjual Gorengan di Sumbar Divonis Mati, Ibunda Korban Tidak Mau Maafkan Pelaku

Indra Septriaman alias In Dragon (28) terdakwa pembunuh dan pemerkosa Nia Kurnia Sari (18), gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar), divonis hukuman mati.

Eli Marlina, ibu korban, mengatakan putusan hukuman mati itu setimpal dengan perbuatan terdakwa yang telah merenggut nyawa putrinya.

"Kalau dapat memang hukuman mati itu, agar setimpal dengan perbuatannya. Nyawa dibalas nyawa," ujar Eli Marlina ditemui di rumah kerabatnya.

Walau terdakwa dihukum mati, Eli tidak mau memaafkan pelaku.

"Sampai mati saya tidak akan memaafkan dia. Karena anak saya telah dibunuh oleh In Dragon, tidak akan mau memaafkan dia saya," sebutnya.

Saat menghadiri pembacaan putusan Elly berangkat bersama dengan saudaranya yang lain sebanyak lima orang menggunakan sepeda motor. Eli yang ikut mendengarkan putusan merasa puas dengan hasil tersebut.

Eli bercerita bahwa terdakwa pernah meminta maaf kepadanya pada saat sidang berlangsung. Namun, hal itu tidak membukakan pintu maaf untuk terdakwa.

Sampai saat ini, Eli dan keluarga besarnya masih dalam suasana berduka atas kepergian anaknya dengan cara yang sadis atas perbuatan terdakwa. Walaupun tidak ada mimpi bertemu Nia, tetapi putusan tersebut membuatnya merasa puas.

"Setelah putusan ada beberapa masyarakat yang berkunjung menyampaikan rasa simpatinya ke rumah. Tadi masih ada orang yang datang berziarah ke makam Nia, dimana datang dari Padang, Pasaman," ujarnya.

Eli menganggap terdakwa tidak memiliki rasa kemanusiaan dan hati nurani. Jika ada hati nurani tidak akan setega itu menghabisi nyawa anaknya, dan pastinya merasakan kasihan terhadap korban.

"Sedangkan dia tidak ada merasa kasihan, hukuman mati sudah cocok agar membuatnya merasa jera," pungkasnya.

Baca selengkapnya.

2. Demi Judol, Staf Keuangan PDAM di Cirebon Gasak Uang Kantor Rp3,7 Miliar, Sisa Rp88 Juta

KORUPSI PDAM CIREBON - Seorang staf keuangan PDAM Tirta Giri Nata Kota Cirebon berinisial AM (32) dibekuk aparat kepolisian karena diduga melakukan tindak pidana korupsi dengan total kerugian negara mencapai Rp 3,7 miliar. Uang miliaran tersebut justru dihabiskan untuk aktivitas trading online dan judi.
KORUPSI PDAM CIREBON - Seorang staf keuangan PDAM Tirta Giri Nata Kota Cirebon berinisial AM (32) dibekuk aparat kepolisian karena diduga melakukan tindak pidana korupsi dengan total kerugian negara mencapai Rp 3,7 miliar. Uang miliaran tersebut justru dihabiskan untuk aktivitas trading online dan judi. (TRIBUNJABAR.ID/EKI YULIANTO)

Staf Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Giri Nata Kota Cirebon, Jawa Barat berinisial AM (32) diringkus polisi.

AM diringkus polisi atas dugaan tindak pidana korupsi dengan total kerugian mencapai Rp3,7 miliar.

Uang tersebut digunakan AM untuk bermain judi online dan melakukan trading.

Trading merupakan aktivitas jual beli aset atau instrumen keuangan dalam waktu singkat untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual.

Ada beberapa jenis trading yang populer, seperti trading forex atau perdagangan mata uang.

Trading saham, trading kripto, hingga trading komoditas yang melibatkan barang seperti emas.

