Senin, 6 Oktober 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

HUT ke-80 RI Dibayangi Teror KKB Papua: Bandara Ditembaki, Pejabat Diancam

Papua memanas jelang HUT RI ke-80. KKB tembaki bandara, ancam pejabat, dan diduga balas dendam atas tewasnya komandannya.

TRIBUN PAPUA
KKB PAPUA - Aparat TNI-Polri berjaga di sekitar Bandara Bilorai, Intan Jaya, Papua Tengah, usai insiden penembakan oleh KKB, Rabu (23/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025, situasi keamanan di Papua kembali bergejolak. 

Republik Indonesia lahir sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus 1945, ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta di Jakarta.

Meskipun hampir genap berusia 80 tahun, namun, Indonesia masih diwarnai aksi gerakan separatis.

KKB atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua merupakan kelompok separatis yang ingin memisahkan diri dengan Indonesia. 

Salah satu upaya yang dilakukan adalah  melakukan serangkaian aksi kekerasan yang menargetkan fasilitas publik dan aparat negara. 

Aksi terbaru terjadi di Bandara Bilorai, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

Penembakan di Bandara Bilorai terjadi pada Rabu (23/7/2025) sekitar pukul 11.32 WIT.

Tembakan dilepaskan sebanyak empat kali dari arah terminal lama bandara yang sudah tidak difungsikan lagi. 

Saat kejadian, aparat gabungan tengah melakukan pengamanan rutin di sekitar area bandara.

"Tidak ada korban dalam kejadian ini, namun kami tetap waspada dan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menjaga keamanan," kata Brigjen Faizal Ramdhani, Kasatgas Ops Damai Cartenz 2025 kepada wartawan, Kamis (24/7/2025).

Petugas gabungan merespons tembakan dengan aksi balasan dan melakukan pengejaran terhadap dua pelaku yang diduga anggota KKB. Keduanya melarikan diri ke arah Kali Wabu dan masuk ke hutan.

Menurut laporan aparat, keduanya membawa senjata api pendek jenis pistol.

Aparat menduga kuat bahwa aksi penembakan ini merupakan bentuk balas dendam atas tewasnya Enos Tipagau, pimpinan KKB, dalam operasi penegakan hukum oleh Satgas Ops Damai Cartenz pada Sabtu (5/7/2025) di Kampung Baitapa, Distrik Sugapa.

Selain motif balas dendam, penembakan ini juga diduga sebagai bagian dari upaya KKB untuk mengganggu stabilitas keamanan di wilayah Papua Tengah menjelang perayaan nasional 17 Agustus mendatang.

Kekhawatiran akan ancaman lanjutan terus meningkat, seiring dengan meningkatnya ketegangan di wilayah rawan konflik tersebut.

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan waspada.

“Kepada masyarakat di Kabupaten Intan Jaya, kami mengimbau agar tetap waspada dan segera melaporkan hal-hal mencurigakan kepada aparat keamanan, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan demi terciptanya situasi kamtibmas yang aman dan damai,” tambah Kombes Yusuf Sutejo.

Baca juga: Sosok dan Sepak Terjang Male Telenggen, Anggota KKB Pembunuh Polisi & Warga Sipil di Papua

Serangkaian Ancaman dan Serangan KKB

Penembakan di Bandara Bilorai bukan satu-satunya insiden. Sebulan sebelumnya, pada 18 Juni 2025, KKB juga menembaki Bandara Aminggaru di Ilaga, Papua.

Serangan dilakukan oleh kelompok TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka), dengan dua kali tembakan ke arah bandara.

Meski tidak ada korban jiwa, serangan itu menegaskan pesan penolakan terhadap keberadaan militer di wilayah tersebut.

Ancaman juga datang secara terbuka terhadap pejabat tinggi negara. Pada 7 Juni 2025, KKB mengancam akan menembak pesawat yang membawa Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat melakukan kunjungan kerja ke Nduga.

Bahkan, pesawat sipil PK-ELM milik Elang Nusantara Air yang mengangkut Panglima Kogabwilhan III disebut sebagai target operasi. Pilot dan co-pilot pesawat tersebut kini bahkan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh KKB.

Baca juga: Satgas Cartenz: KKB Milenial Lebih Sadis, Serang Pemuka Agama hingga Rudapaksa Guru

Statistik Kekerasan Papua Januari–Juni 2025

Menurut data Komnas HAM Papua:

101 insiden kekerasan tercatat dilakukan oleh KKB.

43 korban tewas: 37 warga sipil, 4 anggota Polri, dan 2 anggota TNI.

47 korban luka-luka, termasuk warga sipil dan aparat.

27 kasus penembakan atau kontak senjata aktif terjadi sepanjang semester pertama 2025.

Situasi ini diperparah oleh ancaman terhadap pejabat Papua yang dianggap berpihak kepada pemerintah pusat.

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyatakan bahwa pejabat yang masih mendukung pemerintah Indonesia akan menjadi target serangan.

“Jika Presiden Prabowo Subianto beserta timnya bersedia untuk melakukan perundingan dengan kami, maka harus difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau pun lembaga-lembaga internasional yang diakui oleh dunia ataupun sebuah negara netral yang siap memfasilitasi kami untuk duduk di meja perundingan,” tegas Sebby Sambom, Jubir TPNPB-OPM.

Sebby menyebut alasan utama mereka membuka ruang dialog adalah demi kemanusiaan, agar lebih dari 97.000 warga sipil Papua yang terdampak konflik bisa kembali ke rumah dan mendapat akses bantuan kemanusiaan.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, menyatakan bahwa ancaman KKB terhadap pejabat Papua hanyalah bagian dari propaganda yang tidak perlu direspon berlebihan.

"Itu hanya propaganda gerombolan OPM. Tidak usah dihiraukan dan didengarkan," ujar Mayjen Kristomei Sianturi.

Kristomei juga menegaskan bahwa TNI tetap membuka ruang bagi anggota TPNPB-OPM yang ingin kembali bergabung dengan NKRI untuk membangun Papua secara damai.

"Tangan terbuka bagi saudara-saudara mantan anggota OPM yang menyadari kekeliruannya dan ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," kata Mayjen Kristomei Sianturi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved