Karhutla Riau 2025: Petugas Padamkan Api di Rohil, Pelaku Pembakaran Ditangkap di Kuansing
Karhutla kembali melanda Riau 2025 dengan 259 titik panas. Petugas berjibaku padamkan api di Rohil, Polda Riau tangkap pelaku pembakaran lahan.
TRIBUNNEWS.COM, RIAU – Provinsi Riau kembali dihadapkan pada masalah tahunan yang tak kunjung usai: Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Isu ini telah menjadi momok yang melanda Riau sejak lama, dengan catatan pada 1 Januari 2019 hingga 22 Februari 2019, sebanyak 858 hektare hutan ludes terbakar.
Bahkan, pada periode 2018-2019, Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim sempat menetapkan status siaga darurat selama delapan bulan hingga 31 Oktober 2019.
Enam tahun berselang, Karhutla kembali terjadi di tahun 2025.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), titik panas (hotspot) sebagai indikator Karhutla di Pulau Sumatra mengalami lonjakan tajam.
Pantauan satelit terakhir menunjukkan sebanyak 694 titik panas di Sumatra, dengan 259 titik di antaranya terdeteksi di Provinsi Riau.
Baca juga: Kapolri Terima Penghargaan LAM Riau atas Peran Tangani Karhutla
Penangkapan Pelaku Pembakaran Lahan di Kuantan Singingi
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah setempat untuk mengatasi Karhutla. Salah satu langkah konkret adalah penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan.
Kepolisian Daerah (Polda) Riau kembali menegaskan komitmennya dalam tindakan ini.
Kali ini, Polres Kuantan Singingi berhasil mengungkap dan menangkap seorang pelaku tindak pidana pembukaan lahan dengan cara membakar di Desa Kalimanting, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Kuantan Singingi merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Riau. Jarak Kuantan Singingi ke Pekanbaru, Ibu Kota Riau sekitar 165,2 Km. Belakangan ini, Kuantan Singingi sedang menjadi populer karena Pacu Jalur.
Pacu Jalur adalah perlombaan tradisional dayung perahu atau sampan atau kano terbuat dari kayu gelondongan utuh yg dibentuk menjadi perahu khas Rantau Kuantan yang berasal dari kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Indonesia.
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menegaskan bahwa penindakan ini merupakan bagian dari strategi "Green Policing" yang diterapkan secara konsisten oleh jajaran Polda Riau.
Strategi ini merupakan bentuk tanggung jawab terhadap perlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat dari bahaya asap serta kerusakan ekosistem.
“Setiap tindakan pembakaran lahan adalah bentuk kejahatan serius yang mengancam lingkungan, kesehatan publik, dan masa depan generasi mendatang. Polda Riau berkomitmen untuk tidak memberi ruang bagi pelaku-pelaku perusak lingkungan,” ujar Kapolda Riau pada Sabtu (19/7).
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Anom Karibianto, menjelaskan bahwa pelaku bernama Supardi alias Supar (59 tahun), warga Kota Pekanbaru, diamankan oleh Tim Satreskrim Polres Kuansing pada Sabtu, 19 Juli 2025, sekitar pukul 11.00 WIB.
Pelaku diketahui dengan sengaja membakar lahan karet miliknya untuk dialihfungsikan menjadi kebun kelapa sawit.
“Bersumber dari laporan masyarakat, petugas melakukan penyelidikan dan pengecekan ke lokasi. Setelah mengantongi identitas pelaku, tim melakukan penangkapan dan pelaku mengakui perbuatannya,” jelas Kombes Anom. Dalam penangkapan tersebut, turut diamankan dua potong kayu bekas terbakar dan satu buah mancis sebagai barang bukti.
Proses hukum terhadap Supardi kini tengah berjalan. Ia dijerat dengan Pasal 108 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 10 tahun dan denda maksimal Rp10 miliar.
Polres Kuansing juga telah melakukan sejumlah langkah lanjutan, termasuk pemeriksaan saksi, koordinasi dengan Kejaksaan, pengumpulan barang bukti tambahan, serta rencana gelar perkara.
Pemeriksaan ahli juga akan dilakukan untuk memperkuat unsur pidana dalam proses penyidikan.
Polda Riau mengimbau seluruh masyarakat, khususnya pemilik lahan dan pelaku usaha perkebunan, untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.
"Polda Riau akan terus melakukan patroli dan pemantauan secara intensif. Setiap pelanggaran akan kami tindak tegas tanpa pandang bulu. Melindungi Tuah, Menjaga Marwah, itulah semangat kami,” tegas Kombes Anom.
Masyarakat juga diajak untuk proaktif melaporkan apabila menemukan indikasi pembakaran lahan di wilayahnya.
Baca juga: BNPB Minta Warga Waspada! Banjir dan Karhutla Terjadi Serentak di Sejumlah Wilayah
Update Titik Panas dan Kondisi Cuaca di Riau
Forecaster on Duty BMKG Pekanbaru, Gita Dewi, mencatat pada Sabtu (19/7/2025) terdapat 259 titik panas di Riau.
Titik panas ini tersebar di sembilan kabupaten dan kota, dengan jumlah terbanyak di Rokan Hulu (Rohul) sebanyak 107 titik panas, disusul Rokan Hilir (Rohil) dengan 95 titik, Dumai 17 titik, Siak 15 titik, Kampar 10 titik, Pelalawan 7 titik, Bengkalis 5 titik, Kuantan Singingi 2 titik, dan Indragiri Hulu 1 titik panas.
