Gugatan Wanprestasi ke Jokowi Berlanjut, Ini Sejarah Awal Mobil ESEMKA

Manufaktur Kreasi ini memang sudah tidak beroperasi apalagi berproduksi.

"Sebenarnya mau kita ajukan bukti juga. Karena hari ini agenda sidang masuk ke kesimpulan kami tetap berupaya maksimal menghadirkan unit mobilnya," tuturnya.

Sejarah Mobil Esemka

Dilansir dari laman resmi PT. Solo Manufaktur Kreasi, semua bermula dari sekelompok orang yang ingin membuktikan bahwa anak-anak Indonesia mampu membuat mobil sendiri.

Melalui pemikiran tersebut, terbentuklah sebuah komunitas bernama ESEMKA sebagai wadah pembuktian.

Kesempatan untuk mewujudkan pembuatan mobil tersebut pada akhirnya diamini oleh mantan Presiden Joko Widodo yang pada saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Hasilnya, ESEMKA Rajawali pada akhirnya digunakan oleh Joko Widodo sebagai kendaraan dinas meski setelah dilakukan uji kelayakan dan emisi ESEMKA Rajawali tidak berhasil lolos.

Namun, dengan semangat yang getol, pada akhirnya ESEMKA Rajawali berhasil lolos uji kelayakan dan emisi.

Seiring berjalannya waktu, ESEMKA akhirnya berpindah ke jalur Industri untuk dapat lebih mengembangkan diri beserta variasi produknya.

Berawal dari komunitas ESEMKA, akhirnya komunitas ini bertransformasi menjadi PT. Solo Manufaktur Kreasi yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.

Seluruh proses legalitas, perizinan, pengujian dan studi kelayakan dilakukan seperti perusahaan lainnya.

Sampai saat ini PT. Solo Manufaktur Kreasi telah memiliki izin untuk memproduksi 8 jenis kendaraan dengan berbagai variasi. 8 jenis kendaraan ringan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Esemka Bima 1.0 M/T
2. Esemka Bima 1.2 M/T
3. Esemka Bima 1.3 M/T
4. Esemka Bima 1.3 L M/T
5. Esemka Bima 1.8 D M/T
6. Esemka Digdaya 2.0 M/T
7. Esemka Garuda 2.0 (4x4) M/T
8. Esemka Borneo 2.7 D

Solo Manufaktur Kreasi juga mendaftarkan merek dan paten ESEMKA ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual untuk memastikan bahwa hanya ada 1 ESEMKA yang ada di Indonesia yaitu ESEMKA yang berada di Jawa Tengah, tepatnya di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah.

(mg/Rohmah Tri Nosita) (Tribunnews.com/Muhammad Deni Setiawan/Yohannes Liestyo)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)