Jika investasi adalah jangka panjang, maka trading adalah jangka pendek dengan risiko yang tinggi.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar mengatakan, kasus ini terungkap setelah pihak internal PDAM mendapati ada kejanggalan.

Kejanggalan tersebut ada dalam proses pengajuan cek pemindahbukuan dana dari rekening BTN ke rekening BJB milik Perumda Air Minum Kota Cirebon.

"Dari sana dilakukan kroscek oleh internal, kemudian dilanjutkan audit oleh inspektorat, hingga ditemukan adanya penyelewengan dana," kata Eko, Senin (4/8/2025).

AM yang kini telah ditetapkan jadi tersangka ini menjabat sebagai staf keuangan sejak 2021 lalu dan mulai bekerja di PDAM pada 2014.

Sepanjang 2024 lalu, AM melakukan korupsi dengan lima cara.

"Yang pertama, pelaku mengurangi jumlah penerimaan tunai hasil pembayaran pelanggan melalui loket PDAM dan tidak menyetorkannya ke rekening perusahaan," jelas dia, dikutip dari TribunJabar.id.

Kedua, tersangka memotong nilai pembayaran transfer dalam laporan kas.

Baca selengkapnya.

3. Kronologi 2 Wanita Tewas Usai Karaoke di Kediri, Polisi: Keracunan Alkohol

Ilustrasi minuman keras.
ILUSTRASI MIRAS - Insiden tragis terjadi di tempat hiburan malam AR KTV & Cafe, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.  Tiga perempuan diduga mengalami keracunan alkohol saat pesta miras pada Jumat malam (1/8/2025). Dua dari korban meninggal dunia, sementara satu lainnya masih dalam perawatan intensif. (Tribun Jabar/Taufik Ismail)

Insiden tragis terjadi di tempat hiburan malam AR KTV & Cafe, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. 

Tiga perempuan diduga mengalami keracunan alkohol saat pesta miras pada Jumat malam (1/8/2025).

Dua dari korban meninggal dunia, sementara satu lainnya masih dalam perawatan intensif.

Kapolres Kediri Kota melalui Kasat Reskrim AKP Cipto Dwi Leksana mengatakan, hasil diagnosa awal dari pihak rumah sakit, para korban menunjukkan gejala keracunan alkohol setelah mengonsumsi minuman keras.

"Ini masih dugaan awal. Kami masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sisa minuman yang dikonsumsi," ujar AKP Cipto, Minggu (3/8/2025).

Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan rekaman CCTV untuk menelusuri kronologi lengkap.

Diketahui, sebagian minuman dibawa dari luar, sebagian lainnya disediakan oleh kafe.

Sebagai langkah pencegahan, polisi juga meminta pihak AR KTV & Cafe untuk menghentikan operasional sementara selama proses penyelidikan berlangsung.

Salah satu korban yang sebelumnya dirawat di ICU, berinisial G, dinyatakan meninggal dunia pada Minggu malam (3/8/2025).

Baca selengkapnya.

4. Anik Meninggal saat Nonton Karnaval, Suami Sebut Sound Horeg Berbahaya, Polisi Akui Beri Izin

SOUND HOREG - (Kiri) Tangkapan layar rekaman video memperlihatkan seorang wanita meninggal dunia saat nonton sound horeg di Lumajang dan (Kiri) Kasi Humas Polres Lumajang Ipda Untoro Abimanyu.
SOUND HOREG - (Kiri) Tangkapan layar rekaman video memperlihatkan seorang wanita meninggal dunia saat nonton sound horeg di Lumajang dan (Kiri) Kasi Humas Polres Lumajang Ipda Untoro Abimanyu. (Kolase: Tribunjatim-timur.com/Istimewa dan Kompas.com/Miftahul Huda)

Nasib pilu menimpa seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Anik Mutmainah (38).

Perempuan asal Kabupaten Lumajang, Jawa Timur itu, meninggal dunia saat menonton karnaval sound horeg.