Secara keseluruhan di Sumatra, sebanyak 694 titik panas terpantau tersebar di 10 provinsi, dengan Riau menyumbang jumlah tertinggi.
Provinsi lain yang juga memiliki banyak titik panas adalah Sumatra Utara (192 titik), Sumatra Barat (104 titik), Jambi (45 titik), Aceh (36 titik), dan Sumatra Selatan (30 titik).
Namun, ada kabar baik terkait penurunan jumlah titik panas. Prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru, Anggun R, melaporkan bahwa pada sore hari Jumat (18/7/2025), total hotspot di wilayah Sumatra menurun signifikan menjadi 160 titik, dari 694 titik pada pagi hari.
Meskipun terjadi penurunan secara regional, Provinsi Riau tetap menjadi penyumbang titik panas tertinggi dengan total 75 hotspot. Angka ini menunjukkan bahwa aktivitas Karhutla di Riau masih cukup aktif dan perlu diwaspadai.
Penyumbang hotspot terbanyak di Riau pada sore hari ini masih berasal dari Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 40 titik, disusul Rokan Hilir dengan 16 titik, dan Kota Dumai sebanyak 8 titik. Beberapa wilayah lain juga masih mencatatkan hotspot seperti Kampar (2), Siak (4), Pelalawan (3), Kuansing (1), dan Inhu (1).
Pantauan jarak pandang (visibility) di sejumlah wilayah di Riau masih dalam kategori aman. Pada pukul 16.00 WIB, jarak pandang di Pekanbaru mencapai 10 km, Rengat 8 km, Pelalawan 9 km, dan Tambang 10 km.
Namun, BMKG tetap mengingatkan potensi penurunan visibilitas jika kebakaran terus berlanjut dan angin membawa asap ke permukiman.
BMKG mengimbau semua pihak untuk tetap siaga terhadap potensi Karhutla, mengingat kondisi cuaca cerah dan angin kering yang masih mendominasi sebagian besar wilayah Riau. Patroli dan pengawasan di daerah rawan perlu terus ditingkatkan untuk mencegah kebakaran meluas.
Baca juga: Menteri LH Ungkap 184 Titik Panas Potensi Karhutla Terdeteksi di Beberapa Wilayah
Penyebab Munculnya Titik Hotspot dan Luasan Lahan Terdampak
Peningkatan hotspot ini tidak terlepas dari kondisi cuaca kering ekstrem dalam beberapa hari terakhir.
"Curah hujan di Riau berkurang drastis sejak empat hari yang lalu. Ini menyebabkan tanah dan hutan menjadi sangat kering dan rentan terbakar," ujar seorang forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Prakiraan cuaca selama tiga hari ke depan menunjukkan bahwa curah hujan di sebagian besar wilayah Riau masih akan tetap rendah, memperburuk risiko Karhutla.
Saat ini, Karhutla di Riau masih berkobar di lima kabupaten/kota, yaitu Rokan Hulu (Rohul), Rokan Hilir (Rohil), Pelalawan, Kampar, dan ibu kota provinsi Riau, yakni Pekanbaru. Petugas di lapangan tengah berjibaku tanpa henti untuk memadamkan api.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edy Afrizal, menyatakan bahwa hingga Jumat sore kemarin, api di beberapa lokasi masih belum dapat dipadamkan.
Tim Satuan Tugas Darat terus berupaya melakukan pemadaman, khususnya di Rokan Hilir (Rohil) yang situasinya sangat memprihatinkan, di mana kebakaran lahan terus berkobar sejak 14 Juli lalu.
Luas lahan yang terbakar di setiap daerah yang terdampak belum sepenuhnya terdata karena petugas masih memprioritaskan upaya pemadaman segera, terutama di Rohil. Sementara itu, Karhutla di Pekanbaru telah ditangani oleh tim BPBD Kota, mengingat fokus utama Tim Satgas Darat berada di Kabupaten Rohil.
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Karhutla Membara di Riau Termasuk Ibu Kota Pekanbaru, Luasan Lahan Terdampak Capai 510 Hektare,
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Karhutla Membara di Riau Termasuk Ibu Kota Pekanbaru, Luasan Lahan Terdampak Capai 510 Hektare,
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Riau Catat Rekor Hotspot Terbanyak se-Indonesia: Rohul dan Rohil Penyumbang Terbesar,
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Riau Masih Dominasi Titik Panas di Sumatera Meski Angka Hotspot Menurun,
Sumber: Tribun Pekanbaru
5 Fakta Kematian Tari, Anak Gajah Sumatera yang Viral: Kronologi hingga Banyak Warganet Ikut Sedih |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Jumat, 12 September 2025: Pagi Berawan, Malam Hujan Ringan |
![]() |
---|
Perkuat Kelembagaan Manggala Agni, Ini Langkah Strategis Kementerian Kehutanan Kendalikan Karhutla |
![]() |
---|
Polda Riau Dorong Pertambangan Rakyat Kuansing Diaktifkan, Dubalang Jadi Penjaga Ketertiban |
![]() |
---|
Gibran Makan Seafood Bareng Ratusan Driver Ojol Setelah Tinjau Panen Lobster di Batam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.