Sound horeg merupakan sound system berukuran besar dengan volume sangat tinggi, sering kali dipasang pada truk atau kendaraan besar.

Istilah "horeg" sendiri dari bahasa Jawa yang berarti "bergetar" atau "berguncang.

Sound horeg ada untuk memeriahkan acara parade, karnaval, hiburan hajatan, hingga festival desa.

Seperti juga saat karnaval peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasiran, Lumajang, Sabtu (2/8/2025) malam, yang ditonton Anik dan keluarganya.

Suami Anik, Mujiarto mengaku istrinya dalam kondisi sehat saat menghadiri pertunjukkan sound horeg tersebut.

Anik tidak memiliki riwayat penyakit kronis.

“Saat nonton sound, istri saya sempat merekam video dan mengunggahnya ke Facebook."

"Sebelumnya tidak pernah mengeluhkan sakit apapun, bahkan tidak punya riwayat penyakit jantung,” katanya dikutip dari TribunJatim-Timur.com, Selasa (5/8/2025).

Mujiarto melanjutkan ceritanya, Anik tiba-tiba pingsan saat perayaan masih berlangsung.

Ia kemudian segera dibawa ke RSUD Pasirian, Lumajang, guna mendapatkan pertolongan medis.

Namun takdir berkata lain, Anik dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 22.00 WIB.

Baca selengkapnya.

5.  Sosok dan Ulah Herman, Penumpang Lion Air Teriak Bom, Masuk RSJ hingga Nginap Hotel Nggak Mau Bayar 

ANCAMAN BOM - (Kiri) Seorang pria penumpang pesawat Lion Air JT 308 dengan rute Jakarta - Kualanamu inisial Herman (41) diperiksa penyidik gabungan dari PPNS Kementerian Perhubungan dan Polresta Bandara Soetta atas kasus dugaan ancaman membawa bom di dalam pesawat pada Sabtu (2/8/2025) dan (Kanan) Tangkap layar video viral saat Herman meneriakkan kata bom saat di dalam pesawat Lion Air.
ANCAMAN BOM - (Kiri) Seorang pria penumpang pesawat Lion Air JT 308 dengan rute Jakarta - Kualanamu inisial Herman (41) diperiksa penyidik gabungan dari PPNS Kementerian Perhubungan dan Polresta Bandara Soetta atas kasus dugaan ancaman membawa bom di dalam pesawat pada Sabtu (2/8/2025) dan (Kanan) Tangkap layar video viral saat Herman meneriakkan kata bom saat di dalam pesawat Lion Air. (Kolase: Kanal YouTube Tribunnews dan Tribunnews.com/Reynas Abdila)

Berikut sosok Herman, penumpang Lion Air teriak bom yang videonya viral di media sosial.

Herman sebelumnya terekam kamera meneriakkan kata bom saat di dalam pesawat Lion Air JT 308, pada Sabtu (2/8/2025) lalu.

Dirinya kala itu sedang melakukan penerbangan dari Merauke, Papua ke tujuan akhir Kualanamu Medan, Sumatera Utara, dengan transit terlebih dahulu di Makassar, Sulawesi Selatan dan Bandara Soekarno-Hatta.

Pada akhirnya, Herman ditangkap Polresta Bandara Soekarno-Hatta dan berujung ditetapkan sebagai tersangka.

Tersangka tidak terbukti membawa benda mencurigakan, termasuk bom di dalam tasnya setelah diperiksa polisi.

Siapa Herman?

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Herman merupakan pria kelahiran 1984 atau kini berusia 41 tahun.

Ia berasal dari Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Herman diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa, bahkan ia sempat dirawat di rumah sakit jiwa.

"Informasi dari keluarga pelaku sempat dirawat selama 1 bulan di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, Jakarta," ujar Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Kombes Pol Ronald Sipayung kepada Tribunnews.com, Selasa (5/8/2025).

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved